Part 8

1.1K 144 28
                                    

Setelah mereka Jimin,Sohyun ,Yeri , dan paman Cha kembali ke Seoul. Mereka langsung membawa Sohyun ke rumah sakit karena tubuhnya yang memucat dan dingin. Jimin tak pernah melepaskan genggamannya pada tangan Sohyun sampai akhirnya sang suster memisahkan mereka karena Sohyun harus di periksa terlebih dahulu.

Yeri dan paman Cha duduk di bangku tunggu dengan Yeri yang terus menangis karena mengkhawatirkan temannya.

"Tahan dia dan terus desak agar dia menjawab!"

Yeri melihat Jimin yang terlihat marah pada seseorang yang di telponnya.

"Nona, apa anda ingin saya antarkan pulang?" tanya paman Cha dan tentunya Yeri menggelengkan kepalanya.

Di dalam dokter berusaha untuk mengeluarkan racun bisa di dalam tubuh Sohyun yang ternyata sudah menjalar terlalu dalam ke tubuh. Hingga suara pintu ruangan terbuka dan Jimin orang yang pertama kali menyadari itu.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Jimin dengan memegang kedua bahu sang dokter.

"Tenanglah tuan Park, istri anda masih bisa di selamatkan berkat anda membawanya lebih cepat."

Yeri langsung terduduk dengan mengucapkan terimakasih pada tuhan yang mengabulkan permintaanya. Sedang Jimin langsung memeluk sang dokter.

"Apa aku boleh melihatnya dok?"

Sang dokter menggelengkan kepalanya sembari menyentuh balik bahu Jimin.

"Saat ini belum bisa, setelah di pindahkan ke ruang perawatan maka anda boleh menemuinya."

Jimin hanya mengangguk dan mengijinkan dokter tersebut untuk pergi, dia melihat Yeri dan paman Cha yang masih ada di sana. Lalu Jimin menyuruh paman Cha untuk mengantar Yeri pulang, urusan Sohyun adalah urusannya. Dan yang terpenting saat ini Sohyun sudah baik-baik saja

"Tolong hubungi aku jika ada sesuatu pada Sohyun, Jimin-ssi"

"Nde."

Yeri pun memilih untuk pulang dan mengistirahatkan tubuhnya di rumah. Perasaanya pun sudah lebih legah setelah temannya selamat. Tapi pikiran Yeri sama seperti yang di pikirkan Jimin saat ini, siapa yang berani menculik Sohyun? Apa dia seorang fans dari Jimin?

.....

Di sebuah rumah kosong seorang wanita begitu jengkel dengan salah satu pria yang gagal melakukan perintahnya.

"Bagaimana bisa temanmu bisa tertangkap?!"

"Dan sekarang pastinya temanmu itu akan mengatakan jika aku menyuruhnya!"

Si pria berdiri dan mengatakan jika temannya itu tidak akan mengatakan namanya karena dirinya mengancam jika dia mengatakan yang sebenarnya, maka keluarganya-lah yang akan menjadi taruhannya.

Senyum sinis pun di perlihatkan si wanita.

"Pastikan ucapan-mu, jika sampai namaku dia sebutkan maka kau lah yang akan menggantikan temanmu menjadi santapan Gabby-ku."

"Nde nona Yoo"

.....

Jimin sangat begitu telaten mengurusi Sohyun yang masih lemas, bahkan Jimin juga rela mengambil cuti untuk menjaga Sohyun.

"Apa kau ingin apel?" tanya Jimin selagi membantu Sohyun bangun untuk duduk.

Sohyun menggelengkan kepalanya, "Aku ingin minum, tenggorokanku sangat kering."

Jimin pun mengambilkan air putih dan membantu Sohyun untuk minum. Dia menyeka sudut bibir Sohyun dengan tisu dan tangannya tiba-tiba berhenti saat Sohyun menggenggamnya.

"Terimakasih,"

Sohyun menangis saat mengingat bagaimana dirinya sangat ketakutan malam itu, dan dia juga berjanji pada dirinya jika seseorang yang menolongnya akan di jadikan temannya.

"Teman?"

Sohyun mengangguk.

"Tapi aku suamimu, bagaimana kau menganggapku teman?"

Sohyun menatap Jimin yang menatapnya menuntut. Jimin menarik tangan Sohyun dan memeluk tubuh Sohyun.

"Bisakah kau menganggapku lebih dari teman?"

"Apa status suami belum puas untukmu?"

Jimin meraih wajah Sohyun dan mencium kening Sohyun lama.

"Aku tidak butuh status, tapi aku butuh pengakuanmu."

Sohyun tidak mengerti maksud Jimin, pengakun? Bukankah media tahu jika dirinya ini istri dari seorang Park Jimin.

Jimin yang gemas karena ketidak pekaan Sohyun dengan gemas dia memeluk Sohyun dan menciumi pucuk kepala Sohyun.

"Jangan kau pikirkan, istirahat-lah agar kau cepat pulih dan pulang ke rumah!"

Sohyun menganggukan kepalanya lalu mencoba melepas pelukan Jimin dari tubuhnya, tapi bukannya terlepas yang ada tubuhnya malah terdorong ke kasur bersamaan dengan Jimin yang ikut tidur.

"Ya kau mau apa?" tanya Sohyun.

"Tidur."

"Tidur? Di sini?"

Jimin mengangguk.

Karena tahu kalau Sohyun akan mendorongnya Jimin semakin menguatkan pelukannya dan bahkan dia menyuruh seorang suster yang baru saja membuka pintu untuk kembali menutup pintunya.

"Jimin.."

"Sssttt....tidurlah..."

Akhirnya Sohyun mengalah karena tubuhnya yang masih lemas untuk melawan Jimin. Sampai Sohyun tertidur Jimin hanya tersenyum saat membuka matanya dan melihat begitu cantik-nya Sohyun saat tertidur.

Jimin merogoh cincin di sakunya dan memasangkannya di jari Sohyun. Itu adalah cincin pernikahan Sohyun yang di temukan Jimin di laci meja rias.

"Aku mencintaimu...Kim Sohyun"

.....

Anggota BTS kecuali Jimin berkumpul di aula gedung agensi untuk menunggu sang Ceo. Mereka akan pergi ke sebuah acara yang dimana di sana akan banyak sekali orang penting.

"Apa tidak apa Jimin tidak ikut?"

"Aku tidak tahu."

Namjoon sang leader menjelaskan jika Ceo sudah mengijinkan Jimin untuk cuti, dan untuk acara ini menurut Ceo Jimin akan menyusul jika sempat.

Ceo Bang datang dan menyuruh semuanya untuk menaiki mobil yang akan mengantar mereka. Ceo Bang juga tak lupa untuk menelpon seseorang sebelum menyusul anak-anak nya.


























_____YAMW_____

Waaahhh aku gak nyangka loh cerita Jimin Sohyun ternyata banyak viewrs nya, yaa walaupun vote nya sangat mengecewakan. Tapi its okey aku akan tetap melanjutkan ceritanya.

Terimakasih buat orang-orang yang tahu cara menghargai karya seseorang.

Aku mencintaimu readers setiaku😘😘

You Are My WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang