Chapter 1

33 5 0
                                    

Sudah sebulan semenjak dia pisah atap dengan suaminya dan kini Tesa dengan pakaian serba hitam tenga meringkuk di makam Ayahnya yang kini telah meninggal. Satu-satunya orang yang paling pengertian baginya, sejak kecil Ibu kandungnya sering memukulinya, teman-temannya sering menindasnya bahkan keluarganya sendiri tidak begitu senang dengannya karena dia hanyalah anak yang tidak begitu diinginkan. Namun Ayahnya selalu melindunginya makanya dia begitu menyayangi Ayahnya. Tentu saja, Frans, penyebab kematian Ayahnya. Dia masih suka datang bersama pasangan barunya yang lebih muda untuk melihat anak kesayangannya yang lebih tua yaitu Yoanna. Yoanna dan Christina, si kembar ikal yang berusia 5 tahun buah cintanya bersama mantan suaminya yang kini sangat Ia benci. Dia menengok ke arah keduanya dengan mata merah nan bengkak sehabis menangis, keduanya terlihat murung dan diam saja menatapi Ibunya yang sedang bersedih. Tesa menyeringai, dia masih mengingat idenya yang Ia dapatkan tiga hari lalu sewaktu Ayahnya masih koma. Dia tahu kedua putri kembarnya sering di-bully di sekolah karena perbedaan ras, dari peristiwa itulah ia menciptakan niatnya untuk bals dendam pada mantan suaminya.

...

Dua hari kemudian, terlihat Yoana yang sedang berdiri di depan sebuah taman kanak-kanak sendirian sembari menggandeng ransel pink-nya. Tak lama, sebuah mobil putih sedan berhenti tepat didepannya. Seorang pria tinggi dengan kulit gelap, rambut agak ikal yang begitu pendek lengkap dengan jas turun dari mobil itu dan mendekati Yoanna.
   "Yoen, sudah pulang? Ayo Papa antar pulang!" Ajak Pria itu yang diketahui adalah Ayah gadis kecil itu dan dijawab anggukan yang diiringi senyum. Lanjut Pria itu
   "Cici dimana?" Tanyanya
   "Cici tidak sekolah dan diajak Ibu ke rumah sakit" jawab gadis yang dipanggil Yoen oleh Ayahnya itu
   "Rumah sakit? Cici sakit apa?" Tanya Ayahnya yang digelengkan olehnya pertanda tidak tahu
   "Oh ya sudah, yang penting Ibumu ada disana. Kalau begitu, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke mall dulu?" Tanya Ayahnya yang berisi ajakan. Yoanna tertawa sembari menunjukkan gigi-gigi susunya lalu mengangguk.

...

Hari sudah semakin siang, Ayah Yoanna dan Christine yang bernama Frans telah selesai membahagiakan putri kesayangannya dan kini sampai di rumah mantan istrinya. Frans turun untuk mengantarkan Yoanna. Rumah terlihat sepi, bellnya sudah tidak berfungsi, setelah beberapa kali mengetuk dan tidak ada jawaban, Yoanna mengambil kunci cadangan dibawah keset kaki dan membuka pintu. Dia meletakkan ranselnya di sofa lalu dengan cepat berkata
   "Ayah ayo main petak umpet!" Katanya dan langsung berlari lalu menghilang dibalik beton putih.
Frans mengikuti permainan anaknya, dengan langkah pelan dia bernyanyi sembari mencari
   "Mana dimana, anak kambing saya?"

Tiba-tiba, seseorang turun dari atas tangga dan menyambung nyanyian itu
   "Anak kambing tuan ada deng wajah baru"

Frans menengok ke arah belakang tempat tangga di rumah itu berada dan melihat sesuatu yang baru


Info
deng = dengan dalam bahasa Manado

...
  

Plastic GoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang