Di lain waktu, seorang lelaki tampan tampak begitu tenang dalam dunianya sendiri. Ya, dia bernama Ghani.
Ghani saat ini sedang duduk anteng di bangku taman sekolahnya pada saat jamkos kelas, entah mengapa dia lebih memilih menyendiri di taman ini daripada harus mendengarkan keributan dikelasnya dan ikut-ikutan membuat rusuh seperti sahabat-sahabatnya itu. Memejamkam mata sambil nikmati semilir angin pagi yang begitu asri, menenangkan sejenak pikiran.
Namun, aktivitasnya terganggu saat sahabat-sahabatnya berjalan menuju tempat dimana ia berada sekarang sambil meneriaki namanya. Mengganggu saja~gerutunya.
"Woi Ghan, ngapain lo disini?" tanya Dafa.
"Jelas-jelas lo liat dia lagi tidur bego!" semprot Alex
"Ya gue tau dodol, maksud gue ngapain dia tidur disini. Kayak kaga punya rumah dengan fasilitas lengkap ni bocah."
"Ya suka-suka dia lah." cerocos Alex
"Kok dari tadi lo yang nyaut sih?". Geram Dafa. Sedang kan Fatah dan Ghani melihat pertengkaran unfaedah mereka dengan malas.
"Berisik lo pada." akhirnya Ghani membuka suara dan lantas pergi meninggalkan mereka
"Gara-gara kalian sih, Ghani jadi pergi kan!" hardik Fatah.
"Kok gue? Alex noh yang salah!" tak terima Dafa
"Lo lah!" Alex juga tak mau kalah. Dan begitulah seterusnya mereka saling menyalahkan satu sama lain dan tidak ada yang mau mengalah. Seperti anak kecil yang tak terima dituduh memasukkan bola kedalam got.
Fatah yang melihat pertengkaran mereka, akhirnya pergi menyusul Ghani menuju kelasnya. Sedangkan Dafa dan Alex yang melihat telah ditinggalkan dua sahabatnya itu memilih untuk menyusul Ghani juga.
Akhirnya pertengkaran mereka berakhir. Huuftt
****
Beda hal nya dengan Fiya saat jamkos kelas, ia lebih memilih untuk tidur di perpustakaan. Awalnya ia berniat untuk membaca buku di perpustakaan, karena kantuknya yang sangat tidak bisa di tahan akhirnya ia pun terlelap dengan buku novel sebagai penutup wajah.
Sementara di kelas, Hera sangat kelimpungan mencari Fiya karena semenjak 20 menit yang lalu, Fiya belum kembali ke kelas padahal pamitnya hanya untuk pergi ke toilet.
Akhirnya dengan tergesa-gesa Hera menyusul Fiya, namun saat sudah sampai toilet dan mengubek-ubek di dalam toliet tidak melihat batang hidung Fiya sedikitpun. Dan itu membuatnya semakin khawatir. Setelah berpikir keras akhirnya ia punya tujuan kemana harus mencari Fiya. Akhirnya ia pun segera ke sana.
Dan benar saja Fiya ada di sana sedang bermimpi indah, padahal daritadi ia sudah khawatir takut-takut Fiya hilang di gondol kucing. Dengan ide jailnya dia mengerjai Fiya agar bangun dari mimpi indahnya.
"Kebakaran-kebakaran!". Ucapnya berteriak tepat di telinga Fiya. Sontak saja teriakan itu membuat Fiya bangun dari tidurnya dengan wajah panik. Dan melihat wajah panik sahabatnya itu membuat Hera tak tahan lagi untuk menahan ketawa.
"Bwhaahhahahah komuk lu njir lucu amat." ledeknya
"Iiih setan banget lo, gue udah jantungan tau ga!." marah Fiya saat mendengar kewata serta ledekan dari Hera.
"Lagian elo, gue udah khawatir banget gegara lo belum balik dari toilet takutnya lo di culik terus dimasukin goni terus di bawak ke gedung tua terus ga dikasih makan terus di mutilasi terus ga ada lagi deh sahabat yang langka macem lo. eh gataunya pas di cariin lo disini. Kan bangsat." celotehnya panjang lebar.
"Anying banget doa lo barusan, maaf tadi gue bohong bilang ke elu mau ke toilet soalnya pas gue bilang ke lo mau ke perpus entar lo ngintilin gue. Kan lo tau gue kalo lagi mood baca ga suka rame ya meskipun cuman lo doang." ujarnya menjelaskan.
"Terus kenape lo malah tidur maemunah?" tanyanya penuh selidik.
"Heheheh gue ngantuk banget tadi malem gue begadang gegara baca novel trus di lanjut nonton drakor."
"Jam berapa emangnya lo tidur?"
"Jam 5."
"Wanjirr gile parah lu tong, gue aja kagak pernah sampek pagi gitu sayang mata gue. Lo pasti ga sholat subuh kan?" tuduhnya."Enak aja lo ngomong, gue sholat dulu baru tidur."
"Oh, yaudin balik kelas cus?"
"Kuy lah gas keun, tapi bentar gue mau ngambil buku dulu untuk ntar gue baca dirumah." Izinnya.
"Sastra lagi?". Ga heran emang Hera kalo sahabatnya ini suka sekali sastra dan sejenisnya baik itu novel,buku puisi dll.
"Iya nih soalnya stok buku yang gue baca pada udah selesai."
"Oh yaudah cus buruan."
Setelah kembali dari perpustakaan, tidak lama kemudian bel pulang berbunyi. Para murid di pulang kan lebih cepat dari jam pulang sekolah biasanya di karenakan para guru akan melaksanakan rapat. Dan inilah saat yang di nantikan para murid karena mereka punya waktu untuk hangout atau pulang kerumah untuk tidur seperti yang di lakukan Fiya.
Saat Hera dan Fiya akan melewati koridor kelas Ghani, mereka melihat Ghani baru saja keluar dari kelasnya. Sementara Fiya sudah akan lari menuju Ghani, namun terurungkan karena cekalan tangan Hera.
"Mau kemana lo, buru-buru amat?" selidiknya sambil memerhatikan arah pandang Fiya dan Hera sudah menebaknya.
"Biasa lah ketemu doi." jawabnya sambil senyum-senyum seperti orang gila. Dan tanpa ada yang perlu di bahas lagi akhirnya Fiya menghampiri Ghani sambil berlari karena tampaknya lelaki itu sudah jauh dari arah pandang Fiya namun masih bisa kelihatan.
Setelah berhasil menghampiri sang Doi, Fiya dengan gaya centilnya seperti biasa terus-terusan menggoda Ghani.
"Hai Ghan, hari ini pulang bareng lagi yuk." ajaknya dengan sangat PD.
"Ga." tolak Ghani mentah-mentah. Namun bukan Fiya namanya kalau menyerah begitu saja. Dengan segala cara ia kerahkan agar Ghani mau pulang bersama dengannya walaupun harus dengan paksaan, ya tapi gapapa setidaknya ia bisa pulang bareng bareng Doi nya.
"Yayayaya, hari ini aku kelupaan bawa uang jajan jadinya ga ada ongkos deh."
"Jalan kaki."
"Masaan kamu tega sih ngeliat perempuan jalan kaki sendirian, nanti kalo ada preman yang mau nyulik aku gimana?"
"Sepanjang jalan lo bisa doa supaya ga di culik." Dalam hati Fiya terus menggerutu ucapan sabar.
"Kalo misalnya aku kenapa-napa gimana? Ntar aku pegel Ghani kalo harus jalan kaki, jarak dari sini ke rumah aku itu jauh banget dan kamu tau itu."
"Doa dan urut betis lo kalo pegel." Tolaknya.
"Iih kamu mah, aku janji deh kalo aku bawak ongkos ga bakal ngajak pulang bareng lagi." sambil mengeluarkan pup eyesnya.
"Tapi aku ga janji bakal selalu bawa uang, supaya aku bisa pulang bareng sama kamu terus." lanjutnya.
"Gila, lo pikir gue ojek lo apa?!" hardik Ghani.
"Kamu bukan ojek aku, tapi kamu pangeran berkuda putih aku." ucapnya dengan nada centil.
"Hayuuk atuh kang kita pulang, kalo kita debat terus nanti ga bakal pulang-pulang sampek besok. Yayaya pulang bareng lagi please." mohon nya yang terakhir kalinya karena kalo sampek Ghani menolak lagi ia harus rela jalan kaki yang jaraknya jauh dan harus menahan kantuk sepanjang jalan.
"Hmm." diluar dugaan Fiya, Ghani mengiyakan ajakannya meskipun hanya deheman sebagai jawaban.
Akhirnya mereka pulang bareng dan selama perjalan Fiya tidak bisa menahan kantuknya, alhasil ia pun tertidur dalam boncengan Ghani.
Setelah melakukan perjalanan 20 menit karena Ghani tidak mau mengambil resiko kalo sampai anak orang jatuh dari motornya karena ngebut, lagipula ia tidak tega melihat Fiya tertidur sangat pulas dalam boncengannya dan kelihatan sekali bahwa Fiya sangat lelah. Akhirnya mereka sampai di rumah Fiya dan Ghani segera membangunkan Fiya dari tidurnya agar Fiya cepat masuk dan melanjutkan tidurnya yang tertunda tadi.
Tak lupa Fiya mengucapkan terima kasih kepada Ghani dengan wajah bantalnya. Dan itu menurut Ghani sangat lucu.
Jangan lupa follow, vote dan komen yaa😍Aku up sesuai dengan mood

KAMU SEDANG MEMBACA
AlGHANIYA [ON GOING]
Roman pour Adolescents[FOLLOW, BACA, VOTE DAN KOMEN YA GUYS JIKA KALIAN SUKA. DILARANG PLAGIAT!!!!] Kisah ini bukan tentang badboy ataupun badgirl, melainkan tentang Ghani si cowok biasa saja yang di sukai oleh gadis bernama Fiya si bar-bar dan tidak pantang menyerah unt...