0.16

8.1K 329 4
                                    

Author Pov'

Hari ini Revalia sudah bersiap untuk ke sekolah, ada satu hal yang kalian harus tau, ternyata sekarang bukan hanya orang tua Revalia yang posesif tetapi teman-temannya juga.

Seperti saat ini, teman-temannya sudah ada di rumah Revalia untuk menjemput Revalia, katanya supaya ia terbebas dari gangguan jin sekolah.

"Kalian terlalu lebay tau ngga," cibir Revalia.

"Apa lo bilang? Lebay? Lo kali yang ga tau di untung! Eh Rev seharusnya lo seneng punya sahabat yang perhatian sama lo, ini malah di katain lebay!" kesal Berliana.

"Yaa tapi kan-"

"Udah deh Rev ngga usah lebay!" sarkas Dhita.

"Tumben lo," ucal Berliana pada Dhita.

"Tumben apa?" tanya Dhita linglung.

"Ngga jadi."

"Ishh! Berliana mah sukanya gitu!" kesal Dhita karena temannya tidak melanjutkan ucapannya.

Berliana hanya mengangkat pundaknya acuh.

"Loh kalian kenapa belum pada berangkat?" tanya Vera.

"Eh tante, ini kita mau berangkat kok." Berliana menjawab.

"Ya sudah kalian hati-hati, titip Revalia ya," ucap Vera dengan senyuman yang tak lepas dari wajah cantiknya.

"Emang Revalia barang ya tante?" tanya Dhita yang membuat Vera terkekeh.

"Sudah sana berangkat, nanti kalo lama-lama malah telat," suruh Vera.

"Siap, pamit ya tante," Berliana mewakili.

Semuanya langsung berpamitan pada Vera, mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.

"Lia berangkat ya, Bun."

"Iya sayang hati-hati," jawab Vera sambil mengelus puncak kepala Revalia.

Revalia mengangguk. Setelah itu ia berjalan keluar rumah bersama teman-teman nya.

Revalia, Berliana, Dhita, dan Keiza satu mobil. Kali ini mereka memakai mobil Keiza, keempat orang itu memang selalu bergilir ketika membawa mobil.

"Rev, Ayah lo kemana si? Kok gue ga liat?" Keiza membuka suara.

"Ayah lagi ke London," jawab Revalia.

"Huhh!" Berliana menghela nafasnya panjang, "Pengusaha gaes jadi jalan-jalan terus," sambung nya.

"Apaan si kalian, gak enak tau di tinggal terus," sedih Revalia.

Revalia juga merindukan Ayah nya, ia ingin Ayah nya di rumah menghabiskan waktu bersama dirinya dan Versa. Tapi pekerjaan nya benar-benar tidak memberi celah untuk Alvin menghabiskan waktu banyak bersama anak istrinya.

Semuanya hanya terkekeh mendengar jawaban Revalia.

"Eh Rev, kok lo di panggilnya Lia sih?" Dhita penasaran.

"Kan nama gue Revalia," jawab Revalia enteng.

"Tapi kenapa gue manggil lo Reva?" pertanyaan konyol keluar dari mulut si polos Dhita.

"Kenapa coba? Tanya sono sama diri lo," ucap Revalia yang mengundang tawa.

Berliana dan Keiza terkekeh atas jawaban Revalia, berbeda dengan Dhita. Gadis itu masih berpikir kenapa ia memanggil Revalia itu Reva bukan Lia.

Sungguh ini tidak penting.

"Udah lah Dhit, ngapain si lo mikir? Kayak punya otak aja," celetuk Berliana, dengan mata yang masih fokus ke depan.

"Yee emang gue gak punya otak apa!" Dhita tak terima.

"Ya mana gue tau, tanya sono sama diri lo," Berliana mengulang kalimat Revalia.

Lagi-lagi Dhita memikirkan hal yang tidak penting.

Omegot Dhita! Udah SMA masih kayak anak kecil.

"Eh awas awas!" teriak Keiza tiba-tiba.

Berliana langsung menginjak rem mobil dengan gugup, semuanya terdorong ke depan.

"Gila kali ya tuh mobil, ngapain berhenti di tengah jalan!" kesal Berliana.

"Mogok kali," santai Revalia.

Berliana memencet klakson mobil berulang kali, tapi mobil yang ada di hadapan nya sama sekali tak merespon, ini semua membuat Berliana geram.

"Gue turun ah!" putus Berliana.

"Eh eh! Gue aja yang turun, kalian tunggu di sini."

Berliana menyetujui ucapan Revalia.

Akhirnya Revalia keluar dari mobil dan menghampiri orang yang ada di depan sana.

Revalia mengetuk kaca pintu mobil agar orang yang di dalam itu keluar. Dan benar, orang itu pun langsung keluar dari mobil.

Saat Revalia sedang menanyakan mengapa mobilnya berhenti di tengah jalan, tiba-tiba orang itu membekap mulut Revalia sampai Revalia pingsan, lalu di bawanya Revalia oleh orang itu ke dalam mobil.

"KEIZA! BERLIANA! ITU REVALIA DI CULIK!" teriak Dhita histeris.

Ucapan Dhita mampu membuat Keiza dan Berliana menengok ke depan dengan cepat. Dan ternyata benar, Revalia di culik.

"SIALAN!" umpat Keiza.

"Pake sabuk pengaman, kita kejar!" suruh Berliana.

Semuanya menuruti kata-kata Berliana.

Sumpah demi apapun Berliana mengendarai mobil sangat kencang, Keiza hanya memasang wajah datar sedangkan Dhita ia terus berdo'a dan berdo'a.

"Dhita lo telfon Adnan sekarang!" perintah Berliana.

"Adnan? Adnan siapa?" tanya Dhita.

"Ck! Dhita ayo dong otak lo gesit dikit, ini lagi darurat!"kesal Keiza.

Dhita mencoba mengingat siapa Adnan, ah iya Adnan adalah ketua kelasnya.

Dengan cepat Dhita pun langsung menelfon Adnan.

"Halo Adnan? " ucap Dhita ketika Adnan sudah mengangkat telfonnya.

"Iya Halo? Kenapa Dhit?"

"Ngga tau ini Berliana yang nyuruh gue nelfon lo," jawab Dhita polos.

Keiza geram, ia langsung mengambil hp Dhita dengan kasar.

"WOI NAN! BILANGIN SAMA WALI KELAS KALO GUE, BERLIANA, DHITA, SAMA REVALIA NGGA BISA SEKOLAH ADA URUSAN KELUARGA!" Teriak Keiza.

"Lo ngapa dah teriak-teriak?"

"Udah gak usah banyak nanya, jangan lupa ya izin-in."

"Oke."

Tuttt.

Telepon terputus, Keiza langsung memberikan hp itu pada pemilik nya.

"TAMBAH KECEPATANNYA BER CEPETAN!" panik Keiza.

Berliana mengangguk setuju, detik berikutnya ia langsung menancapkan gas tanpa berpikir panjang.

Coba kalau Dhita yang membawa mungkin dia akan di pukul habis-habisan.

KYAAAAA!!!
YOWAZAB GAESSSS!!!
GIMANA? ASIK GA? SERU GA? YAAMPUN ASIK BANGET KAN WKWKW.
JANGAN LUPA VOTE YA OKEEYYYY
BYEEE LOPYU😘

INSIDEN IN SCHOOL [ Sudah Terbit ✅ ] OPEN PO-2 !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang