awal

13.3K 618 2
                                    

Setelah satu minggu dirawat akhirnya bapak Ramlan sudah diizinkan pulang. Hera lah yang mengantarnya dan memberikan nasehat pada ibu Siti (istri pak Ramlan) agar pak Ramlan tak melalukan aktivitas berat dan jaga pola makan. Hera juga sudah memberikan obat untuk pak Ramlan ke bu Siti.

Beberapa Hari berlalu kehidupan Hera kembali seperti biasa. Namun disela kesibukannya ia teringat pada Dokter Adi. Kemudian ia membuka ponselnya, ia telah memindahkan kartunya ke ponsel pribadinya. Hera mengetikkan sesuatu, "Siang dok, terimakasih ya dok sudah menolong bapak saya." Tulis Hera dan langsung ia kirim.

"Jika ini dibales bakalan gue gangguin setiap hari," gumannya sambil melihat pesannya. Namun tak lama satu pesan muncul dan Hera langsung saja berdiri dari duduknya.

"Bu kenapa?" Tanya salah satu karyawannya. Oh ia lupa jika sedang rapat. Ia segera duduk kembali, "tidak, sebenarnya saya tadi ingin membenarkan proporsal kita namun saya rasa tak perlu," ucapnya mengarang, namun ia masih menggunakan alasan yang logis karena Hera adalah orang yang cepat tanggap.

"Menurut saya memang harus ada yang di perbaiki bu. Saya mengecek data yang anda ajukan dengan yang tertulis tidaklah sama," kata karyawannya.

"Benarkah? Baiklah saya cek lagi, ini sudah jam makan siang sebaiknya kalian istirahat dulu nanti kita lanjutkan setelah jam makan siang," kata Hera kemudian satu per satu karyawannya pamit menyisakan dia sendiri di ruangan rapat.

Ia segera membuka kembali ponselnya. Urusan proporsal memang Hera sempat mengganti datanya beberapa hari lalu jadi ia tak perlu pusing karena ia sendiri yang menggantinya.

"Dibales?" Katana tak percaya kalau dokter Adi membalas smsnya. Namun dalam hati ia tersenyum licik, "jatuh kau dalam perangkap! Siap siap hidupmu gak nyaman beruang kutub," batinnya sambil tersenyum mengerikan.

Walaupun balasan dari Dokter Adi hanyalah "Ya" namun ia tetap membalas.

"Dokter sudah makan? Dokter harus jaga kesehatan loh," pesannya lagi

"Soalnya banyak nyawa yang bergantung pada dokter"

Sedangkan disisi lain Adi yang mendapat sms gak nyambung dari Hera langsung bingung. 'Kok jadi gini?' Batinnya namun ia tak membalas pesan tersebut.

Hera yang tak kunjung mendapat balasan kesal juga. Akhirnya ia memutuskan untuk mengsms kembali.

"Dok, saya mau tanya makanan apa saya yang boleh dimakan bapak? Kata dokter harus jaga pola makan?"

Ting... tak lama ponsel Hera berbunyi, ia tersenyum penuh arti.

"Mbak bisa tanyakan itu ke dokter ahli gizi" hanya itu balasan dari Adi.

Dan mulai saat itulah Hera mulai menganggu Adi dengan sms yang tak bermutunya. Namun tak pernah dibalas oleh Adi walaupun setiap pesan selalu dibaca oleh Adi tapi tak pernah Hera mendapat balasan. Namun bukan Hera jika cepat menyerah, setiap ia longgar lalu saja menganggu Adi. Itulah rutinitasnya yang baru.

-flashback end-

.
.
.
.

Suara pintu diketuk, "permisi," suara dari luar. Namun dari dalam tak terdengar sautan. "Permisi, kami masuk," kata salah satunya sopan sambil membuka pintu perlahan. Dan kini mereka melihat seseorang wanita tengah senyum senyum sendiri.

Kedua pria itu saling tatap, "bu, tadi ibu menggil kami?" Tanya yang paling muda. "Permisi bu?" Tanyanya lagi yang tak mendapat respon dari wanita itu.

"Apa dia sudah tak waras?" Tanya yang lebih tua.

"Maybe," jawab Nathan.

Kemudian Jason mendekati Hera yang tengah senyum senyum sendiri. "Permisi bu," panggil Jason berusaha sopan. Namun sama sekali tak ada respon, kemudian ia tersenyum licik.

I'm Perfect CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang