Pasti pernah dengarkan kata tersebut hampir semua orientasi menggunakan kata-kata atau aturan tersebut. Yang bunyinya" pasal pertama senior tidak pernah salah jika senior bersalah kembali kepasal pertama.
Apa perasaan kalian mendengar hal tersebut pasti syok kan. Dari kata tersebut maknanya adalah senior tidak akan pernah bersalah yang salah adalah tetap junior. Dengan kata lain walaupun mereka yang salah tetapi tetap junior yang bersalah. Peraturan yang telah ditetapkan dari sejak dulu dan turun-temurun sampai sekarang.
Setelah Mahesa pergi dari kelompok Dinda. Tidak lama teman yang sekelompok dengan Dinda yaitu amar mendekatinya.
" Dinda kok loe, berani banget sih sama toe orang, enggak takut loe dibully sama kakak leting" dengan suara seperti berbisik.
"Enggak toe, peduli amat gue, dia aja toe yang suka cari kesalahan orang"dengan ekspresi santai. Tidak lama mereka berduapun ditegur oleh mentor karena kurang serius saat latihan dan asik ngobrol.
Mahesa yang mukanya mulai cemberut dan betekpun disadari oleh temannya namanya adalah Alvian Dharmawan, dari tadi setelah balik dari kelompok 2.
"Kenapa loe bro, Betek banget perasaan dan satu lagi toe muka santai aja enggak usah ditekuk gitu, habis dicuekin sama gebetan baru ya ? Sambil menyinggung bahu Mahesa dengan bahunya.
"Apa si loe? melihat kearah Alvian dengan ekspresi sinis.
"Alahh, gitu aja marah, yang mana sih orangnya gue penasaran. Orang yang buat temen gue Mahesa udah ganteng, pintar, kaya pulak lagi. Gue jadi pengen tau toe orang secantik apa sih?
"Berisik loe, bisa diem enggak sih? Mulai betek.
"Iya, ini gue diem" sambil menutup mulutnya dengan rapat.
"Udah jam berapa sih ini ? Sambil melihat kearah Alvian, dan orang yang dimaksud tidak merespon.
"Budek loe ya, orang ditanyak enggak dijawab, pas enggak ditanyak aja mulutnya enggak bisa diem"mulai melihat sekeliling sambil memantau situasi.
"Wahhh, gila parah banget mood loe hari ini, loe lagi dapet ya? Atau loe lagi demam panas banget toe omongan loe" sambil memegang dahi Mahesa.
"Apa sih" menepis tangan Alvian.
"Ya gue cuman mau pastiin loe baik-baik aja, kan loe sahabat gue satu-satunya yang gue sayang"sambil memeluk Mahesa. Dan tidak lama datanglah Monica Septriasa.
"Idih, apa-apa kalian berdua buat mata gue sakit aja" sambil mengedikkan badannya.
"Akhirnya loe datang juga Mon, loe tau enggak Mahesa mau telan gue idup-idup entar enggak ada lagi Alvian yang ganteng lagi disekolah ini"sambil berpindah kesamping Monica.
"Kenapa toe muka Betek banget perasaan, mood loe lagi enggak enak ya? Sambil melihat kearah Mahesa.
"Biasa aja muka gue, kalian berdua aja yang aneh"dengan muka datarnya
"Loe dengen sendiri kan Mon, gue enggak bercanda ni anak moodnya lagi enggak bagus mending loe kasih minuman dingin supaya agak dingin sedikit, udah cuacanya panas jangan suasana juga panas donk kan gerah jadinya" melihat kearah Monica.
"Gue balik kesana deh, panas banget disini" berbalik arah menuju ketempat semula dan Alvian memutuskan mengikuti Monica meninggalkan Mahesa sendiri.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 wib dan acara yang ditunggu akhirnya dimulai yaitu tes baris-berbaris, dan sirine dari toa mulai dibunyikan itu tandanya semua siswa baru diharapkan berkumpul di lapangan.
Setelah mentor mendengar suara sirine akhirnya mereka menyuruh kelompok bimbingan mereka untuk kelapangan begitu juga dengan kelompok Dinda sebelum itu merekapun diberikan sedikit arahan.
"Oke perhatian semua, seperti yang kalian dengan suara sirine sudah berbunyi maka tes akan dilakukan, jadi kami selaku mentor kalian mengharapkan kalian akan bisa melakukan semuanya dengan benar dan bisa menjadi kelompok terbaik tahun ini, apa kalian siap" dengan suara yang menggebu-gebu.
"Siap laksanakan" dengan suara yang serentak dan lantang. Kelompok lain yang mendengar suara tersebut terkejut dan semua melihat kearah kelompok 2 begitu juga dengan senior dari tingkat ketiga atau kelas tiga, dan tersenyum melihat semangat dari mereka.
"Baik, semua pasukan saya serahkan kepada dinda selaku ketua kelompok, apa kamu siap? Keputusan tersebut diambil setelah dilakukan perundingan dan pemilihan ketua kelompok. Namun, ada beberapa kandidat dan adalah Dinda karena dia yang paling berani menurut mentor setelah melihat interaksinya dengan Mahesa atau ketua OSIS dan nama kelompok mereka adalah .
"Siap, laksanakan" dan berbalik dan mengarahkan temannya untuk kelapangan dan berbaris dengan rapi.
Mahesa yang melihat hal tersebut mulai tersenyum melihat tingkah lakunya dari kelompok Dinda yang seperti pasukan tentara. Dari kejauhan Alvian menyadari mood Mahesa berubah mulai sedikit adem dan memutuskan untuk mendekatinya.
"Waaaah, keren banget ya kelompok 2"mulai membuka pembicaraan.
"Hemnnnm"dengan ekspresi datar, sambil melihat kearah barisan siswa baru.
Setelah semua kelompok berkumpul, semua acara atau kegiatan diambil alih oleh kelas tiga. Kemudian seluruh senior mulai berpencar kesegala titik untuk memantau yang membuat kesalahan pada saat dilakukan tes. Tidak lama kemudian satu perwakilan kelompok dipanggil kedepan dari kelompok 1-10, setelah semua perwakilan maju kedepan. Terlihat pemandangan yang sangat luar biasa dimana kelompok yang lainnya ketua kelompok semuanya laki-laki, namun kelompok 2 ketuanya perempuan yaitu Dinda. Semua senior mulai berbisik dan tidak hanya itu siswa baru pun begitu juga karena hanya dinda yang menjadi ketua kelompok yang cewek. Namun, bagi Dinda itu biasa saja tidak merasa terusik dengan pandangan orang lain terhadapnya.
"Okey baik hari ini kalian yang hari ini menjadi ketua akan menanggung semua kesalahan kelompok kalian, baik itu kesalahan tidak disengaja sekalipun, apa kalian siap ?dengan suara yang lantang dan dengan pandangan yang tajam kearah Dinda.
"Siapp"dengan suara tak kalah lantangnya dan serentak.
"Bagus kalau begitu, kembali ketempat masing-masing" dengan ekspresi datar.
"Siap"kemudian semua ketua kelompok kembali ketempat masing-masing.
"Selamat pagi, sebentar lagi tesnya akan kita lakukan, saya akan peringatkan kalian semua. Kesalahan yang kalian lakukan semua akan ditanggung oleh ketua kalian. Jadi jika kalian peduli pada ketua kalian maka jangan pernah membuat kesalahan. Saya akan memberikan waktu kalian 30 untuk berdiskusi dengan kelompok kalian masing-masing, waktu dimulai dari sekarang"saat mendengar hal tersebut semua mentor terkejut begitu juga dengan mentor kelompok dua karena mereka telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Begitu waktu diputuskan mentor dari kelompok 2 langsung mengarah mereka untuk berkumpul ditempat yang lebih teduh, semua tampak cemas.
"Bagaimana ini kak? Salah satu dari kelompok Dinda mulai membuka suara dia adalah Wina.
"Kenapa semua kacau begini, kamu Dinda gimana,okeyy? melihat kearah Dinda dan semua mulai cemas.
"Enggak pa2 kok kak"dengan muka yang lesu.
"Kalau enggak, aku aja yang gantiin Dinda deh kak? Menawarkan dirinya untuk digantikan dengan Dinda karena merasa tidak mungkin Dinda sanggup menanggung beban yang berat ini, dan semuanya melihat kearahnya dia adalah Dika.
"Udah enggak pa2 santai aja kali, kalian mah pada lebay semua, bener kok kak enggak pa2 "sambil tersenyum kearah mentornya.
"Beneran kan, aneh banget tahun ini biasanya enggak seperti ini acaranya"mulai merasa bersalah.
"Senior mah bebas"berbicara pada dirinya sendiri.
"Waktunya tinggal 20 menit lagi, yang paling penting adalah kalian harus fokus mendengar perintah dari senior dan kuncinya adalah konsentrasi, jangan pernah biarkan teman kalian menanggung kesalahan kalian, apa kalian mengerti?mulai cemas, tanpa mereka sadari waktu yang diberikan telah habis dan semuanya sudah berbaris kelbali dilapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Novela JuvenilCerita ini berkisahkan tentang dua remaja yang tinggal disatu komplek dan rumah keduanya berdekatan. kemudian kedua orang tua remaja tersebut bersahabat dari semanjak mereka kecil lebih tepatnya adalah ibu dari remaja tersebut. Tanpa mereka sadari k...