"Jika kau tidak menjaganya dengan baik, maka aku akan mengambilnya."
Dia tidak menyesal meninggalkan Seoul kota kelahirannya, dia juga tidak menyesal membatalkan perjodohan antara dirinya dan anak teman bisnis ayahnya. Di pikirannya waktu itu, hanya bekerja membangun perusahaannya dengan jerih payahnya sendiri di Amerika sana. Cinta dan pernikahan tidak terlalu dipikirkannya, karena itu, dia merelakan gadis cantik yang selalu berpapasan di koridor kampusnya dulu, saat dia masih menempuh pendidikan di Universitas Hanyang. Akhirnya dia pulang ke Seoul kota kelahirannya, setelah tiga tahun tinggal di Amerika. Bukan tanpa alasan dia pulang, dia memiliki alasan yang cukup kuat untuk merebut kembali apa yang harusnya dia miliki dulu. Yaitu merebut kembali gadis yang dulu dijodohkan oleh ayahnya.
Mercedes Benz C-Class hitam memasuki halaman rumah yang cukup besar, di sekitarnya terdapat tumbuhan hijau yang menyejukkan mata. Setelah terparkir, pintu mobil terbuka, seorang laki-laki dengan setelan pakaian kasualnya keluar dari dalam mobil. Dia berdiri sebentar di samping mobil, matanya mengedar melihat sekeliling rumah besar berlantai dua dengan gaya minimalis itu, rumah yang terletak di kawasan elit Ichon Timur itu, ternyata masih sama seperti dulu sebelum dia pindah ke Amerika. Kakinya melangkah menuju pintu coklat berbahan kayu jati, tangan kanannya perlahan membuka pintu itu.
"Kyungsoo, kau sudah pulang? Kenapa tidak mengabari ibu?" kata perempuan paruh baya yang tidak lain ibu dari Kyungsoo.
Ibu Kyungsoo berlari kecil ke arahnya, memeluknya erat dengan raut wajah bahagia. "Ibu rindu, Nak."
"Hmm, aku juga rindu ibu," jawab Kyungsoo.
Ibunya melepas pelukannya, lalu berkata, "Kau pasti lapar, ayo ke meja makan! Ayah dan yang lainnya sudah menunggu di sana."
Sepasang ibu dan anak itu, bersama-sama melangkahkan kakinya ke arah meja makan.
***
Seorang wanita menyerahkan segelas kopi panas ke arah suaminya. "Ini, kopinya."
"Terima kasih," jawab suaminya dengan senyuman manis di wajah.
Sarapan pagi ini, hanya diisi sepasang suami istri dan seorang laki-laki yang tidak lain Kyungsoo. Kedua orang tuanya belum kembali dari Jeju untuk menyelesaikan bisnisnya. Kemarin, dua hari setelah Kyungsoo pulang, mereka harus pergi menyelesaikan bisnis keluarganya di Jeju.
"Aku berangkat sekarang. Aku akan pulang terlambat, kau tidak usah menungguku pulang."
Setelah mengucapkan itu, dia segera pergi tanpa memberi kesempatan sang istri untuk berbicara.
"Iya," kata Dami dengan kepala menunduk.
Tanpa pria itu ketahui, sebenarnya hati Dami terasa sakit. Sudah satu tahun hidup berumah tangga dengan sang suami, yang didapat hanya rasa sakit dan sakit. Dia tidak tahu apakah suaminya sudah sepenuh hati mencintainya atau hanya cinta sepihak dari dia saja?
Dami tidak tahu.
Setelah sang suami pergi, Dami memutuskan mencuci piring.
"Biar aku bantu, Dami," kata Kyungsoo.
Dami dibuat terkejut oleh kedatangan Kyungsoo. "Eh! Tidak usah, Kak Kyungsoo."
"Sudah, lanjutkan tugasmu mencuci piring itu. Aku yang akan membilasnya."
Kyungsoo tidak menoleh sama sekali saat mengatakan kalimat itu. Dami pun melanjutkan tugasnya.
Setelah menaruh piring terakhir yang dibilasnya, Kyungsoo berkata, "Apa kau bahagia bersama dengan Seungho?"
Mendengar pertanyaan itu, entah kenapa hati Dami merasa sakit. Dami terdiam beberapa saat, diam untuk merangkai kata yang harus diucapkannya. "K-kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"
Kyungsoo tidak menjawab, dia hanya menatap lurus ke arah Dami.
"Tentu ... tentu saja aku bahagia!" Merasa mendapat tatapan tajam oleh Kyungsoo, Dami pun berkata seperti itu.
"Baguslah!" kata Kyungsoo, lalu beranjak pergi dari dapur.
Setelah Kyungsoo pergi, Dami berjalan ke arah kamarnya. Setelah menutup pintu dengan rapat, air matanya mengalir dengan deras. Kepalanya, dia tenggelamkan di lututnya.
***
Sudah satu minggu Kyungsoo tinggal di kediaman orang tuanya. Sebenarnya Kyungsoo memiliki tempat tinggal sendiri, sebuah rumah di kawasan Hannam dekat Sungai Han. Tetapi, dia lebih memilih tinggal sementara di rumah orang tuanya.
Satu minggu juga, dia melihat pasangan suami istri yang orang-orang bilang sangat romantis, tetapi di matanya sangat berkebalikan. Dia sudah muak dengan sandiwara kedua pasangan itu. Dia ingin segera membawa Dami pergi dari laki-laki sialan itu, yang tidak lain Seungho saudara tirinya. Dia pikir, dia tidak tahu apa yang dilakukan Seungho terhadap Dami? Jelas dia sangat tahu. Karena dia menyuruh kaki tangannya untuk mengikuti kedua pasangan suami istri itu. Kekerasan maupun kata kasar dari Seungho, Kyungsoo pun tahu tanpa diberi tahu.
***
Perlahan Dami mendekati Seungho yang duduk di meja kerjanya.
"Ada apa?" tanya Seungho.
Dami meletakkan alat tes pack ke hadapan suminya. "Aku ingin memberi tahu, aku hamil."
Seungho menatap alat itu dengan pandangan datar. "Anak siapa yang kau kandung itu? Pasti bukan anakku!"
Mata dami melebar, tidak percaya yang dikatakan suaminya. "Yang kukandung ini anakmu!"
Brak!
"Jika itu anakku, gugurkan!" bentak Seungho dengan menggebrak meja.
"Aku tidak akan pernah menggugurkannya! Di perutku ini anakmu! Anak kita! Kenapa kau bicara seperti itu? Apa kau tidak mau punya anak dariku? Apa selama ini kau belum membuka hati untukku? Jawab aku, jawab!" Mata Dami berkaca-kaca. Kedua tangannya memukul tangan suaminya dengan bertubi-tubi.
Plak.
Satu tamparan mendarat di pipi kanan Dami. Wajah Dami tertoleh ke samping kiri.
Brak.
"Apa yang kau lakukan padanya sialan!" kata Kyungsoo yang berhasil mendobrak pintu ruang kerja adiknya.
Seungho terkejut saat pintu didobrak kakaknya. "A-aku ... aku bisa jelaskan."
Kyungsoo memeluk tubuh kecil Dami. "Aku sudah tahu apa yang kau lakukan pada Dami. Kau menyakitinya, kau tidak tahu perasaan sakit yang dia alami karena kau sendiri! Aku dulu sudah berkata padamu bukan? Aku akan mengambil, jika kau tidak menjaganya dengan baik. Sekarang waktuku untuk mengambilnya."
Kyungsoo membawa Dami pergi dari hadapan Seungho, membawanya jauh agar tidak bisa lagi melihat wajah suami sialannya itu.
"Tidak ... tidak! Dami ... Dami, aku tidak bermaksud seperti itu!" kata Seungho sambil mengejar Dami dan Kyungsoo.
"Dami! Kembalilah aku mohon! Ayah, biarkan aku mengejar Dami ayah! Aku tidak ingin dia pergi!" kata Seungho dengan meronta-ronta.
Ayahnya memeluk pinggang anaknya agar tidak mengejar Kyungsoo. "Kau harus menerimanya, Nak. Ayah tahu apa yang kau lakukan selama ini pada Dami. Biarkan Dami hidup bahagia bersama kakakmu!"
Seungho terduduk di atas lantai dengan tangisan kesedihannya setelah kepergian Dami. Saat Dami pergi, perlahan hatinya sudah mencintainya, tapi semua sudah menjadi bubur. Dia hanya bisa meratapi nasibnya. Semua itu kebodohannya, menyia-nyiakan gadis yang tulus mencintainya.
Yogyakarta 29 Februari 2020
mochikimbab
KAMU SEDANG MEMBACA
Perebut Istri Orang [✔]
FanficMeski pernikahan telah mengikat sepasang insan, belum tentu cinta mereka aman dari pemangsa; entah itu teman dekat, rekan kerja, atau bahkan orang yang baru saja dikenal. by. Rebellion Creator