Different Dimension ~ 02 ~

116 21 0
                                    

Jam 01.00 am

Ia mengambil ponsel yang ada dinakas dekat rajang tidur dengan kasar. Bunyi yang berasalkan dari benda tipis itu telah mengusik tidur indahnya yang baru saja ia selami bunga tidurnya. Dengan mata yang masih menahan kantuk, ia berusaha menatap layar ponselnya yang menampilkan tulisan 'Ji Woo' , segera ia menggeser tombol hijau.

" Halo.." sapanya dengan suara serak.

" ... "

" Mwo?!"

" ... "

" Oke. Aku dan yang lainnya akan segera membantu untuk mencari." Kantuk yang sedari tadi menyergapnya, sekarang lenyap begitu saja. Dengan cepat dia langsung melompat dari tempat tidur. Sebelum menuju pintu ia mengambil jaket tebal yang tak sengaja tersampir dikursi.

Pertama, dia menilik pintu kamar yang ada didepan kamarnya. Ruangan itu masih terang, lampu utamanya masih menyala, sepertinya sang pemilik belum juga terlelap. Segera dia memasuki kamar tersebut.

" Yeol, kau belum tidur?" yang dipanggil Yeol lantas menoleh, dan mendapati sang kakak sedang berdiri disamping daun pintu.

" Eoh, Ha Sun noona. Ada apa?"

" Apa oppa sudah pulang?"

Chanyeol menggeleng beberapa kali. " Hyung? Memang kenapa? Entah aku tidak tau. Baru saja aku bangun untuk mengerjakan tugas." Ujarnya.

" Memang ada apa noona?" tanya Chanyeol heran, pasalnya kakaknya itu seperti sedang dilanda panik.

" Sepertinya sleepwalkingnya kambuh lagi. Tadi Ji Woo menelfoneku. Katanya Sohyun hilang."

" Mwo, hilang?! Bagaimana bisa?"

" Aku juga tidak tau. Ayo bantu aku mencarinya. Sepertinya anak itu benar-benar hilang."

" Arraseo noona, tunggulah diluar biar aku siap-siap dulu." Ha Sun mengangguk, dia keluar dari kamar Chanyeol dan menunggu lelaki itu.

Saat keduanya baru saja menapakan kaki mereka dipelataran rumah, terlihat sebuah cahaya terang memasuki pekarangan rumah, sebuah mobil hitam metalik masuk melewati gerbang.

Ha Sun dan Chanyeol berdiri ditempat menunggu mobil yang tak jauh dari mereka mematikan mesinnya. Setelah mati sang pemilik turun dari sana sambil menenteng tas dan jas yang tersampir ditangannya.

" Hyung!" Seru Chanyeol. keduanya menghampiri lelaki yang baru saja turun dari mobil.

" Ada apa? Kenapa kalian ada diluar? Apa ada masalah?" ujarnya dengan berbagai rentetan pertanyaan.

" Ikutlah kami mencari Sohyun." Sahut Ha Sun cepat.

" Sohyun?"

" Dia hilang."

.

.

.

Sohyun terbangun, ia melihat sekeliling ruangan yang terlihat sangat klasik dan kuno. Ketika ia duduk ditepian ranjang, tiba-tiba kepalanya terasa pusing, membuat Sohyun sedikit memijat pelipisnya.

Seorang wanita datang menghampirinya dan tersenyum. " Anda sudah sadar?" tanyanya lembut.

Sebelum menjawab. Tiba-tiba ada seorang wanita dengan pakaian kuno yang memasuki ruangan Sohyun. Sedangkan wanita yang tadi bicara dengan Sohyun langsung undur diri untuk memberi ruang pada wanita yang baru datang itu.

" Kau sudah sadar Hyun So-ya?" Sohyun yang ditanyai begitu lantas mengerutkan dahinya, sekaligus tertegun ketika melihat seorang wanita yang ada didepannya sekarang.

" Park saem?"

Ha Na hanya menautkan alisnya bingung ketika mendengar sang anak memanggilnya begitu. " Siapa yang kau sebut guru? Aku ini eommamu." Ujar Ha Na terkejut.

" Eomma? Ah, tidak mungkin. Kau tau kan saem kalau orang tuaku sudah meninggal. Lalu kenapa kau menggunakan pakaian kuno itu? Omo. Jangan-jangan kita sedang berlatih untuk penampilan disekolah besok. Maaf saem karena mengacaukannya. Aku sama sekali belum hafal naskah dramanya." Ujar Sohyun menyesal.

Ha Na semakin menautkan alisnya bingung. Sepertinya anak ini sedang bercanda. Dia tidak paham apa yang dibicarakan gadis itu. sepertinya memang telah terjadi sesuatu pada putrinya ini, pikirnya.

" Wah saem, kau benar-benar sangat anggun dengan pakaian seperti itu. dan sepertinya kau sudah sangat lancar dalam menghafal naskahnya." Ha Na hanya diam mendengar penuturan Sohyun. Kemudian wanita itu meraih bahu Sohyun.

" Kau kenapa? Sadarlah Hyun So-ya."

" Memang kenapa? Aku sudah sadar-sesadarnya. Oh maaf saem. Tapi apa benar kita sedang berlatih. Kenapa hanya kita berdua saja yang berlatih?" heran Sohyun tidak mendapati pemain lainnya yang harusnya ikut berlatih bersama sang guru.

" Apa yang kau bicarakan? Aku ini bukan gurumu. Aku ini benar-benar ibumu Hwang Hyun So."Tegas Ha Na akhirnya. Sohyun sedikit terkejut ketika wanita dihadapannya ini sedikit meninggikan suaranya.

" Jadi sebenarnya kita tidak sedang berlatih?"

" Berlatih apa? Kau itu sudah meninggalkan pelatihan dari kemarin. Memang kau kemana hingga bisa menghilang. Semuanya menjadi panik karenamu." Jelasnya.

" Tapi kenapa kau selalu memanggilku Hyun So. Namaku Kim Sohyun. Aku tidak mengerti kenapa kau memanggilku begitu." Ucap Sohyun mulai bingung.

" Bukankah, kau Park Ha Sun sonsaengnim?" imbuhnya.

" Sepertinya memang telah terjadi sesuatu padamu. Bahkan kau tidak ingat nama ibumu dan namamu sendiri."

Sohyun semakin dibuat bingung oleh siatuasi ini. " Ah pasti ini mimpi." Ujarnya membatin. Lantas Sohyun mencubit lengan tangannya dan ia merasakan sakit.

" Jika ini bukan mimpi... lantas apa yang sebenarnya terjadi padaku?" gumamnya benar-benar bingung.

Ha Na diam sambil terus memperhatikan tingkah Sohyun. Saat Sohyun menatap dirinya sendiri, ia dibuat terkejut dengan apa yang dikenakannya. Gadis itu langsung lompat dari ranjang dan membuat Ha Na yang ada didepannya langsung mundur secara teratur.

Sohyun langsung berlari keluar dari kamar, dan saat ia sudah didepan, ia mendapati semua orang yang ada disana atau hanya sekedar lewat membungkuk dalam kearahnya.

Ha Na menyusul Sohyun keluar dengan beberapa wanita yang mengikutinya. Sohyun merasakan dadanya sesak karena schok dan kebingungan. Melihat hal itu Ha Na dengan cepat menghampiri Sohyun dan langsung menyuruh playannya untuk memanggilkan seorang tabib.

" Sebenarnya dimana aku. Dan siapa aku sebenarnya?" ucap Sohyun terdengar panik dan frustasi. Dia menatap tak percaya pada sekelilingnya.

Ha Na meraih kedua bahu Sohyun. " Apa kau benar-benar tidak bisa mengingat?"

" Dengarkan aku. Kau ini putri mahkota kerajaan, Hwang Hyun So. Dan aku ratu sekaligus eommamu, Park Ha Na." Ujarnya memberitahu jika memang benar-benar gadis itu tidak bisa mengingat apapun.

" Apa jangan-jangan aku berada pada tubuh orang lain?" batin Sohyun.

" Jadi ini ada pada zaman Joseon?" ucap Sohyun tak percaya, dia langsung membungkam mulutnya sendiri.

" Apa kau sudah ingat. Ya ini adalah zaman Joseon." Ujar Ha Na.

" Kalau begitu, siapa rajanya?" tanya Sohyun hati-hati, air mukanya masih melihatkan jika dia panik dan ketakutan. Sohyun mundur beberapa langkah dari Ha Na.

" Tentu saja Raja yang mendirikan negeri ini. Sekaligus aboejimu." Ujar Ha Na bingung akan sikap Sohyun yang terasa asing itu.

Sohyunmencoba mengingat tentang sejarah Joseon yang dipelajarinya dan menerapkandengan situasinya sekarang. " Apa mungkin." Gumam Sohyun lalu barteriakmemanggil nama "Raja Hwang Jae Suk."

Different DimensionWhere stories live. Discover now