9. The Hidden Truth

192 37 0
                                    

"Kau salah sangka, Jeff

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau salah sangka, Jeff. Cobalah untuk berpikir tenang."

"Apa lagi? Kau ingin berusaha menjelaskan sesuatu untuk--"

"Jeff, aku hanya orang asing yang baru saja mengetuk pintu mobilmu satu jam lalu. Aku tidak tahu apakah kau memang keras kepala atau seseorang berhasil meracuni pikiranmu. Aku mengenal Alfred, meski hanya sebatas teman mengobrol di halte. Dia menceritakan semua hal baik tentangmu. Aku sangat kaget mendengar tuduhan-tuduhan tidak mendasar yang kau lontarkan dengan gamblang untuknya."

Changbin berdeham, memperhatikan wajah Jeff yang masih dipenuhi amarah. "Aku tahu, kau pasti meragu karena situasi yang membingungkan ini. Tapi, aku mohon, percayalah bahwa Alfred tidak akan setega itu. Dia menyayangimu, pun dengan orangtuamu. Tentunya kau lebih tahu hal itu."

"Aku perlu bukti dan bertemu dengannya saat ini juga, Changbin."

"Bukti apa? Jelas-jelas bukan dia."

"Lalu, siapa? Jika kalian memang tahu pelakunya, kenapa tidak segera melapor saja?"

Sebelum Changbin bersuara, Jeff terlebih dahulu beranjak pergi meninggalkannya. Penuh kekesalan menuju mobil yang berada di parkiran motel. Sungguh, ia tak bisa lagi berpikir tenang dalam keadaan bak benang kusut ini. Semakin ia coba untuk luruskan, semakin banyak lilitan yang terbentuk. Tak bisakah Changbin memberi jawaban yang ia inginkan? Tak perlu penjelasan, cukup katakan siapa pelakunya. Itu saja.

Dingin menelusup masuk melalui celah mantel yang terbuka, menggigit tulang cukup kencang. Jeff menghentikan langkah, bersandar di sisi kanan mobil dengan mata terpejam. Tak ada lagi kehangatan yang terasa, dirampas begitu saja oleh hampa. Jeff seolah tenggelam, berbaur dengan cakrawala berona tua yang mulai menjatuhkan partikel putihnya untuk semesta.

Beberapa meter dari parkiran motel, Changbin pun menahan kedua tungkainya hanya untuk menyapa satu persatu kepingan salju pertama yang turun. Memberi sentuhan singkat, tapi lama hinggap di helaian surai. Ia menarik napas dan asap putih keluar. Dingin dan kering.

"Seo Changbin! Ponsel Alfred sudah aktif!"

Mendadak lupa perdebatan beberapa menit lalu, mereka berdua kembali berdiri dalam jarak dekat. Berbagi sedikit lega atas usaha yang mereka pikir akan berujung sia-sia.

"Dia menjawabnya?"

"Belum. Hanya ... Oh, ada pesan masuk!" pekik Jeff girang sebelum kedua alisnya menukik tajam kebingungan. "Gedung terbengkalai di samping Umbrella Motel?"

"Kenapa?"

"Entah, pesan masuk Alfred hanya berisi kalimat itu. Apa kita harus ke sana?"

Deru mesin mobil yang semakin dekat membuat mereka berdua menolehkan kepala ke kiri, tepatnya ke jalanan yang hanya diisi oleh satu mobil. Menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas, Jeff melambaikan tangannya setelah berhasil mengidentifikasi siapa pemilik mobil abu-abu tersebut.

Can't See The End [Hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang