Different Dimension ~ 01 ~

248 28 1
                                    

Sohyun pamit undur diri setelah mengemasi buku-bukunya, tak lupa membungkukan badannya singkat sebagai salam sebelum akhirnya beranjak dari tempat. Gadis itu memasuki sebuah gudang dirumah itu, lalu menuju lubang besar yang tertutup sebuah papan kayu, dia masuk kesana lalu menyusuri setiap lorongnya. Itu adalah jalan pintas menuju rumahnya selain harus keluar melalui pintu utama. Terowongan legendaris yang jika memikirkan asal-usulnya hanya bisa membuatnya geleng-geleng kepala.

Saat berhasil mengijakan kaki diruang tengah, Sohyun dibuat heran pasalnya lampu diruangan itu mati. Entah memang sengaja tidak dinyalakan atau bagaimana Sohyun tidak tahu, tapi ketika matanya mengedar kesisi ruangan, sebuah cahaya mengganggu penglihatannya. Ada yang sedang menonton tv rupanya.

" Yaa!" serunya, membuat seseorang yang sedang duduk dengan tenang sambil memakan cemilannya terperanjat, lantas orang tersebut menoleh dan menatap Sohyun.

" Apa harus dengan berteriak?" dengusnya, karena tak mau ribut dia kembali menikmati cemilan dan tontonan didepannya tanpa menghiraukan Sohyun lagi.

Sohyun menghampiri dan duduk disebelah gadis yang sedang menikmati tontonannya, meletakan bukunya diatas meja lalu menselonjorkan kakinya yang panjang dengan meletakannya di sisi sofa lain.

" Tugasmu sudah selesai?" Yeri, gadis itu hanya menggangguk sebagai jawaban.

" Kau bisa mengerjakan nomer lima? Wah hebat kau, aku saja harus meminta bantuan pada Park saem tadi, makanya aku kerumahnya sekalian belajar dengan Rose."

" Ah itu memang soalan yang paling sulit untuk dijawab, karena kau minta bantuan saem, boleh ya nanti kucocokan jawabannya dengan milikku?"

" Dasar." Desis Sohyun. " Terserah kau saja."

" Aku tidur duluan, jika kau mau mencocokan jawabannya ambil saja bukunya dimeja." Sohyun bangkit dari duduknya lalu menenteng bukunya, kemudian pergi meninggalkan Yeri seorang diri.

" Jika imo atau oppa tau kau menonton dengan keadaan seperti ini, kau bisa dapat masalah. Lebih baik segera nyalakan lampunya." Peringat Sohyun sebelum benar-benar pergi dari sana.

" Arra, arra. Sebentar lagi aku juga akan pergi tidur. Lagian imo dan oppa juga sudah istirahat dikamar mereka setelah pulang tadi." Ujar Yeri enteng, Sohyun hanya mengendikan bahunya singkat lalu benar-benar pergi untuk ke kamarnya.

.

.

.

Gadis itu masuk ke sebuah lubang setelah membuka penutupnya. Dia terus berjalan tanpa arah diladang rerumputan luas, hingga akhirnya sampai di sebuah gubuk, dia langsung duduk lalu membaringkan dirinya disana.




Sedangkan dilain tempat, seorang wanita paruh baya terlihat berjalan tergesa-gesa, sepertinya sesuatu yang buruk telah terjadi. Setelah mendapat izin dia langsung memasuki ruangan megah yang disana hanya ada seorang wanita sedang duduk tenang ditempat kebesarannya.

" Jung Jong Mama." Panggilnya, wanita paruh baya itu membungkukan badan ke arah wanita yang dipanggil Jung Jong Mama tadi.

" Apa yang membawamu datang kemari?" tanya wanita tersebut.

" Mama, Guk Jong Mama hilang." Dengan ragu wanita paruh baya itu melapor.

" Tadi saat hampir sampai diistana tiba-tiba ada pengepungan. Tapi kami sudah menyuruh dari biro kepolisian untuk mencari Guk Jong Mama. Jadi Mama tidak perlu khawatir." Sambungnya.

Ha Na hanya menghela nafas panjang, raut wajahnya terlihat cemas sekali setelah mendengar berita tersebut. " Apapun yang terjadi, kalian harus menemukan Guk Jong Mama secepatnya." Tegasnya.

Different DimensionWhere stories live. Discover now