Different Dimension ~ 07 ~

67 16 2
                                    

Ji Woo menyusul Yeri dan Hyun So kesekolah, lalu mereka langsung menuju rumah sakit dimana Dokter Yoon bertugas.

Setelah mendapat izin dari seorang perawat mereka memasuki ruang bernuansa putih, disana hanya ada seorang lelaki yang sedang duduk dikursi kebesarannya dan beberapa kertas ditangannya. Siapa lagi jika bukan Dokter Yoon.

" Eoh kalian sudah datang." Sapa Dokter Yoon ramah lalu membiarkan ketiganya untuk duduk disofa ruangan tersebut.

" Jadi langsung kita mulai saja. ayo Sohyun ikut aku keruangan lain sebentar." Ujar Dokter Yoon lalu menuntun Hyun So untuk ia bawa keruangan lain yang ada disebelah ruangannya.

Beberapa waktu kemudian, kira-kira 15 menit, keduanya kembali menghampiri Ji Woo dan Yeri yang ditinggalkan sebentar.

" Bagaimana dokter?" tanya Yeri.

" Tidak ada masalah. Jantungnya juga baik-bak saja." jawab Dokter Yoon membuat keduanya menghela nafas lega.

" Tapi kenapa dia terus-menerus seperti itu?" ujar Yeri.

" Maksudmu Yeri-ah?"

" Seperti yang kuceritakan sebelumnya tadi lewat pesan."

" Ah.. mungkin karena dia sangat lelah. Lebih baik untuk saat ini Sohyun istirahat dulu disini. mungkin besok dia sudah boleh pulang." saran Dokter Yoon. Yeri dan Ji Woo lantas menoleh kearah Hyun So yang sedari tadi diam.

" Bagaimana, kau mau?" tanya Ji Woo.

" Mau apa?" tanya Hyun So balik dengan polosnya.

" Istirahat untuk sementara waktu disini."

" Baiklah, jika itu membuat kalian tidak khawatir lagi."

Setelah membuat kesepakatan dengan Dokter Yoon, Ji Woo dan Yeri pamit undur diri untuk pulang. Dan meninggalkan Hyun So dirumah sakit.

" Jaga dirimu baik-baik Sohyun." Ujar yeri sebelum berpisah dengan saudaranya itu. ia melambaikan tangannya kearah Hyun So.

.

.

.

Ini sudah hampir tengah malam, tapi ia belum bisa menemukan seseorang yang sedang dicarinya, padahal berulang kali dia telah mengelilingi istana, ini sudah yang kelima kalinya. Karena merasa lelah dia mengistirahatkan diri dengan menyandarkan dirinya ditembok jembatan.

Tak lama seorang gadis melewati dirinya dengan berlari tergesa-gesa seperti sedang dikejar sesuatu. Lelaki itu hanya mengikuti arah gadis itu hingga akhirnya menghilang dari penglihatannya.

" Eoh.. bukannya tadi itu.." gumamnya. Ia ingin mengejar gadis tadi, tapi percuma saja ia sudah kehilangan jejak beberapa waktu lalu.

Sekarang dia sudah tidak punya banyak waktu lagi, secepatnya dia harus segera menemukan sang majikan. Segera dia bangkit lalu memulai pencarian kembali.



Sohyun akhirnya sampai diperpustakaan. Nafasnya masih tersenggal-sengal karena aksi maratonnya tadi. Saat hampir memasuki ruangan, ia dikejutkan oleh seorang lelaki yang tengah berdiri membelakanginya.

" Tuan kau mengejutkanku."

" Apa hanya aku saja yang merasa tidak nyaman?" ujar lelaki itu lalu menoleh ke arah Sohyun.

Sohyun mengernyit. " Ye?"

" Seorang pelayan sepertimu seharusnya bisa mengandalkan waktu dengan baik. Kau sudah melanggar waktu perjanjian." Ucapnya menjawab kebingungan Sohyun.

" Ah, maaf tuan. Tadi ada hal mendesak yang harus kulakukan."

" Baiklah, permintaan maafmu kuterima."

Ya, tadi ada hal mendesak yang benar-benar harus Sohyun lakukan. Beberapa waktu lalu dia berhasil menyakinkan Dokter Seo untuk menjadikannya sebagai murid, dengan syarat dia harus menyepakati peraturan yang dibuat oleh Dokter Seo sendiri, salah satunya harus mengisi kendi yang ada dipelataran kediaman Dokter Seo, entah apa alasannya ia harus melakukan hal tersebut, hanya Dokter Seo yang tau. Karena hal itulah ia terlambat bertemu dengan orang yang sudah terikat janji dengannya. Siapa lagi jika bukan lelaki yang tadi telah menolongnya, yang sampai saat ini Sohyun belum tahu nama lelaki tersebut hanya tahu sebagai kepala perpustakaan.

Permintaan yang di buat lelaki itu adalah menemui dirinya kembali saat malam hari, entah untuk apa Sohyun tidak tahu. Sohyun hanya diminta untuk memenuhi permintaannya saja tanpa tahu alasannya.

" Jadi apa yang ingin kau katakan padaku tuan, sampai kau menyuruku untuk datang kembali?"

" Kau ingin belajar disini kan? Agar bisa membaca dan mempelajari 10 buku per hari?" Sohyun hanya mengangguk mengiyakan.

" Belajarlah bersamaku. Kebetulan aku kesini juga untuk belajar. Ada beberapa buku yang harus kupelajari. Mungkin jika bersama orang lain akan cepat mempelajarinya. Dan aku tidak merasa bosan dan tidak nyaman."

Sekali lagi perkataan lelaki didepannya ini membuat dahinya berkerut, sekarang lebih dalam, " Ye?"

" Kau tidak mau?"

" Ah, dengan senang hati tuan. Aku akan belajar bersamamu."

" Jika boleh tau, siapa namamu?"

" Kim Jo Jo."

" Aku Hwang Won Deuk. Kau cukup memanggilku Won Deuk saja."

" Ye?"

" Ah Ye, Won Deuk-ah." Ujar Sohyun sedikit ragu memanggil lelaki didepannya dengan nama saja tanpa embel-embel.

" Kita mulai saja sekarang. Waktu sudah semakin larut. Bukankah kau masih harus menyelesaikan tiga buku lagi?" Sohyun hanya mengangguk.

Waktu berlalu begitu cepat. Won Deuk baru saja menyelesaikan buku bacaannya. Sedangkan Sohyun, gadis itu tertidur dengan pulas diatas buku yang masih terbuka dihalaman tengah-tengah.

Baru saja keluar dari perpustakaan tiba-tiba seorang pemuda datang menghampiri. Nafas pemuda itu terlihat tidak teratur, sepertinya baru saja berlari.

" Jeoha.. kau dari mana saja? aku sedari tadi mencarimu kemana-mana."

" Aku dari tadi disini untuk belajar. Seharusnya aku yang bertanya padamu, dari mana saja kau? Seharusnya kau menemaniku belajar disini bukannya pergi." Omel Won Deuk kepada pemuda yang menunduk.

" Maaf Jeoha.. tadi aku harus bertemu dengan aboeji." Ujar sang pemuda menjelaskan.

" Sudahlah. Aku lelah, lebih baik kita pergi saja sekarang."

" Ye.."

.

.

.

02.30 am

Rasa kantuknya sudah lenyap. Hyun So terduduk ditempat tidurnya. Tanganya ia lingkarkan pada kaki yang ia tekuk juga kepalanya yang ia letakan diatas lutut. Gadis itu tengah merenungkan sesuatu hingga membuatnya tidak bisa tidur dengan nyaman.

" Apa aku terlalu kentara. Jika diriku ini bukan Sohyun yang sesungguhnya." Monolognya diruangan yang sangat sepi dan sunyi.

" Aku takut jika diriku tertangkap basah sebelum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ini terlalu dini." Hyun So mengerang frustasi. Ia sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan.

" Aku akan berusaha lagi untuk menjadi dirimu Kim Sohyun. Sepertinya aku harus menjalaninya sealami mungkin. Agar orang-orang disekitar tidak curiga."

" Sudah kuputuskan. Besok aku harus menjalani sebagai Kim Sohyun dengan sungguh-sungguh, apapun yang terjadi. Dan menyakinkan yang lain jika seorang Kim Sohyun yang sekarang baik-baik saja." Hyun So mengepalkan tangannya keudara, bermaksud untuk menyemangati dirinya sendiri. Hingga akhirnya tak lama kemudian gadis itu terlelap.




TBC

Different DimensionWhere stories live. Discover now