3. Duality

1.7K 203 42
                                    

"Selamat datang...!!!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sambutan anak - anak terdengar sangat meriah. Mereka bernyanyi lagu yang tak begitu jelas tapi terdengar sangat senang sekali. Fluke melihat ke arah Earth.

Pas sekali, Earth juga menoleh ke arahnya. Ia hendak tersenyum tapi, menahan diri. Fluke tahu, Earth adalah periang dan jiwa yang bebas dan selalu senang.

Tapi Fluke bukan seperti Earth.

Dia gelap, dan bahkan secuil keinginan untuk berubah menjadi periang dan selalu tersenyum seperti Earth tak pernah terlintas di pikirannya.

Fluke melihat Earth berjalan mendekatinya.

"Ayo, kau belum bertemu Ibuku kan?"
Fluke mengangguk pelan.

"Benar juga, dari tadi tidak terlihat." Sammy menyahut, sambil tetap mengunyah makanannya.

"Ibu sibuk menyiapkan tempat tidur. Jadi, karena kalian berempat Ibu mengusulkan untuk aku dan Fluke tidur satu kamar. Nanti Sammy akan dengan ibu dan dua lainnya akan di kamar tamu. Sepertinya cukup."

Fluke merasa tak enak. Ia tak memaksa untuk tinggal di tempat Earth, tapi ia ingin dekat dengan keluarganya.

Tapi mengingat rumah yang sempit...

"Daripada begitu, tinggal di pondokan milik kepala desa saja. Lebih luas dan nyaman. Tidak terlalu jauh juga."

Fluke menoleh. Ia hampir tersenyum. Menatap pemuda yang baru datang. Memakai kemeja putih dan topi jerami khas pantai sekali.

Lama tak melihatnya....

"P' Kao, di pondokan sana juga ada dokter Ohm 'kan?" Earth bertanya dengan sangat antusias.

Kao hanya mengangguk pelan. Ia melihat ke arah Fluke. Memberi kode kecil dengan gerakan mata yang sama sekali tak ketara.

"Kalau begitu kita akan tinggal di sana. Hanya tidur saja dan ibu akan bersama Sammy di rumah."

Sejujurnya, Fluke ingin menemui ibunya. Menanyakan banyak hal, tapi tak mungkin terburu _ buru. Ia harus mengatur waktu dan menggunakannya dengan hati -hati.

" Tapi ibu akan kesepian." Earth menunduk dan memainkan tangan Fluke yang sedari tadi ia pegang. "Atau begini saja, bagaimana kalau hanya Fluke yang di tempatku dan lainnya di pondokan."

"Hei.... Big no"

Sammy menyela dengan cepat.

"Aku akan bersama Fluke. Aku bisa membantu ibumu di rumah. Lagipula Boss adalah suamiku, jadi kami bisa satu kamar. Kau boleh sekamar dengan Fluke dan Prem akan di pondokan bersama P Kao. Bagaimana?"

"Wah, boleh juga. Jadi aku akan bersama Fluke dan ibu tidak akan kesepian."

Earth tersenyum kearah Fluke. "Baiklah. Sudah diatur. Katakan pada Prem." Fluke menoleh ke arah Kao.

Sejujurnya, Earth merasa heran, karena Fluke dan Kao terlihat saling mengenal bukan baru saja kenal.

"P Kao, mengenal Fluke?"

Kao tak menyahut, ia memukul pelan kepala Earth.

Ia kemudian berjalan menjauh, menuju ke kumpulan anak - anak yang tengah mengelilingi dokter tampan yang sedari tadi tak kehilangan fokusnya untuk melirik ke arah Fluke.

Damn!!!!

Fluke ingin mengumpat. Mengapa dokter itu ada di sana. Entah perasaan apa, tapi ia merasakan sesuatu yang aneh.

Ada benci, marah, kesal, ingin berteriak, ingin menangis. Tapi ia tak tahu apa. Dan kenapa dokter itu terus melihat ke arahnya.

"Ayo, kita menemui ibu "

DARK ANGEL #ohmflukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang