Seokjin melemparkan tatapan membunuhnya pada seorang pria yang berada di hadapannya. Pria yang sudah lancang memeluk istrinya. Dirinya dikuasai api cemburu yang membara saat matanya melihat secara langsung Jisoo berpelukan dengan Taehyung, tapi Seokjin tidak langsung memergoki perbuatan mereka. Dan sekarang, Seokjin ingin meminta penjelasan dari Taehyung.
"Ada hubungan apa antara kau dengan Jisoo?"
"Dia kekasihku," jawabnya enteng sembari menyeringai.
Wajah Seokjin semakin memerah.
"Kau tahu? Akulah cinta pertamanya." Taehyung tersenyum miring.
Seokjin mengepalkan kedua tangannya kuat. Matanya memancarkan kobaran api, menatap nyalang pria sombong di depannya.
"Kau sudah melewati batasmu!" Seokjin menggeram dengan wajah yang memerah. Pria di hadapannya sudah berani mengusik rumah tangganya dengan Jisoo.
"Aku tidak peduli, Seokjin-ssi. Selagi aku masih hidup, aku akan tetap memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi milikku," balas Taehyung.
Seokjin menggeleng pelan, tapi sesaat kemudian, ia melayangkan pukulannya ke pipi Taehyung.
Bugh!
Taehyung jatuh tersungkur, lalu mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Kau hanya bagian dari masa lalunya, bukan masa depannya. Kuingatkan sekali lagi padamu, aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan rumah tanggaku dengan istriku!" Seokjin mengacungkan jari telunjuknya kepada Taehyung. Setelah itu ia melangkah pergi meninggalkan Taehyung yang menatapnya penuh kebencian.
°°°°
Jisoo menatap sendu secangkir kopi yang sudah dingin itu. Isinya tidak berkurang sama sekali.
Tanpa lelah Jisoo membuatkan secangkir kopi untuk Seokjin, tetapi pria itu selalu membiarkannya tanpa berniat meminumnya. Tanpa lelah Jisoo memasakkan makanan untuk Seokjin, tapi Seokjin sama sekali tidak menyentuh masakannya.
Jisoo terduduk di sofa ruang tamu sambil meratapi sedihnya yang tak kunjung usai. Semua begitu cepat berlalu, hingga Jisoo tidak mengerti, mengapa suaminya mendadak berubah. Seokjin mendadak menjadi pria dingin tak tersentuh tanpa Jisoo tahu apa penyebabnya.
Setetes air mata mengalir di pipi mulusnya. Cairan bening itu semakin mengalir deras saat Jisoo merindukan Seokjin yang hangat padanya.
"Aku merindukan sikapmu yang dulu," lirihnya.
Jisoo mengusap air matanya cepat saat Seokjin berjalan melewatinya. Pria itu sudah rapi dengan jasnya dan bersiap pergi ke kantor.
Jisoo pikir ini tidak bisa dibiarkan lebih lama. Ia harus berbicara pada Seokjin.
"Seokjin-ah!"
Seokjin sama sekali tidak menoleh. Ia tetap melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Mengabaikan Jisoo yang memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perebut Istri Orang [✔]
Fiksi PenggemarMeski pernikahan telah mengikat sepasang insan, belum tentu cinta mereka aman dari pemangsa; entah itu teman dekat, rekan kerja, atau bahkan orang yang baru saja dikenal. by. Rebellion Creator