7

978 117 81
                                    

Since i'm pretty kind, i decided to up more chapter.

Happy reading 💋

.
.
.

"Seungwan-a," kata Chanyeol yang sudah berhasil melepaskan dirinya dari Wendy.

"Maaf oppa, aku hanya--"

"Maaf aku tidak bisa," potongnya sebelum Wendy menyelesaikan kalimatnya, "ada orang yang ingin kujaga dan kuhabiskan waktu untuk bersama dan itu bukan kau," katanya.

"Jadi aku sudah terlambat?" tanyanya menatap Chanyeol dengan sedih.

"Maafkan aku," Chanyeol pergi meninggalkan Wendy dengan kekecewaannya.

Chanyeol berlari menuju ke lobi parkiran basement hotel dan mendapati Baekhyun yang telah membawa Rosie dengan mobilnya. Sekuat tenaga ia berlari tapi mobil itu berangkat sebelum ia sampai.

"AARGH!" geram Chanyeol marah, marah kepada dirinya dan keadaan yang serba tak sesuai harapannya.

.
.
.
.
.
.
.

Rosie mematikan dering telepon yang sejak tadi mengganggunya.

"Kau tidak mau mendengar penjelasannya dulu?" tanya Baekhyun di sisi kemudi.

"Dia pasti senang karena cintanya terbalas,"

"Menangis saja, tidak dosa menangis karena patah hati," kata Baekhyun sambil meninggikan volume suara MP3 di mobilnya agar Rosie tak canggung bila sampai sesenggukan.

Baekhyun menghampiri Rosie dengan dua cup cokelat panas yang ia beli di mini market terdekat.

"Terimakasih, oppa," kata Rosie setelah menerima cokelat hangat dari Baekhyun.

"Kenapa kau tidak menangis padahal telingaku sampai sakit karena volumenya tadi sangat kencang,"

Rosie memutar kepalanya menatap Baekhyun, "aku bahkan sudah tidak terkejut lagi melihatnya,"

"Benarkah? Kau lebih kuat dari dugaanku,"

"Kenapa kita tidak minum soju saja?" tanya Rosie.

"Ini dingin lagipula aku harus mengantarmu pulang dengan selamat nanti Chaeyounga,"

Rosie kembali menyesap cokelat hangatnya.

"Aku tahu ini bukan waktu yang tepat untukmu, tapi aku sudah berjanji pada diriku kalau dia mengecewakanmu lagi aku akan bertindak,"

Rosie kembali menatap Baekhyun, dia tidak bodoh dan sangat mengerti maksud Baekhyun.

"Resikonya oppa tahu?"

"Aku tidak akan mengatakannya kalau aku tidak tahu resikonya,"

Rosie diam sejenak menarik nafasnya dalam dalam sebelum membuangnya perlahan, "Baiklah, aku akan berusaha membuka hatiku untuk oppa tapi jangan berharap terlalu tinggi,"

"Sungguh?"

"Eoh,"

Rosie tidak memutuskan hal itu karena emosi, dia sudah pernah mengatakan kepada dirinya bahwa ini adalah terakhir kalinya bagi Chanyeol untuk memperbaiki keadaan dan sudah saatnya ia membuka hatinya untuk orang lain. Meski bukan untuk berkencan setidaknya hubungan Rosie dan Baekhyun sudah jelas arah dan tujuannya.

.
.
.
.
Dengan sabar dan menahan hawa dingin Chanyeol berdiri di dekat pintu masuk apartemen Blackpink untuk menunggu Rosie kembali meski ia tak tahu harus sampai kapan karena Rosie mematikan ponselnya.

Chanyeol mendengar suara deru mesin dan menatap ke sumber suara, penantian akhirnya berakhir karena ia melihat Rosie turun dari mobil Baekhyun.

Rosie berjalan lurus ke arah pintu masuk seolah tak melihat makhluk tinggi yang sedang berbicara padanya.

Dark Side✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang