Different Dimension ~ 08 ~

73 15 3
                                    

Sohyun terbangun dari tidurnya, gadis itu langsung meregangkan badannya yang terasa pegal. Dengan mata yang masih menahan kantuk, dia berusaha mencoba melihat sekitar yang terasa asing. Ketika mencoba mengingat kejadian semalam, matanya langsung melebar sempurna kantuknya juga langsung lenyap begitu saja.

" Apa yang kulakukan. Bagaimana bisa aku sampai ketiduran disini sampai pagi." Rutuknya. Dia langsung membereskan meja yang berserakan buku-buku. Dengan segera dia keluar dari perpustakaan sebelum penjaga datang dan melihatnya.

Sohyun berjalan ke arah barat, dimana tempat para pelayan berada. Seharusnya dia sudah ada disana untuk mengerjakan tugas, sekaligus menjalankan perintah rutin dari dokter Seo. Dia sudah terlambat, sudah dipastikan dia akan mendapat hukuman. Sudahlah tidak apa, pikirnya.

Ketika hampir sampai, matanya tiba-tiba menangkap seorang pemuda tengah berlari kecil entah akan kemana. Arah mata Sohyun mengikuti gerakan pemuda itu, saat tak sengaja melihat wajahnya sekilas, Sohyun langsung dibuat terkejut.

" Bukannya itu.." dengan cepat Sohyun menyusul sang pemuda yang hampir keluar dari area istana.

" Yaa... tunggu... berhenti..." teriaknya berusaha menghentikan pemuda yang lama-kelaman menjauh darinya, padahal sebentar lagi dia mencapai pemuda itu, tapi sayang Sohyun sudah tidak kuat lagi.

Sekarang dirinya terjebak ditengah keramaian pasar. Sohyun hanya mengedarkan matanya kesekitar dengan bingung. Dia tidak tau lagi harus mencari pemuda tadi kemana. Sohyun menghela nafasnya kasar.

" Ah sial. Aku kehilangan jejaknya. Bukannya tadi itu Chanyeol oppa, kenapa dia bisa ada disini? aku tidak salah liat kan?" ujarnya pada diri sendiri.

Baru hendak berbalik untuk kembali, Sohyun dikejutkan oleh pemuda yang memacu kudanya dengan cepat kearahnya. Sohyun hampir saja jatuh saat tubuhnya hilang keseimbagan, tapi pemuda berkuda itu dengan cepat menangkap tubuh Sohyun.

Dipersekian detik, Sohyun dan pemuda didepannya saling tatap satu sama lain. Tapi tak lama pemuda itu menjatuhkan Sohyun dari kudanya, membuat Sohyun meringis ketika tubuhnya dengan keras berbenturan dengan tanah.

Sohyun langsung menatap tajam kearah pemuda yang ternyata juga menatapnya dengan wajah datarnya. Pemuda berkuda tanpa menghiraukan Sohyun lagi mulai memacu kudanya, tapi dengan cepat Sohyun tahan.

" Tunggu.." Seru Sohyun. Gadis itu bangkit dengan memegangi punggungnya yang terasa sakit.

" Tetap disana." Serunya lagi.

Pemuda berkuda dengan malas menatap Sohyun yang kesulitan berdiri. Ia hanya memutar bolanya jengah.

" Bagaimana bisa kau membuang seseorang, seolah-olah mereka itu tas atau barang lainnya?" protes Sohyun. Pemuda itu acuh tak acuh dengan ocehan Sohyun yang menurutnya membuang waktunya. Tanpa memperdulikan lagi dia mulai memacu kudanya, tapi lagi-lagi Sohyun menahannya.

" Aku sudah bilang untuk tetap diam dan menunggu!"

" Bagaimana bisa kau mengendarai kuda dengan sangat cepat dijalan sempit seperti ini? Lihat disebelah sana! lihat, lihat! Semua orang harus menyingkir untuk memberimu jalan. Apa kudamu itu lebih penting?!" Pemuda itu hanya diam mendengar omelan Sohyun. Dia hanya menatap Sohyun lalu tersenyum miring. Dengan cepat dia langsung memacu kudanya meninggalkan tempat dan meninggalkan Sohyun yang masih dengan amarahnya, dia tidak mau peduli lagi, membuang waktu berharganya saja, pikirnya.

" Yaa... Yaa..." teriak Sohyun, gadis itu langsung mengerang frustasi.

Seorang paruh baya menghampiri Sohyun, dan berkata.

" Sudahlah agassi lupakan dia." Ujarnya.

" Dimana biro kepolisian? Mereka harus menangkap pria itu." ujar Sohyun, dia masih tak terima diperlakukan tak baik oleh pemuda berkuda tadi.

Different DimensionWhere stories live. Discover now