How they meet

36K 1.1K 6
                                    

Sepulang dari Bandara Hera diantar Leon menuju kantornya. Bukan kantor besar HN Group melainkan kantor sederhana hanya empat lantai.

"Assalamualaikum kak," salam Hera sebelum menutup pintu mobil dan masuk menuju kantornya sendiri.

"Selamat siang bu..." sapa resepsionis.

"Selamat siang juga untukmu," jawab Hera ramah. Ia selalu ramah pada setiap bawahannya tak peduli siapa saja.

Saat Hera hendak menuju ruangannya, ia teringat sesuatu. Ia berbalik kembali menuju meja resepsionis.

"Ada apa bu?" Tanya sang resepsionis yang bernama Talia saat bosnya menghampiri mejanya.

"Apa Pak Jason dan Pak Nathan ada di kantor?" Tanya Hera.

"Tadi mereka pamit untuk makan siang Bu, ada yang bisa saya sampaikan?" Tanya Talia.

"Ya! Jika mereka berdua sudah kembali suruh ke ruangan saya," perintah Hera. Talia hanya mengangguk kemudian Hera berlalu meninggalkannya.

Hera masuk ke ruang kerjanya ia duduk di kursinya dan menekan panggilan pada nomor di ponselnya. "May! Kita akan ada rapat dua jam lagi, kamu persiapkan berkasnya. Lokasi di Resto xxx," kata Hera setelah mendapat respon Hera menutup ponselnya.

Maya, sekretaris Hera di HN Group dulu. Saat Hera memutuskan keluar ia ikut keluar dan lebih mengikutinya. Padahal Hera dulu sempat melarangnya ia masih ingin Maya di HN untuk mengawasi karena ia hafal seluk besuk dan sifat karasteristik HN Group sama sepertinya. Namun Maya tetap tak mau tinggal dan lebih memilih ikut bersama Hera. Maya sebenarnya adalah teman SMP Hera, mereka berteman dengan dekat saat SMP namun saat SMA dan Kuliah mereka tak bersama dan bertemu lagi saat sudah di HN Group.

Hera bosan, tak ada yang harus ia lakukan saat ini. Semua berkas yang perlu diperiksa dan ditandatangani sudah dikerjakan oleh Jason dan Nathan.

Tanpa sadar pandangan Hera tertuju pada bingakai Foto yang didalamnya terdapat fotonya bersama dokter Adi. Terlihat Adi yang tak siap difoto dengan Hera menggandeng tangannya. Ia ingat Rian lah yang memfotonya dan itu adalah foto pertamanya dengan Adi. Hera tersenyum, "patemuan kita aneh mas."

Flashback on

13 November 2015

Siang ini Hera pergi ke rumah sakit tempat Rian bekerja 'Rumah Sakit Abdi Nugroho'. Seperti biasa tak perlu bertanya ia sudah tau dimana ruangan kakaknya, beberapa Dokter yang mengenalnya juga menyapanya.

"Siang kakak ku yang tampan!" Teriak Hera langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Untung saja di dalam sedang tak ada siapa - siapa, jika ada pasien Rian jantung mereka akan langsung kumat jika mendengar teriakan Hera.

"Yaampun dek ngagetin aja! Untung gak ada pasien," kata Rian sambil mentup mapnya. Rian adalah dokter spesialis bedah jantung. Maka jika ada pasien saat itu, pasti nanti langsung sekarat gara - gara Hera.

"Hehehe, sorry. Aku disuruh mama bawain makan siang," kata Hera langsung menaruh rantangnya di meja kaca di depan sofa dan menuju pantry mini di ruangan Rian. Karena Rian adalah dokter yang cukup disegani di rumah sakit ini jadi ruangannya sangat lengkap. Ada kamar pribadi, pantry, dan sebuah sofa panjang.

Hera kembali dengan dua piring dan dua pasang sendok dan garpu. "Makan," kata Hera, Rian langsung duduk di sofa dan menunggu Hera selesai menyajikan makanan. Setelah selesai menyajikan milik Rian dan dirinya mereka berdua makan bersama - sama.

"Kak! Aku pulang dulu yah... mau ngecek dua anak iblis dulu," kata Hera setelah membereskan rantangnya.

"Itu anak bos kamu loh dek," Rian heran bagaimana bisa Hera memanggil anak bosnya dengan sebutan seperti itu namun itulah sifat Hera. "Kakak temani kamu turun," kata Rian lalu bangkit. Hera cuma memgangguk aja.

I'm Perfect CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang