Chapter 6

271 11 0
                                    

PERCAYALAH .

" Pak Surya pasti sudah dikasih tau sama Langit tentang maksud kedatangan kami Bukan ? " Pak Adiyaksa mulai berbicara serius tentunya setelah sebelumnya berbasa - basi menanyakan kabar masing - masing .

Pak Surya tersenyum dan menoleh ke arah Bulan yang tiba - tiba terdiam sambil memegang gelas yang berisi minuman , " kalau saya ya Pak Adi , semua keputusan ada ditangan Bulan , "

" nah Bulan , bagaimana ... kamu mau kan jadi menantunya Bunda ? " kini giliran Bu Anisa yang buka suara .

Bulan yang sudah kembali ke alam sadar langsung menoleh ke arah Bu Anisa yang saat ini tengah menatapnya penuh harap , " Bulan mau bicara sama Kak Aang dulu boleh ? " terlihat keraguan diwajah Bulan saat dia bicara .

" iya silahkan , " Bulan menoleh kearah Aang dengan tatapan membunuh yang ditatap sendiri malah senyum - senyum tidak jelas .

Bulan keluar rumah dan diikuti Bintang dibelakangnya . Saat mereka berdua sudah berada diluar , Bulan langsung saja membalikkan tubuhnya dan menjewer telinga Bintang . Dan bukan iku saja , dia juga langsung membungkam mulut Bintang agar teriakannya tidak terdengar sampai dalam .

" em ... em ... kit , " kata Bintang dibalik bungkaman tangan Bulan .

" Kak Aang sich , aneh - aneh . Pakai acara datang bawa Bunda sama Om Ayah lagi , " Bulan masih membekap mulut Bintang dan tanpa melepas jeweran ditelinganya . Bintang sendiri masih berusaha untuk melepas bekapan dan jeweran Bulan , " Aku bakalan lepasin tapi Kakak harus jelasin sejelas - jelasnya maksud dari semua ini , " Bintang hanya mampu menganggukka kepalanya . Sedetik kemudian Bulan melepaskan jeweran dan juga bekapannya .

" sakit tau , " Bintang mengelus telinganya yang tadi di jewer .

" biarin , "

" ayo kita duduk dan kakak akan jelaskan semuanya ke kamu , " Bulan mengikuti ajakan Bintang dengan duduk dibangku yang ada didekat pohon mangga halaman rumahnya .

Mereka berdua hanya diam , belum ada yang memulai bicara . Dari dalam sendiri terdengar suara gelak tawa yang kedengarannya sangat bahagia .

" Kak .. " Bulan memberanikan diri untuk memanggil Bintang .

" apa , " jawabnya singkat .

" katanya mau jelasin , kok malah diam ? " terdengar helaan nafas , Bulan menoleh dan menampilkan wajah manyunnya .

" Abang kamu pasti sudah bilang kan soal rencana kakak yang mau ngelamar kamu , " Bulan menganggukkan kepalanya , " dan pasti kamu setuju kan kalau kakak jadi suami kamu , " goda Bintang dengan senyuman jahil , Bulan yang mendengar langsung bergidik dan melototkan matanya .

" Kak , " Bulan memutar tubuhnya hingga dia kini berhadapan dengan Bintang yang saat ini tengah menatapnya , " kakak gak bercanda kan buat jadiin Aku sebagai istri kakak ? bukan karena putus dari Tratata juga kan kakak jadi kayak gini ? " cecar Bulan .

Bintang meraih tangan Bulan , " lihat mata kakak , " dengan ragu Bulan memberanikan diri menatap ke arah mata Bintang , " kakak serius sama kamu , kakak mau kamu jadi istri kakak , "

" tapi Kak ....

" tapi kenapa ? " potong Bintang dengan cepat .

" kenapa kakak milih aku buat jadi istri kakak , bukannya diluar sana banyak perempuan yang sempurna dan cantik serta kaya yang mengejar kakak , "

Bintang tersenyum dan menyelipkan rambut Bulan yang menutupi sebagian wajahnya , " karena kamu orang baik jadi kakak milih kamu , "

" tapi Kak ...

BULAN dan BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang