Setelah melewati hari yang panjang dan tentunya berat bagi Dinda dikarenakan senior yang menurut dia biasa aja tapi biasa bagi Dinda berbeda bagi orang lain itu luar biasa. Dan akhirnya Dinda sampai dirumah.
Dinda turun dari motor Dirga" thankss, broee" sambil menepuk bahu Dirga.
"Eummnn " meninggalkan Dinda yang masih berdiri depan rumahnya.
"Assalamualaikum" sambil membuka sepatu dan membuka pintu.
"Wa'alaikumsalam" suara dari arah belakang rumah.
"Dinda pulang, enggak ada di mau sambut ini anaknya pulang" sambil ketawa cengengesan, dan lari ke kamarnya. Mamanya yang mendengar hal tersebut hampir saja emosi. Setelah sampai dikamar langsung berbaring di kasur kesayangannya.
"Wahhhh,. Enaknya " sambil memejamkan matanya. Namun, suara mamanya membangunkan Dinda
"Dinda, langsung mandi jangan tidur lagi, udah mau magrib ini " mamanya sudah bisa menebak pasti Dinda tidur kalau tidak ditegur untuk tidak tidur.
"Iyaa ma, ini mau mandi" bangun dari tidurnya dan bergegas mandi. Setelah mandi Dinda memutuskan untuk turun kebawah untuk melihat apa yang sedang dikerjakan mamanya.
Sesampainya dia dibawah lebih tepatnya didapur mamanya sedang mencuci sayur yang baru dipetik dibelakang rumah.
" Mama, papa mana belum pulang ya?" sambil memeluk ibunya dari belakang.
"Iya, papa katanya ada jumpa sama klaen jadi pulangnya agak telat, paling jam 8" sambil memilih sayur yang bagus dan tidak digigit ulat.
"Owhhh"masih memeluk mamanya.
"Gimana hari pertama sekolah, seru enggak, udah ahh peluk-peluk mama gerah" sambil melepaskan tangan Dinda dan berpindah dari wastefel kekulkas.
"Enggak seru, masak kan ma ada senior satu narsis banget pakek banyak Dinda kenal sama dia apa enggak, terus pas Dinda bilang enggak kenal dia pakek nanyak sekolah dimana dulu kok enggak kenal sama dia. Sok nganteng banget di ma, terus kan ma...
Ketika ingin melanjutkan ceritanya mamanya sudah tertawa duluan karena ngomong Dinda sangat cepat, dan ceplas-ceplos. Dinda yang menggebu-gebu ingin cerita kemamanya langsung diam.
"Loee, kok enggak dilanjutin lagi ceritanya" sambil melihat kearah Dinda.
"Malas,, mama malah ketawa pas Dinda cerita" memasang muka cemberut.
"Terus ......" Mama membuka obrolan lagi dengan Dinda. Akhirnya Dinda memutuskan untuk menceritakan lagi pada mamanya.
Dirumah yang lain tampak Dirga memarkirkan motor kesayangannya digaransi.
"Assalamualaikum" sambil membuka sepatu dan masuk kedalam rumah.
" Wa'alaikumsalam salam" suara mamanya diruang tengah tengah membaca majalah, dan Dirga memutuskan keruang tengah dan Salim dengan mamanya.
"Dirga langsung ke kamar ma ya, soalnya gerah mau mandi " sambil pamit pada mamanya.
"Iyaaa" kemudian kembali membaca majalah lagi.
Setelah masuk ke kamar Dirga langsung mandi, dan setelah mandi. Kemudian dia mengecek hp apa ada yang penting. Dan membalas pesan dari teman-temannya tidak terasa waktu menunjukkan jam 18:50 WIB. Dan kemudian disusul dengan suara azan magreb.
" Dirga " papanya memanggil
"Iyaa pa, ini udah mau turun" sambil mengambil sarung dan peci untuk berangkat kemasjid tidak jauh dari rumahnya. Dan langsung turun kebawah.
" Yokk, pa ini Dirga udah siap" sambil membetulkan sarung. Dan berpamitan sama mamanya
"Ma, pergi ya" sambil menutup pintu.
"Iyaa" suara mamanya dari arah kamar mandi.
Setelah menyelesaikan shalat magreb mama dirga langsung kedapur dah memanaskan makanan untuk makan malam. Tidak lama Dirga, yoga dan papa pulang dari masjid.
"Assalamualaikum" dan membuka pintu dan langsung tercium bau masakan mamanya.
"Wa'alaikumsalam" suara mamanya dari arah dapur.
"Eumnn, wanginya" langsung duduk dan mengambil piring untuk makan.
"Udah pulang pa" mamanya langsung Salim dengan suaminya.
"Lupa ni sama mama, langsung makan" melihat kearah Dirga dan yoga.
"Owh, iya lupa" langsung bangun dan diikuti oleh yoga adiknya untuk Salim dengan mamanya. Dan dilanjutkan dengan makan malam bersama.
Dirumah Dinda setelah azan magrib, Dinda memutuskan untuk shalat terlebih dahulu. Setelah selesai shalat Dinda membantu mamanya untuk menyiapkan makan malam, sedang sibuknya terdengar suara mobil ayahnya Dinda sudah pulang.
"Biar Dinda aja yang buka pintu " langsung lari untuk membukakan pintu untuk ayahnya.
"Assalamualaikum, ma " sambil mengetok pintu.
"Wa'alaikumsalam, papa" sambil Salim dengan papanya.
"Tumben kamu yang buka pintunya" dengan ekspresi heran
"Ihhh, papa mah gitu" memasang muka cemberut.
"Hahahah, udah ah yokk masuk papa udah lapar kali ini seharian enggak makan makanan buatan mama kamu" menuju kedapur.
"Udah pulang pa, mau langsung makan atau mandi dulu" sambil Salim suaminya.
"Mandi dulu, gerah kali ini soalnya" meninggalkan mama dan Dinda menuju ke kamar untuk mandi. Setelah mandi kemudian dilanjutkan dengan makan malam.
Setelah makan malam selesai biasanya Dinda nonton dulu baru nantik kekamarnya untuk tidur.
Tetapi karena hari ini dia sangat lelah setelah makan malam langsung memutuskan kekamarnya untuk istirahat. Dan ketika kembali kekamarnya dan membuka hpnya penuh dengan chart dari Sinta.Kemudian Dinda memutuskan untuk menelpon Sinta. Dan langsung diangkat oleh Sinta.
"Kemana aja lue, dichat lama banget dibalas, kek artis aja lu " dengan nada marah.
"Emosi aja buk dari tadi siang, lagi pms ya"sambil tertawa.
"Iyaa, emang kenapa. Loe sih susah banget dihubungi"
"Sorry hp gua tinggal dikamar tadi, kenapa ? Sambil tiduran dikasur.
"Besok jangan telat toe, dan satu lagi enggak usah deh acara nonton Korea, loe mah kalau enggak diingetin mah lupa waktu kalau nonton "
"Iya-iya, siapa lagi yang mau nonton ini mau tidur, udah dulu ya nantik pulsa gua habis gara-gara telpon loe, dasar jomblo" langsung menutup telpon dari Sinta dan tertawa puas. Dan dia memutuskan untuk tidur.
"Apa loe bilang, jomblo loe jugak sama yaaaaa" sambil berteriak. Sampai suaranya terdengar oleh orang tuanya.
"Sinta.... Udah malam enggak usah jerit-jerit gitu, adek kamu nantik" dengan suara setengah teriak.
"Iya maaa" langsung menutup mulutnya. Semua ini gara-gara Dinda yang membuat Sinta berteriak karena marah dibilang jomblo. Setelah amarahnya mulai menurun diapun memutuskan untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Novela JuvenilCerita ini berkisahkan tentang dua remaja yang tinggal disatu komplek dan rumah keduanya berdekatan. kemudian kedua orang tua remaja tersebut bersahabat dari semanjak mereka kecil lebih tepatnya adalah ibu dari remaja tersebut. Tanpa mereka sadari k...