Yaowen kira setelah mengetahui kedua orang tuanya meninggal ia akan bahagia. Tidak akan ada lagi yang mengekang melakukan hal yang ia suka. Namun, pemikiran itu hanyalah delusi semata karena kenyataan kedua orang tuanya memberi wasiat di mana ia harus cepat menikah mengingat bulan depan akan menginjak usia 25 tahun.
Jika ia tak segera menikah maka siap-siap saja semua warisan yang ia miliki terpaksa harus disumbangkan kepada panti asuhan yang merupakan yayasan milik almarhum ayahnya.
Tentu saja hal itu membuat Yaowen pusing tujuh keliling, bagi Yaowen ia tidak tertarik dengan sebuah komitmen pernikahan, ia tidak pernah sekalipun merasakan yang namanya jatuh cinta bahkan rasa keinginan untuk melindungi orang lain.
Meski Yaowen memiliki begitu banyak kekasih namun tak ada satu pun yang membuatnya tertarik selain melakukan seks dan setelahnya ia akan melupakan hal itu.
Tuk
Tuk
Masuklah Song Junqi ke dalam ruangan boss barunya saat ini yang tak lain adalah Liu Yaowen.
“Saya diperintah pengacara mendiang Tuan Liu untuk mengambil berkas surat wasiat yang sudah anda terima.” Yaowen mengangguk kemudian memberikan surat yang berbalut map kepada sekretaris Song.
“Apa ada yang bisa saya bantu, Tuan?”
Terdiam untuk sesaat. Namun, seketika sebuah ide meluncur dengan indahnya dalam benak diri seorang Yaowen.
“Sekretaris Song. Bukankah anda memiliki seorang putra?” tanya Yaowen dengan penuh kegembiraan seperti baru saja mendapatkan sebuah ikan saat memancing.
Sekretaris Song menganggukkan kepala. “Iya, Tuan.”
“Bisakah saya bertemu dengannya? Ada hal yang ingin saya bicarakan.”
Bingung.
Tentu saja Sekretaris Song tidak pernah sekalipun memperkenalkan putranya pada Yaowen sehingga ia bingung dengan apa yang akan tuannya ini bicarakan dengan putranya.
“Kira kapan saya dapat bertemu dengannya?” tanya Yaowen kembali.
“Hari minggu nanti saja ketika putra saya libur sekolah.”
“Baiklah. Anda boleh keluar!”
Sekretaris Song pun beranjak mundur dan undur diri sembari membawa surat titipan pengacara mendiang Tuan Liu.
Yaowen hanya tersenyum disertai seringai mengingat idenya barusan, entah kenapa ia terpikir dengan putra semata wayang Sekretaris Song dan itu sedikit mampu menyelesaikan masalahnya saat ini.
***
Yaxuan saat ini bersama Junlin menikmati pertandingan basket antar sekolah, berbeda dengan Junlin yang sibuk memperhatikan Jiaqi yang sedang mendribel bola, Yaxuan lebih sibuk lagi memperhatikan salah satu anggota pemandu sorak yang ada di barisan paling depan dengan suara bariton yang khas namun itu justru membuat Yaxuan semakin menyukai Ding Chengxin kakak kelasnya yang termasuk populer di kalangan siswa dan guru.
Yaxuan dan Junlin berteman dekat karena mereka berdua cocok dalam banyak hal saling berbagi cerita dan saran karena keduanya sama-sama menyukai kakak kelas.
“Astaga! Lihat perut Kak Jiaqi! Ada rotinya!” teriak Junlin membuat beberapa orang menoleh padanya padahal tadi ia bermaksud hanya memberitahu Yaxuan saja.
Yaxuan jengkel, sebenarnya bila Junlin sudah heboh seperti ini, ia jadi malu sendiri, 'kan. “Junlin diamlah!”
“Maaf. Kau 'kan tahu jika semua hal tentang Kak Jiaqi membuatku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.”
![](https://img.wattpad.com/cover/215862834-288-k171751.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mariage | WenXuan ✓
FanfictionYaxuan masihlah seorang remaja namun ia terpaksa harus menikah dengan Liu Yaowen seorang penerus keluarga konglomerat. 𝐂𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭 𝐁𝐞𝐥𝐨𝐧𝐠 : © Teens In Times | TF © Young Mariage | Beomheart © Cover | Pinterest { 𝐑𝐞𝐦𝐚𝐤𝐞 𝐨𝐟 𝐘𝐨𝐮𝐧𝐠 �...