Flashback karier 2

8K 486 3
                                    

Pagi ini Hera tiba dikantor jam tujuh pagi dan tentu saja ia masih belum menemui siapapun disini. Dua anak manja itu juga belum tiba, daripada menunggu tak melakukan apa - apa Hera membuka laptopnya. Mengerjakan tugas dan berkas berkasnya sebelum menyerahkan ke sekretarisnya.

Jam setengah sembilan baru kedua anak manja itu datang, oh... jangan lupakan ekspresi kusut mereka.

'Bisa gak sih dateng ekspresinya cerah gitu sahbil nyapa, hai kakak yang cantik pake banget. Gitu kan kecapek an gue setelah nunggu ber jam - jam langsung ilang.'

Hera segera menutup latopnya dan mengalihkan pandangan ke arah keduanya. "Kalian ini ke kantor, tapi penampilan kalian seperti ingin jalan jalan di mall," tegur Hera.

Mereka hanya acuh, dan duduk di kursi depan meja Hera. "Niatnya aku ingin mengajak kalian diskusi tentang usaha kita, namun... kulihat tempat ini butuh sedikit sentuhan," kedua remaja itu langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Jangan bilang kau menyuruh kami untuk menjadi cleaning service," Nathan tampak ngeri saat Hera mengatakan hal tersebut.

'Pinter juga nih anak, gak kayak kakaknya yang bedugalan.'

"Kalian cepat faham rupanya. Yeah... itu yang kumaksud, lebih baik cepat kita kerjakan sekarang," Hera masih duduk dengan santai di kursinya.

Para remaja itu saling pandang, ,"sial!!" Teriak keduanya sambil meremas rambutnya.

Sesuai keinginan Hera, mereka membersihkan kantor kecilnya. Mulai dari menyapu, melap kaca, mengepel, dan menata meja serta kursi. Namun Hera juga masih membatu mereka, jika Hera gak ikut bantu yang ada mereka pasti juga gak mau bersihin nih kantor sendirian.

"Hei, Jason! Lantainya masih berdebu setebal ini mau kamu pel? Sapu lagi!" Jason mendegus kesal, ia harus mengulang pekerjaannya kembali. Kenapa Hera tak bisa memakluminya, ia belum pernah menyapu sekalipun.

"Nathan, jangan semprot pembersih kaca terlalu banyak! Boros, kamu tau kan kita tak memiliki banyak dana, hematlah sedikit!" Mendengar teriakkan Hera membuat Nathan langsung dongkol. Cerewet sekali wanita ini batinnya.

Mereka kesal karena tadi Hera bilang akan membantu tapi nyatanya dia cuma membersihkan permuakaan meja dan kursi, itupun jumlah meja dan kursi cuma ada sedikit yang lain semuanya dikerjakan hanya mereka berdua.

Setelah dua jam selesai membersihkan ruangan kini mereka tengah duduk sambil kipas kipas pake tangan. Maklum gak ada kipas disini, orang dulunya kan kantor buluk.

Hera menghampiri Nathan, "kamu desain ruangan ini yah," kata Hera. Nathan mengangkat sebelah alisnya.

"Kamu ini tata ruangan ini," ulang Hera. Nathan mengangguk, setidaknya hari ini ia tak banyak melawan pada Hera karena cukup berterimaksih karena kejadian Jason kemarin malam.

Saat Nathan tengah fokus membayangkan dimana semua meja dan kursi diletakkan, Hera membuka pintu.

"Kau mau kemana?" Tanya Jason.

"Saya keluar sebentar, kalian tetap disini! Saya kembali 30 menit lagi," kata Hera lalu pergi. Hera pulang ke rumah, ia langsung menuju gudang milik Rafael, dimana tempat pria itu menaruh perlengkapan wedding maupun tempat baju baju yang sudah tak digunakan. "Aha! Dapet!" Kata Hera setelah mendapatkan bunga - bunga plastik disana, walaupun berdebu tapi masih bagus kok. Hera langsung mengambil kantung kresek yang sudah ia bawa dan langsung memasukkan bunga bunga dan daun daun ke delamnya. "Afa, gue minta ya," izin Hera sambil cengengesan. Padahal di dalam gak ada siapa - siapa.

I'm Perfect CEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang