Different Dimension ~ 06 ~

83 16 0
                                    

Siang ini setelah makan siang, Sohyun melancarkan aksinya untuk belajar diperpustakaan sesuai perintah sang guru, yaitu membaca 10 buku per hari.

Dan benar saja apa yang dikatakan Selir Suk Bin, sebagai seorang pelayan kelas bawah ia sangat kesulitan untuk memasuki ruangan tersebut. Beberapa kali sudah Sohyun coba untuk masuk tapi tetap saja penjaga melarangnya.

" Tuan, biarkan aku masuk sekali ini saja. aku harus kedalam, karena ada buku yang harus kubaca dan kupelajari." Ucap Sohyun memohon.

" Berani-beraninya pelayan rendahan sepertimu masuk kedalam perpustakaan istana. pergi sana, lanjutkan saja pekerjaanmu." Ujar penjaga mengusir Sohyun.

Tapi Sohyun tetap bersikeras untuk masuk kedalam, hingga sebuah suara tegas mengintrupsinya. Sohyun menoleh kebelakang mendapati seorang lelaki.

Kedua penjaga itu langsung menunduk hormat kearah si lelaki, begitu juga Sohyun langsung membungkuk tanpa pikir panjang.

" Ada apa, kenapa disini ribut sekali?" tanyanya dengan nada tegas.

" Maaf tuan, pelayan ini bersikeras untuk masuk kedalam perpustakaan istana." jawab salah satu penjaga.

Sekilas lelaki itu menatap Sohyun, lalu beralih kepada dua penjaga didepannya. " Berani sekali kalian melarangnya masuk. Dia adalah pelayanku, yang kusuruh mengambil buku disini."

" Maaf tuan, kami tidak tau." Sesal sang penjaga. Dan akhirnya penjaga itu membiarkan Sohyun masuk kedalam.

Sohyun akhirnya bisa bernafas lega. Dia harus berterima kasih kepada lelaki yang telah menolongnya. Karena lelaki itu, dia tidak perlu repot-repot lagi untuk menyakinkan si penjaga perpustakaan.

Dengan segera Sohyun masuk kedalam, dan langsung mengambil buku yang akan dipelajarinya. Sebelumnya Selir Suk Bin sudah memberitahu buku apa saja yang harus Sohyun pelajari.

Setelah mendapatkan seluruh buku yang Sohyun butuhkan, ia menuju sebuah meja kosong lalu meletakan buku-bukunya disana.

" Apa kau akan mempelajari semua buku ini?" tanya seseorang sambil mengangkat salah satu buku yang tadi Sohyun bawa. Dia adalah lelaki yang tadi telah menolong Sohyun.

" Ye?" bingung Sohyun. " Ah, ya. Semua buku ini akan saya pelajari." Ujar Sohyun.

" Sebelumnya terima kasih tuan karena telah menolongku." Lanjutnya.

Silelaki itu duduk didepan Sohyun, dan mengambil salah satu buku. Ia melihat isinya dan membacanya sebentar.

" Apa kau pelayan kelas bawah?" tanyanya. Dan Sohyun hanya mengangguk.

" Apa pelayan sepertimu bisa membaca?" tanyanya lagi. Dan Sohyun lagi-lagi hanya mengangguk.

Bagaimana tidak bisa, bahkan Sohyun mungkin sudah mempelajari semua buku yang ada disini saat pelajaran bahasa dan sejarah korea yang ia lakukan disekolahnya sebelum terperangkap dizaman ini.

Dengan percaya diri Sohyun mulai membacanya, dan lelaki yang masih setia duduk didepan Sohyun mulai menyimak. Tapi tak lama Sohyun menghentikan aksi bacanya, lalu menatap lelaki itu dengan serius.

" Tuan... apa kau kepala diperpustakaan ini?" tanya Sohyun sedikit ragu. Lelaki itu sepetinya sedikit terkejut mendengar pertanyaan Sohyun terlihat wajahnya langsung berubah kaku dan matanya hampir membulat sempurna.

" Eoh... tentu saja. aku kepala diperpustakaan disini." jawabnya gugup.

" Benarkah?" lelaki itu hanya mengangguk. Wajahnya kembali normal, tidak sekaku tadi.

" Bolehkan aku meminta bantuanmu?"

" Apa itu?"

" Izinkan aku memasuki perpustakaan ini diwaktu-waktu tertentu, karena aku harus mempelajari semua buku yang ada disini. minimal adalah mempelajari 10 buku per hari."

" Apa? 10 buku per hari?" Sohyun mengangguk mantap.

" Iya tuan, maka dari itu aku sangat berharap padamu, karena pertolonganmu sangat dibutuhkan."

Lelaki itu tampak berfikir, dan tak lama akhirnya dia mengeluarkan jawabannya. " Baiklah aku akan menolongmu, tapi ada syarat yang harus kau penuhi."

" Apa itu?"

.

.

.

Yeri meraih bahu Hyun So.

" Sohyun, kau... apa kau baik-baik saja?"

" Apa kau sakit?"

Hyun So hanya menatap datar ke arah Yeri, lalu menggelang kecil. " Aku baik-baik saja. aku tidak sakit."

" Benar, kau memang sakit." Ujar yeri memutuskan secara sepihak meskipun Hyun So sudah mengatakan, tidak.

" Imo, nanti sepulang dari sekolah kita harus membawa Sohyun ketempat Dokter Yoon." Ujar Yeri, Ji Woo mengangguk menyetujui begitupun dengan Suho yang masih berada diantara ketiganya.

Pasti saudaranya ini sedang tidak baik. Selalu melakukan hal-hal konyol menurut Yeri. Ya memang sesuatu telah terjadi pada saudaranya itu.




Di sekolah

Ji Suk memasuki kelas 2-3, dimana Hyun So dan Yeri berada. Ji Suk berdiri didepan mimbar lalu meletakan setumpuk kertas disana.

Setelah melakukan sapa-menyapa antara guru dan murid. Ji Suk akhirnya memulai kelasnya.

" Sebelum kelas pagi ini dimulai, aku akan mengumumkan sesuatu kekalian."

" Selamat, kelas kalian mendapat nilai tetinggi untuk seluruh mata pelajaran pada ujian kali ini. Dan juga selamat kepada Kim Sohyun yang berhasil memperoleh nilai paling tinggi." Ucap Ji Suk lalu mempersilahkan murid bernama Kim Sohyun maju kedepan untuk mengambil hasil ujian. Tepukan tangan oleh seluruh murid pun menggelegar di ruang tersebut.

" Semangat terus. Dan pertahankan nilaimu." Ujar Ji Suk, dia menyerahkan kertas hasil ujian ke Hyun So.

Bel istirahat berbunyi beberapa waktu lalu. Yeri dan Hyun So duduk dibangku koridor sambil minum-minum. Tak lama kedua gadis menghampiri mereka dan duduk diantar Hyun So dan Yeri.

" Yaa... kalian dari mana saja?" ujar Yeri mempertanyakan kenapa kedua temannya itu baru datang.

" Biasa Rose ini. Kau pasti tau." Jawab Joy.

" Selamat Hyun kau menang lagi kali ini. Sesuai janji kau harus mentraktir kami bertiga dikafetaria selama dua hari." ujar Rose menagih janji.

" Yaa.. kau terlalu berlebihan." Joy menyenggol lengan Rose beberapa kali.

Hyun So tidak menjawab, dia hanya menatap Joy dan Rose secara bergantian. " Kalian siapa?" Joy dan Rose saling tatap satu sama lain, lalu menatap Yeri dengan kompak seolah meminta penjelasan pada gadis itu.

Sedangkan dilain arah, terjadi keributan. Seorang lelaki yang berjalan disepanjang koridor dengan banyak gadis yang mengerubungi lelaki tersebut dan juga beberapa mengekorinya dibelakang. Sungguh kejadian tidak asing lagi bagi mereka semua, kecuali Hyun So.

Lelaki itu menghampiri keempatnya lalu meletakan sebuah kotak dikepala Hyun So, membuat gadis itu langsung meraih kotak tersebut.

" Makanlah." Ujar si lelaki lalu pergi.

" Thank's." Seru Rose.

Hyun So memperhatikan lelaki yang lama-kelamaan hilang dari penglihatannya. Dia menatap Yeri, membuat gadis itu hanya menampakan wajah seolah berkata 'Apa'.

" Eoh, Kang Hyuk orabeoni, kenapa dia juga bisa ada disini. Kalian mengenalnya?" Sekali lagi Yeri dibuat heran oleh tingkah Hyun So. Sepertinya membawa saudaranya ini ke Dokter Yoon adalah pilihan yang tepat.

Rose, Joy, dan Yeri mereka bertiga saling pandang satu sama lain.

Different DimensionWhere stories live. Discover now