Baiklah, kita akan bertukar setting ke sebuah panti jompo dipinggir jalan. Tapi tenang saja, yang satu ini masih terawat meski tak begitu banyak orangtua yang dititipkan di tempat ini. Beberapa yang tidak memiliki anak, ataupun anaknya pergi bekerja keluar kota biasanya dititipkan pada penjaga di tempat penitipan ini yang disebut panti itu.
Josh datang dengan kaos oblong berwarna abu yang dipadukan dengan jeans serta sendal sebagai pengalas kakinya. Sungguh sederhana bukan? Dengan meneguk air mineral botolnya, dia memasuki ruang sepi diawal ruangan itu. Setiap kamar lorongnya merupakan sumber bau yang tidak sedap dan kumpulan gigi-gigi palsu, para wanita pendek bersama rajutannya, dan tentu saja kursi rodanya. Josh mengetuk sebuah kamar namun tak ada jawaban dari dalam sana. Pria berambut ikal itu memahami, butuh banyak frekuensi yang diperlukan agar suara yang kita pantulkan bisa mereka dengar. Baiklah, kita coba sekali lagi.Tok..Tok..Tok..
Josh berdehem
"Permisi? Nyona... Marine Jullien." Katanya setelah membaca penggalan kertas kecil dari neneknya. Hmm, dia belum juga mendengarnya. Baiklah, dua bukan angka keberuntungan kita, mungkin yang ketiga. Saat dia hendak mengetuk, sebuah teguran dari arah samping datang
"Maaf, kau mencariku pria muda?" Tanya seorang wanita yang terlihat cukup tua berkulit hitam. Rambut ikalnya belum beruban sepenuhnya, hanya beberapa helai dibagian depannya. Badannya kurus tidak seperti neneknya yang lebih berisi sedikit.
"Oh, Anda nenek Marien?" Tanya Josh
"Ia. Aku melihat kau mengetuk pintu itu sembari memanggil namaku. Pintu itu..." nenek didepannya belum selesai berbicara sebelum sebuah suara yang datang dari kamar didepannya memotong
"Meri, kau sudah memperingatkan pria itu?" Terdengar tanya dari suara yang kian serak dibalik puntu cokelat yang mulai mengelupas itu
"Kori, aku baru akan memberitahunya" jawab wanita yang berdiri didepanku itu
"Apa?" Tanyanya lagi
"Aku sedang memberitahunya" jawab wanita tua itu lagi
"Baiklah, cepatlah" pinta suara dibalik pintu itu
"Tak usah dipikirkan. Saat kau memanggilku, beberapa temanku yang kain ikut terganggu. Itu adalah suara Kori. Kami mulai berteman semenjak tiga bulan lalu. Dan pintu ini sudah tak ada pemiliknya. Kakek Peter meninggal tidak wajar, beberapa orang bilang ada yang membunuhnya. Tapi aku tahu kalau dia telah dikorbankan" kata Nenek yang bernama Marine itu yang mengundang kernyitan didahi Josh...
Sebuah kamar yang terlihat tidak begitu luas dan gerah. Nenek Marine dan Josh duduk berhadapan. Josh membiarkan wanita dengan tulang yang kian rawan itu untuk duduk dikasur empuknya sementara dia mengambil kursi plastik untuk duduk
"Nenekmu dan aku telah berteman semenjak SD. Lebih tepatnya, nenekmu, aku dan Sintje. Kami bertiga adalah wanita tercantik pada masa SMA, haha" dia menyunggingkan tawa kecil yang diikuti senyuman Josh. Lanjutnya
"Tapi karena itulah, kami terancam. Kami diculik oleh seorang kurir delman langganan kami. Aku dan Fera nenekmu, berhasil melarikan diri sementara Sintje diperkosa kemudian dia dibunuh dan juga janinnya untuk dijadikan pengorbanan terhadap Iblis. Aku adalah seorang yang punya kelebihan khusus atau sekarang orang bilang indigo. Semenjak kejadian itu, aku terus berusaha mencoba mengakhiri hidupku namun aku gagal. Sampai akhirnya, aku menggunakan kelebihan itu untuk membantu orang-orang bermasalah dengan supranatural untuk menyelesaikan masalah mereka." Katanya dengan gigi yang bergemetar dan mata berkaca. Dia menarik nafas
"Kalau sekarang aku sudah terlalu tua. Tidak mungkin aku turun langsung menghadapi masalah orang-orang. Tapi aku hanya bisa membantu sedikit jika diperlukan. Apa masalahmu nak?" Tanyanya lembut
"Sebenarnya, baru-baru ini pacarku dibunuh dengan cara tidak wajar, sepupuku juga menghilang tiba-tiba. Aku ingin bertanya pada nenek jika nenek bisa menerawangkannya untukku" kata Josh menyampaikan niatnya.
"Kau punya foto pacarmu?" Tanya nenek Marine.
Josh mengeluarkan gawainya dan menunjukkan foto Viorenza kemudian nenek itu memegangi telepon ountarnya sembari menutup matanya sejenak
"Maaf, nenek tidak tahu. Pergilah" kata nenek itu ketakutan
"Tapi nek-"
"Pergi!!" Bentak nenwk itu dan memotong ucapan Josh. Dada wanita tua itu terasa sakit dan sesak sehingga dia berusaha menahannya beberapa kali yang alhasil membuat dia sesak nafas. Josh memanggilkan dokter untuknya. Josh lalu keluar dari sana dan berjalan kembali ke rumahnya. Maksudku berjalan, hanya untuk beberapa langkah saja dan menunggu angkutan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plastic Goat
Mystery / ThrillerMereka sering mengatakan mereka berdua adalah kembar. Apa yang sebenarnya terjadi?