Part 9

1K 145 12
                                    




Yeri berniat untuk pergi ke rumah Sohyun, karena semalam Sohyun menghubunginya dan mengatakan jika dirinya sudah pulang ke rumah. Tapi sebelum itu Yeri ingin membelikan sesuatu untuk di bawa ke rumah Sohyun.

Saat sedang asyik memilah milih syall mata Yeri langsung jatuh cinta pada syall berwarna biru langit yang di lilitkan pada patung. Tapi tangan orang lain malah lebih dulu mengambilnya hingga Yeri tak sadar jika dirinya berteriak untuk menghentikan orang itu.

"Hehe...mian," ucap Yeri pada semua orang yang memperhatikannya.

Sedangkan orang yang mengambil syall itu kembali berjalan untuk pergi, Yeri pun mengejar orang tersebut dan berhasil menahannya sebelum ke tempat kasir.

"Anda siapa?" tanya pria tinggi yang memiliki kulit seputih susu, Yeri yang terpesona hampir lupa dengan tujuannya.

"Itu!" tunjuknya pada syall yang ada di tangan si pria.

"Bisakah kau memberikannya padaku?" pinta Yeri.

"Aku lebih dulu melihatnya darimu, tapi karena kau terlalu cepat mengambilnya." rengeknya seolah Yeri merengek pada ibunya.

"Bisakah kau memberikannya padaku?" tanya Yeri sekali lagi.

Si pria hampir saja mengeluarkan tawanya saat melihat raut wajah Yeri yang seperti anak kecil. Dia pun memberikan syall tersebut pada Yeri yang membuat Yeri tersenyum senang.

"Wahhh jinja! Terimakasih banyak." ucap Yeri dengan membungkukan tubuhnya berkali-kali.

"Siapa namamu?" tanya Yeri.

"Jaehyun, Jung Jaehyun."

Pria dengan postur tubuh tinggi dan memiliki kulit yang seputih susu membuat ketampanannya semakin bertambah saat dia tersenyum manis ke arah Yeri.

"Gomawo Jung Jaehyun-ssi" ucap Yeri dengan senyuman manisnnya.

Saat Yeri akan berbalik bahunya di tahan Jaehyun dan ternyata pria itu menanyakan nama Yeri.

"Eoh..nde, namaku Kim Yerim, kau bisa memanggilku Yeri."

Setelah mengatakan namanya Yeri pun meminta ijin untuk pergi lebih dulu. Dia pergi ke tempat kasir dengan senyum merekah di bibirnya.

.....

Nenek Park menyuapi Sohyun dengan bubur yang di buat olehnya dan mengatakan pada Sohyun jika bubur ini adalah bubur favorite Jimin jika pulang ke rumah nenek.

Sohyun menyentuh tangan nenek dan entah kenapa Sohyun merasa matanya panas dan ingin menangis.

"Ada apa sayang?" tanya lembut sang nenek.

Sohyun memeluk sang nenek, "Aku sangat merindukan perhatian seperti ini, nek"

Nenek langsung membalas pelukan Sohyun lalu mengatakan jika Sohyun akan selalu mendapatkan perhatian dari nenek setiap hari. Tak lama Jimin datang dan melihat istrinya yang sedang berpelukan dengan sang nenek.

"Sohyun! Kau dimana?!"

Nenek dan Sohyun terkejut dan langsung melepaskan pelukan mereka.

"Siapa yang teriak-teriak?" tanya nenek sambil melihat ke arah belakang, dan melihat Jimin yang mengangkat bahunya.

"Jimin, sejak kapan kau di sana?" tanya Sohyun.

"Saat kalian saling berpelukan tanpa mengajak ku." jawab Jimin dengan wajah cemberutnya.

Suara teriakan itu kembali terdengar dan membuat nenek berdiri untuk menemuinya tapi di cegah Sohyun.

"Iti temanku, Yeri hihi..."

Jimin dan nenek tak habis pikir jika Sohyun memiliki teman yang bersuara seperti itu.

"Kalau begitu nenek akan menyuruh temanmu datang kemari."

"Terimakasih nek."

Jika nenek keluar dari kamar sebaliknya Jimin, dia masuk dan duduk di dekat Sohyun. Tangannya menyentuh pipi Sohyun lembut.

"Apa sudah lebih baikan?"

Sohyun mengangguk.

"Aku sudah menangkap orang yang menculikmu, jadi kau tak perlu memikirkannya lagi."

"Terimakasih Jimin."

"Apa seperti itu caramu berterimakasih?"

Sohyun tidak mengerti.

Jimin mengarahkan tangan Sohyun ke pipinya, seolah dirinya meminta Sohyun untuk melakukan terimakasih di pipinya.

"Apa maksudmu Jimin?" tanya Sohyun yang masih tidak mengerti.

"Cium aku!"

Pipi Sohyun langsung memerah tapi Jimin terus saja menyuruh Sohyun untuk menciumnya. Saat Sohyun akan mencium pipi Jimin saat itu Jimin langsung membalikan wajahnya hingga bibir Sohyun menyentuh bibirnya. Tak melepas kesempatan Jimin langsung melumat lembut bibir Sohyun dan mencoba untuk membuat Sohyun membalasnya.

Lumatan demi lumatan di terima Sohyun hingga dirinya tak sadar menikmatinya, dan dengan pelan Sohyun membalas ciuman Jimin. Tangan Jimin bergerak ke pinggang Sohyun agar tubuhnya semakin menempel. Tapi suara melengking Yeri mengganggu aktifitas mereka.

"Astaga! Maafkan aku." ucap Yeri yang sadar jika dia telah mengganggu momen pasangan suami istri.

Saat Yeri pergi dan Jimin ingin melanjutkan, Sohyun malah mendorong Jimin dan segera berdiri.

"Temanku sudah menunggu, bye!"

Dan tentunya Jimin menjadi kesal pada teman Sohyun yang telah mengganggunya.
























_____YAMW_____

Update yang udah ada di draf...oh tolong ideku jangan menghilang, masalah sudah selesai dan ide tolonglah kembali😫

You Are My WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang