0.27

7.9K 316 10
                                    

Author Pov'

Kini mereka semua sudah bersiap-siap untuk pergi.

Sepanjang perjalanan Revalia tidak tau dirinya akan di bawa kemana, beberapa menit sudah di lewati, dan kini mereka berhenti di sebuah rumah sakit. Semuanya bingung.

Jelas ini menjadi pertanyaan, sekaligus menimbulkan rasa bingung.

"Kenapa kita ke sini, Yah?" tanya Vera pada Alvin.

"Turun, nanti juga tau."

Semuanya mengangguki ucapan lelaki peruh baya itu.

Setelah keluar deri mobil, mereka langsung berjalan mengekori Alvin dari belakang.
Cukup panjang koridor di lalui oleh mereka, sampai tiba Alvin berhenti di depan ruangan.

Mata Revalia dan Berliana membulat sempurna, mereka kaget dengan sosok yang sedang duduk di depan ruang cek kandungan.

"Kak Arven?" lirih Revalia.

Arven yang merasa namanya di panggil, ia langsung menengok pada sumber suara.

"Reva ..."

Mata Revalia berkaca-kaca. Sakit, takut, marah, bercampur menjadi satu dalam diri Revalia.

Alvin mendekat dan menenteng kerah baju Arven, mengajak anak itu untuk ikut masuk ke dalam ruangan.

"Ayo masuk." tegas Alvin pada semua orang yang ada di situ.

Semuanya langsung berjalan masuk ke dalam ruangan.

"Selamat siang, Pak Alvin." sapa Dokter yang ber nametag 'Klara Ayuning Tyas'.

"Selamat siang, Dokter Klara." balas Alvin dengan sopan.

"Silahkan duduk," senyuman Dokter Klara terukir dengan manis di wajahnya.

Mereka pun duduk pada tempat masing-masing, kecuali Berliana, gadis itu setia berdiri di samping Revalia.

'Pengin banget gue pukul dada lo, sampe semua organ tubuh lo keluar Arven sialan!' batin Berliana.

Sendari tadi, Berliana terus melempar tatapan maut pada Arven.

Sedangkan yang di tatap, berulang kali membuang mukanya acuh.

"Duduk brengsek!" sungut Alvin.

"Maaf sebelumnya kalo kedatangan saya membuat Dokter Klara bingung, di sini saya mau meminta tolong pada Dokter, cek anak saya." ucap Alvin.

Dokter Klara langsung menatap ke arah Revalia.

"Anak saya hamil, ini semua gara-gara bocah bajingan itu!" nada bicara Vera sangat tidak santai, matanya juga sudah berkaca-kaca.

Suasana menjadi kurang enak, Dokter Klara sendiri juga sendikit takut dengan keadaan sekarang.

Dokter Klara mengangguk menyetujui, lalu ia memanggil Revalia untuk berbaring di kasur pasien.

Seperti Dokter kandungan pada umumnya, Dokter Klara langsung memeriksa semuanya sesuai prosedur.

Tidak lama, Dokter Klara menghela nafasnya panjang.

"Kandungan kamu baru mau masuk 1 minggu."

Penjelasan Dokter Klara membuat tangisan Vera pecah.
Tangan Alvin mengepal kuat, ia kembali menenteng kerah baju Arven. Tetapi kali ini lebih kuat.

"Kamu liat? Anak saya hamil. Ini semua karena kamu, dan kamu masih bisa enak-enakan? GILA KAMU, HAH?!"

Ruangan di penuhi suara teriakan Alvin.

INSIDEN IN SCHOOL [ Sudah Terbit ✅ ] OPEN PO-2 !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang