Ke esokan harinya, cahaya mentari telah memasuki sela sela jendela. Yang membuatt Lussya terbangun dari tidurnya.
"Mel..bangunn!" Ucap lussya yg membangunkan Pamellaa
"Aelahh ni anak.. bangunnn woyy" Lussya masih berusaha membangunkan Pamella dengan menggoyang2kan badan Pamella.
"Sumpah ya mel. Lu tidur ngebo benerr," Lantas Lussya kesal dan pergi beranjak dari kamar.
Tak selang beberapa menit Lussya beranjak dari kamar , Pamella pun terbangun.
"Hoaaaaaammmmm... perasaan tidur baru 5menit kok pagi cepet benerr yaa" Ucap Pamella sambil mengucek2 matanya yg baru terbangun dari tidurnya.
Setelah Pamella membereskan kamarnya, ia lantas beranjak ke kamar mandi. Kebiasaan setiap pagi seorang Pamella, ia selalu mandi terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan rumah. Karena menurut nya, ia bisa bermalasan jika ia tidak mandi.
Lain halnya dengan Lussya yg harus beres dulu semuanya baru mandi.
Pamella pun beranjak ke dapur untuk melihat sedang apa Lussya disana."Oalahh tuan putri nan geulis udah bangunn..." Ucap Lussya yg asikk memotong sayur.
"Abah mana??" Tanya Pamella tak menanggapi ucapan sindiran selamat pagi Lussya, yg mengejek dirinya.
"Heuhh, dasarr.. itu di depan." Kata Lussya.
"Ohh.." Lantas Pamella beranjak dari sana menuju keluar menghampiri Abah.
"Woiii.. gak ada niatan ngebantu gua nih?? Anjir laaa" Lussya pun merasa Pamella tak ada niatan untuk membantu nya di dapur.
Namun tak ada sautan sepatah kata pun dari Pamella yg terdengar.
"Gini nih kalo dulu emak nya ngidam batu es" Ucap Lussya sambil menggelengkan kepalanya.
Dan benar Pamella melihat Abah yg duduk santai membaca korang sambil meminum kopi hangatnya.
Suasana bandung pagi ini begitu sejuk bagi Pamella, pedesaan yg damai suasana yg tak pernah ada diperkotaan."Bah...baca apa?" Sapa Pamella dan duduk disebelah Om herman.
"Baca surat kabar neng. Neng ga bantu ussy di dapur??" Ucap abah lagi.
"Gak ah.. sesekali gitu ussy yg masak. Di kostan mah mella mulu bahh." Alibi seorang Pamella yg membuat Om herman tertawa kecil.
"Aahh masa iya neng?? Terus, kerjaan nya si budak geulis abah satu lagi teh ngapain??" Tanya Om herman lagi.
"Tidur, makan, terus pergi ninggalin mella sendiri di kostan bah" jawab Pamella.
"Mulai ngaduhh lu yaa ngaduuhhhh. Pantesan perasaan gua kok ga enak dibelakang dari tadi." Ucap Lussya yg sedang berada di balik pintu . Ia sedari tadi mendengar pengaduan saudara nya tersebut.
"Masakkan lu ntar gosong loh kalo suka ngupingin obrolan orang" ejek Pamella lagi. Yg memang sedari tadi sudah melihat Lussya yg menguping pembicaraan nya dengan Abah.
Sontak Lussya memukuli kepala Pamella dengan spatula yg ia pegang. " nohh mamam, yg suka ngadu." Ucap lussya dan berlari ke belakang karena Pamella mengejarnya.
"Hadehhh dasar budak2 mah.. mau gimana pun kalian.. abah tetap anggap kalian anak kecil. Hmm liat atuh tehh anak teteh udah tumbuh besar sekarang jadi neng geulish, mirip sama teteh. Andai ajaa teteh masih hidup.." Ucap Om herman yg terharu dengan mata berkaca kaca melihat keponakkan nya itu.
Setelah selesai semua sarapan pagi, Abah pun sudah beranjak pergi ke balai desa untuk bekerja. Dan datang lah mobil seorang Mario yg menghampiri rumah nya Om herman.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Pamella
Dla nastolatkówPamella Awskinky namanya. Siapa yg tidak kenal akan kecuekkan dan kedinginan wanita ini. Kehidupan nya memiliki kisah rumit sejak ia masih kecil. Dan ia tidak mempercayai apa itu sebuah KEPERCAYAAN. . . Akankah ada seseorang yg dapat merobohkan bong...