Chapter 8

452 13 6
                                    

COBAAN .

" Ini orang ngeselin banget sich , giliran dibutuhin aja gak telfon . Dan kalau gak dibutuhin , telfon kagak ada habisnya , " kesal Bulan sambil mondar - mandir diteras rumahnya .

Memang sejak percakapan di telfon beberapa hari yang lalu sampai sekarang Bintang belum lagi menelfon Bulan . Jangankan telfon atau datang kerumah , sms , Line , WeChat dan WA pun gak ada .

" ngapain kamu Dek , mondar - mandir kayak setrikaan . Bikin pusing tau ,

" Abang diem aja dech , aku lagi pusing nich , " sungut Bulan sambil duduk disamping Abangnya , Langit .

" pusing kenapa ? "

" Kak Aang ,

" kenapa Aang ? " potong Langit cepat .

" tau tuch orang kemana , gak ada kabar berita sama sekali , "

" sibuk kali , "

" tau ah , pusing , " Bulan beranjang dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam rumah .

" Kaki kamu sudah gak apa - apa dek ? " tanya Langit setengah teriak yang dijawan dengan teriakan juga oleh Bulan , " syukur dech kalau begitu , " .

Di belahan kota Ibu kota yang lain , tepatnnya disalah satu cafe terlihat sepasang anak manusia yang tengah duduk berhadapan . Keduanya seperti sepasang kekasih yang tengah memadu kasih . Sesekali tawa tercipta disela obrolan santai mereka . Ya ... sepasang anak manusia ini adalah Bintang dan Tata . Sepulang dari ketemu klien tadi , Bintang menemui Tata yang mengajaknya untuk bertemu .

" Em ... ngomong - ngomong gimana soal bantuan itu , Beib ? " tanya Tata . Tawa Bintang seketika hilang dan yang terdengar hanya helaan nafasnya , " sepertinya sia - sia saja aku meminta tolong sama kamu , "

" Ta , tunggu dulu . Aku bisa jelaskan semuanya ke kamu , " Tata yang tadi beranjak bangun dari duduknya pun kembali duduk lagi , " aku belum bicara soal tunangan kamu ini sama Ayah , Beliau masih sibuk , "

" sibuk ? " Bintang menganggukkan kepalanya , " sibuk ngurusin pernikahan kamu ? "

" ya ... ya seperti yang kamu tau kalau aku bentar lagi mau nikah , "

Tata tersenyum sinis , " secantik apa sich wanita itu sampai kamu secepat itu memutuskan untuk menikah ? "

" yang jelas dia tak secantik kamu , " kata itu meluncur begitu saja dari mulut Bintang , lirih nyaris tak terdengar tapi Tata bisa mendengarnya dengan jelas dan juga mendesak Bintang tentang sosok wanita yang bakal jadi istri mantannya ini .

" em ... ngomong - ngomong , kemana bocah tengil yang biasanya ngintilin kamu , tumben gak pernah kelihatan ? "

" bocah tengil ? "

" iya si Bulan , " seketika Bintang terdiam , dia baru sadar kalau beberapa hari ini dia sudah melupakan sosok yang bakal menjadi pendamping hidup ya .

" a .. ada kok dirumahnya , dia lagi sakit , " sakit ... Bintang sampai melupakan hal yang satu ini , " Ta ... sepertinya aku harus pergi sekarang , " tanpa menunggu jawaban dari Tata , Bintang pun langsung berlalu meninggalkan Tata sendiri .

Tata memandang kepergian Bintang dengan senyuman sinis . Sosok manis dan ramah yang beberapa saat lalu dia tunjukkan ke Bintang hilang seketika .

" halo ... iya , aku tunggu di apartemen , " Tata bangun dari duduknya dan berjalab keluar dengan senyuman yang maaih setia menghiasi bibirnya . Tatapan aneh orang yang melihatnya tak dia hiraukan .

*****

Sepulang dari pertemuannya dengan Tata rencananya Bintang akan menemui Bulan , tapi niatannya dia urungkan karena sang Bunda memintanya untuk pulang kerumah . Ternyata sang Bunda ingin menunjukkan undangan pernikahannya dengab Bulan yang sudah jadi dan siap untuk di sebar mengingat pernikahan mereka yang tidak lama lagi .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULAN dan BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang