Author Pov'
Alvin memasuki suatu ruangan dengan langkah cepat, sesampainya di sana ia langsung duduk tanpa di suruh.
"Ada apa Pak?" tanya seorang lelaki tubuh besar, yang ada di dalam ruangan.
"Anakku masuk rumah sakit. Kamu tau?" tanya Alvin.
"Lalu?"
"Cari tau siapa yang membuat anakku sampai masuk rumah sakit," perintah Alvin.
Tiba-tiba orang besar itu menyondorkan benda kecil berwarna hitam atau biasa di sebut flashdisk, pada Alvin.
"Apa kamu sudah mencarinya?" tanya Alvin.
"Aku sudah lama bekerja denganmu, mana mungkin aku tidak tau dan tidak paham." jawabnya.
"Kerja bagus, terimakasih."
"Sama-sama, Pak."
"Oh ya, apa kamu juga tau siapa namanya?"
"Yovanica Ericosta. Itu namanya, Pak."
Tangan Alvin mengelus dagunya yang sedikit di penuhi oleh rambut jenggot.
"Apa dia anak seorang pengusaha?"
"Bukan. Ia hanya anak seorang karyawan di perusahaan Grissham," jawabnya.
Wait, Grissham? Perusahaan teman Alvin bukan? Ya!
"Siapa nama orang tuanya?"
"Deon Andy Prawotja dan Sarah Merlinda."
Alvin mengangguk-anggukan kepalanya, dengan bibir yang tersenyum miring.
"Cukup menarik," gumamnya.
Sedetik kemudian Alvin langsung bangkit dari duduknya. "Sekali lagi terimaksih."
"Sama-sama, Pak."
Setelah itu Alvin langsung keluar dari ruangan.
___
Di dalam mobil Alvin sibuk mengendarai mobilnya, tangan kiri nya ia gunakan untuk memencet nomor yang ada di handphone nya.
"Halo?" ucap seseorang di sebrang sana.
"Bisakah kita bertemu Melvin?" tanya Alvin to the point.
"Apakah ada sesuatu?" tanya Melvin, balik.
"Iya. Dan aku ingin bertemu denganmu sekarang," Alvin memaksa.
"Baiklah. Dimana?"
"Restauran dekat dengan kantormu."
"Kamu ini aneh sekali Alvin, mengapa tidak sekalian saja kamu ke kantorku?" Melvin terheran-heran.
"Tidak. Temui saja aku di sana," Alvin kekeh pada keinginannya.
"Oh baik lah," Melvin menyetujui.
Tut.
Sambungan telfon terputus.Alvin menambahkan kecepatan mobilnya agar cepat sampai pada tempat tujuannya.
___
"Alvin!"
Alvin langsung melihat ke arah sumber suara.
"Apakah sudah lama?" tanya Melvin.
"Belum. Duduklah," perintah Alvin.
Melvin pun duduk.
"Mau pesan dulu?" tawar Alvin.
"Nanti saja, jadi ada apa?" to the point Melvin.
"Aku hanya ingin bertanya," jawab Alvin.
"Ck! Tidak guna sekali. Kamu 'kan bisa bertanya di telfon tadi," kesal Melvin, pasalnya lelaki itu sangat banyak pekerjaan yang harus di urus.
"Ini bukan pertanyaan biasa," ucap Alvin, serius.
Melvin mengangkat alisnya sebelah. "Ada apa?"
"Apa kamu punya karyawan yang bernama Deon Andy Prawotja?" tanya Alvin.
Melvin sempat berfikir sejenak. "Iya ada. Kenapa? Apa kamu kenal dengannya?"
"Tentu saja tidak," jawab Alvin antusias.
Melvin menghembuskan nafasnya kasar.
"Lalu untuk apa kamu bertanya? Aku sudah geram!"
Alvin mengeluarkan laptop dan memasangkan flashdisk itu pada laptopnya, lalu menyondorkan laptop itu di hadapan Melvin.
Melvin melihat video itu dengan seksama, ia kaget ketika mendapati Revalia ada di video itu.
"Itu ... Itu bukannya Lia?" tanya Melvin, dengan wajah kaget.
Alvin mengangguk. "Dan yang memukulnya adalah anak dari karyawanmu itu."
"Baiklah, aku mengerti maksudmu. Akan aku atasi dengan cepat," peka Melvin.
"Bagus lah. Terimakasih atas bantuan mu," ucap Alvin, dengan wajah yang tersenyum tipis.
"Santai. Ini hanya masalah sepele bagiku ketika memecat karyawan. Lalu bagaimana keadaan Lia?" tanya Melvin.
"Ia masih di rawat di rumah sakit."
"Salam untuk anakmu, maaf aku belum bisa menjenguknya karena banyak pekerjaan."
"Santai saja," jawab Alvin, sambil menepuk pelan lengan teman lamanya itu.
Tiba-tiba headphone milik Melvin bergetar, dengan cepat Melvin mengangkat telfon itu.
Setelah mengangkat telfon, Melvin berpamitan pada Alvin karena di kantornya ada meeting mendadak.
"Baiklah terimakasih atas bantuan mu Vin," ucap Alvin.
"Iya sama-sama. Aku duluan," pamit Melvin.
Alvin mengangguk sebagai jawaban iya.
Huhuhu.
Akhirnya selesai allhamdulilah.
Jan lupa vote guyssss.
Ily ya hehe💖✨
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDEN IN SCHOOL [ Sudah Terbit ✅ ] OPEN PO-2 !!!
Acak⚠SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS⚠ ⚠️VERSI CETAK 70% BERBEDA DENGAN TULISAN DI WP⚠️ Arventa Revalia Sevie, seorang gadis yang mempunyai takdir tidak terlalu baik. Hamil saat ia masih berumur 16 tahun, saat dirinya masih duduk di bangku SMA pada kelas 11...