"Penerbangan Sipil?"
Fluke menganggukkan kepalanya. Membenarkan posisi kacamata hitamnya dan melihat kembali ke arah sekitar bandara yang terlihat asing. Perasaan yang menghangat, dan entah mengapa kedua matanya memanas. Ia merasa ingin menangis, merasa sangat takut untuk memulai tapi juga merasa sangat bahagia.
Kedua iris coklatnya menangkap pengawal sekaligus teman yang akan selalu menjaganya selama ia berada di Thailand. Mereka meributkan hal kecil yang setidaknya di matanya terlihat konyol dan cukup menghibur.
Fluke berjalan mendekat dan duduk santai sambil menunggu jam keberangkatan.
Sammy terdengar seperti kakak perempuan yang cerewet dan menyebalkan. Tapi, ia adalah orang yang sangat teliti dan perhatian dengan apapun yang menyangkut Fluke. Meributkan masalah pesawat sejak keberangkatan dari Jepang.
Fluke tak ingin tersenyum, ia ingin terlihat cool dan dingin. Setidaknya untuk menjaga wibawa dan harga dirinya. Tapi mendengarkan pertengkaran pengawalnya, ia tak bisa menahan senyumannya.
"Kau yakin? Kita punya privat jet, kalau kau lupa."
"Sam, please...."
"But Babe...."
"Kita mengawalnya bukan? Penerbangan sipil bukan masalah. Lagipula kita akan pergi ke pulau yang hanya melayani penerbangan kecil dan lokal. Please, stop naging okay..."
"But babe, my Fluke ...."
"Bisa diam tidak?" Prem yang sudah jengah mendengar pertengkaran suami istri itu, dengan ganas menyumpal bibir Sammy dengan lays yang tengah ia makan sejak tadi. "Tinggal naik saja, apa susahnya. Kita hanya akan ada dipesawat sekitar 45 menit. Please, Sammy. Itu sama sekali tidak lama."
"Tapi waktu tidak ada yang tahu, bisa saja..."
.
.
.
"Aduh!!! Panas ...... panas ...."
Suara Fluke mengganggu pendengaran tajam Sammy. Ia langsung menoleh dan melihat jika Fluke tengah membersihkan celana panjangnya dari air basah. Sammy melihat arah pandang Fluke.
Ia merasa geram.
"Hei!! Kau tak lihat dia disana. Kenapa bisa sampai kopimu itu menyiram temanku?" Sammy berbadan besar dan sedikit ganas. Ia langsung mendorong yang pelaku penyiraman hingga mundur beberapa langkah. "Bandara ini sempit, jangan bawa minum kalau kau tak bisa menjaganya dari tumpah. Lihat...."
Sammy menoleh ke arah Fluke. Ia lalu segera melepas kain syalnya untuk membersihkan celana fluke yang terkena tumpahan kopi. Sungguh kesal, karena Fluke memakai celana putih sehingga sangat terlihat. Basah dan coklat dimana - mana.
"Aww baby Fluke, maaf ya. Aku sibuk sendiri."
Fluke hanya tersenyum kecil dan menggeleng. Ia lalu melihat ke pelaku yang masih diam dan memegang cup yang telah kosong. Jauh di dalam matanya yang terhalang kacamata hitam itu, ia menatap tajam pada pemuda yang masih terdiam dan sepertinya sama sekali tak berniat mengucapkan maaf atau apapun itu.
"Yah, tidak ingin minta maaf hei tuan!!!!" Prem berjalan mendekati pemuda yang mengenakan kemeja biru yang hanya di balas dengan tatapan dingin. Ia mendorong bahu pemuda itu. "Kalau tahu salah, minta maaflah sebelum aku menem..."
"Prem..."
Suara Fluke menginterupsi kemarahan Prem. Boss mendekati Prem dan merangkulnya, berbisik pelan. "Bersikaplah...."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ANGEL #ohmfluke
FanfictionFluke is an angel form the dark world. Itulah yang tengah menjadi perbincangan diantara para anggota yang tengah berkumpul di ruangan gelap dan tertutup itu. Mereka mengira bahwa pimpinan baru mereka, akan sama dengan sang ayah tuan King Natouch, ta...