2

1.8K 166 42
                                    

Mata Rosie menatap kosong pada dua buah proposal yang baru saja diberikan oleh manajer utama Blackpink kepada dirinya dan Lisa. Bahkan penjelasan sang manajer pun tak begitu ia perhatikan karena pikirannya sibuk melayang-layang dalam dunia khayalannya.

"Jadi bagaimana, kalian bersedia untuk kolaborasinya?" tanya sang manajer,

Lisa yang merasa senang atas kesempatan yang datang kepadanya itu segera saja menganggukkan kepalanya. Ia selalu suka untuk tampil di atas panggung. Berbeda dengan Rosie yang belum juga menjawab, bukan karena ia tak suka tampil di atas panggung, hanya saja mendengar siapa saja anggota project kolaborasinya sungguh membuat jantungnya berdegub dengan kencang, bahkan semu merah muncul kembali di pipinya.

"Lisa, apa kau yakin aku akan bisa?" tanya Rosie setelah sang manajer meninggalkannya berdua saja dengan Lisa di ruang TV.

"Kenapa tidak? bukannya kau memang sudah mahir bermain gitar sebelumnya?"

"Bagaimana kalau aku justru akan mengacaukan semuanya?" tanya Rosie yang masih tak dapat menyembunyikan kekhawatirannya,

"Kenapa sih kau ini?" Lisa tak pernah suka dengan sikap terlalu khawatir yang Rosie tunjukkan.

"Dia akan membenciku kalau aku mengacaukan segalanya!!!" pekik Rosie tak suka dengan reaksi Lisa.

"Dan kau akan membenci dirimu sendiri kalau menyia-nyiakan kesempatan emas ini!"

Rosie berdecih kesal, kata-kata Lisa memang benar adanya. Selama ini ia telah memuja pria yang namanya ada di dalam proposal kolaborasi tersebut dan ini adalah kesempatan emas untuknya agar dapat menjadi lebih dekat dengan pria itu.

Bagi anggota Blackpink yang lain, Rosie yang menyukai EXO bukanlah sebuah rahasia tapi Rosie yang menyukai Chanyeol merupakan suatu rahasia besar antara dirinya dan Lisa. Kalau saja Lisa dulu tak iseng mengintip ke ponsel Rosie mungkin sampai sekarangpun ia akan tetap menyimpan rahasia itu sendirian.
.
.
.
.

Chanyeol yang baru saja keluar dari gedung apartemennya dengan gitar di bahu langsung masuk ke dalam mobil sedan yang telah menunggunya di lobi. Ia menyapa pria yang sedang duduk di kursi kemudi dan kemudian tersenyum pada gadis yang duduk di kursi penumpang.

"Seungwan-a, kau tak perlu mengantarku!" katanya setelah merapikan rambutnya yang di tata sedikit curly.

"Tidak apa-apa, lagi pula ada yang ingin aku sampaikan," kata gadis itu dengan menampilkan senyuman diwajahnya.

Berbeda dengan Wendy yang tampak bahagia, justru Chanyeol sebaliknya. Chanyeol punya firasat buruk akan pertemuannya dengan gadis yang telah lama disukainya tersebut kali ini.

"Ah ya oppa,kemarin aku melihatmu di restoran steak, kau benar ada di sana?"

Chanyeol mengangguk tampak tak ingin membahas peristiwa kemarin saat ia melihat Wendy di restoran steak.

"Apa oppa melihatku?" sekali lagi Chanyeol menganggukan kepalanya tetap tanpa antusiasme.

"Benarkah? kenapa tak menyapaku?" pertanyaan itu hanya basa basi kosong, Wendy tahu betul alasannya.

"Karena kau bersamanya," kata Chanyeol dengan raut wajah tak suka.

"Sudah kubilang dia pria yang baik, oppa"

"Tentu dia baik sekali, saking baiknya sampai membiarkanmu turun di tengah jalan saat tengah malam," Chanyeol berkata dengan sarkas.

"Aku akan mulai lagi dengannya, aku menemui oppa untuk mengatakan hal ini,"

"Kau--

--hhhh," Chanyeol menghela napasnya kasar,

"Maksudku, berhenti menungguku," kata Wendy pada akhirnya.

Dark Side✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang