“Kenapa ngeliatin aku mulu daritadi?” Tanya Jeff heran. Gadisnya hanya diam seraya cemberut setelah duduk di mobil.
Joe hanya menjawab pertanyaan Jeff dengan gelengan kepala.
Jeff mencubit pelan pipi Joe, “Diem mulu daritadi? Lagi sariawan atau kerasukan?”
“Lagi kangen.”
“Babe, I'm here right now. Masih kangen, hm?” Jeffrey terkekeh dan mengacak pelan rambut gadisnya.
“Koko...”
Jeffrey menoleh, “Kenapa?”
Joe kembali bungkam. Bingung harus berkata apa. Ibarat hati gatal mata digaruk, Joe hanya menggigit bibirnya.
“Kenapa?” Tanya Jeff lagi, kini ia menaikkan satu alisnya.
“I—need...” Joe memalingkan wajahnya keluar jendela. “Mmm...”
“Eh? Kenapa nih?” Jeff memelankan laju kendaraannya.
“I.. need a hug.”
Mendengar perkataan sang gadis, Jeffrey kembali menoleh dan tersenyum simpul.
“A hug?” Tanyanya, setelah menepikan mobilnya dan berhenti. “Come little closer, please? I miss you too,” Jeffrey merentangkan tangannya setelah melepas seatbelt.
“Koko...”
Gadis itu dengan sigap mendekatkan tubuhnya untuk memeluk sang kekasih. Ia rindu, dengan teramat.
Jeffrey dapat merasakan detak jantung Joe yang berdebar kencang dibalik pelukan eratnya. Entah mengapa, namun ia pun merasa kedua pipinya memanas.
“That's okay, I'm here,” Bisik Jeffrey yang kini memainkan rambut sang gadis.
“Aku kangen Koko,” Ujar Joe, masih setia dengan posisinya.
“Ayo jalan-jalan dulu hari ini. Kita mampir ke Hokben terus nonton Sonic the Hedgehog, yuk?”
Joe mengangguk pelan. “Traktir aku thaitea plus boba ya,”
“I'll do, sweetheart.”
he's : the sweetest boy in the world.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest, J
Short StoryFebruary : Having someone who can handle all your moods is such a blessing. ©jeffradient, 2020