♡HAPPY READING♡
Follow : AinaAnisaIstigfari
Instagram : @ainaanisaa__Klik vote sebelum baca yaa♡ Komentar setelah bacanya juga jangan lupa, terimakasii.
Selamat membaca ulang cerita Alvaro❤
-o0o-
Beberapa kali Tasya mendengus kesal. Karina---Mamah Tasya sengaja tak membangunkan dirinya, kini arloji ditangannnya sudah menunjukan pukul 07:15.
Dengan cepat Tasya berlari kedalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
Tak sampai sepuluh menit, kini Tasya sudah siap dengan seragam juga Tas-nya.
"Mamah mana, Bang?" tanya Tasya pada Farrel---Kakak kandung Tasya.
Farrel yang sedang duduk santai disofa ruang tv itu membelangkak terkejut.
"Lo ngapa masih dirumah, anjir"
"Gara - gara mamah nggak bangunin gue sialan, Mana udah setengah delapan. Mampus gue"
"Mobil lo dipake papah, mobil dia mogok dan karena tadi buru - buru, jadi dia pake mobil lo."
Tasya berdecak, "Lah terus gue berangkat naik apa?"
Tasya menyodorkan tangannya didepan Farrel, "Kunci motor lo" pintanya.
"Gaada. Motor gue dirumah temen"
"Anjir pelit lo. Cepet sini, udah telat ni gue"
"Gaada Tasya."
Tasya berdecak, enggan berdebat lebih lama dengan Farrel, langkahnya kini dengan segera beranjak keluar rumah dan berniat berangkat menggunakan angkutan umum.
Sambil menunggu, jarinya dengan lihai mengotak - atik benda pipih miliknya.
Tak lama, sebuah motor melintas dan berhenti tepat didepannya.
"Butuh tumpangan?" tanya laki - laki yang wajahnya tertutup helm full face.
Tanpa pikir panjang, Tasya mengangguk dan beranjak mengambil posisi duduk dibelakang pengemudi itu.
Tak ada obrolan diantara keduanya, hingga motor ninja itu berhasil memasuki sekolahnya.
Sebelum beranjak, tangan Tasya terlebih dahulu ditahan oleh laki - laki itu.
"Daffa XI ips1" ucapnya memperkenalkan diri sembari menyodorkan sebuah kertas kecil.
"Apa ini?"
"Nomor handphone gue, hubungi gue kalo lo butuh sesuatu"
Tasya mengangguk. Menerima kertas tersebut, "Tasya XI ipa1"
"Tau" sahut Daffa
Tasya menautkan alisnya bingung, "Tau?"
Gemas melihat ekspresi Tasya buat Daffa bergerak mencubit kedua pipi gadis itu, "Siapa sih, yang nggak kenal lo? gadis cantik anak dari yang punya yayasan sekolah? atau gadis cantik yang hobinya bolos?" ujar Daffa sembari terkekeh.
Mendapat tinjuan dari Tasya buat Daffa menghentikan tawanya, "Udah - udah, ampun"
Tasya berdecak, "Makasih tumpangannya" ucapnya sambil memutar bola matanya malas.
Daffa mengangguk, "Sama - sama, Tasya. Mau diantar kekelas, nggak?"
"Nggak usah. Makasih." katanya penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO [COMPLETED]
Teen Fiction'Menjadi sebab bahagiamu adalah tujuanku' Katanya masa putih abu-abu adalah masa-masa paling mengesankan, karena disini adalah waktu terakhir kita duduk dibangku sekolah, namun berbeda dengan Anastasya. Semuanya berawal karena perjodohan konyol oran...