Tidak seperti kemarin dia terlambat berangkat ke sekolah . Tetapi, hari ini dinda bangun lebih awal karena dia tidak mau telat dan mendapatkan hukuman oleh seniornya. Dan satu lagi musuhnya sudah ada satu orang sekolah barunya. Sebisa mungkin dia harus menghindari musuhnya tersebut. Setelah dia bangun tidak lupa membangunkan Dirga, kan sama aja jika dia cepat siap jika Dirga belum siap sama aja enggak ngaruh.
"Morning papa, mama " sambil mencium tangan dan pipi papa dan mamanya.
"Morning sayang, tumben cepat hari ini " kata papanya sambil melihat kearah Dinda sambil melanjutkan makan.
"Telat salah, cepat jugak salah" sambil membuat ekspresi lesu dan ekspresi cemberut. Dan papanya yang mendengar hal tersebut tertawa terbahak-bahak, melihat kelakuan anaknya, yang menurutnya sangat lucu. Mama yang mendengarnya langsung menyanggah.
"Udah pa, jangan bilang gitu besoknya telat lagi. Kalau besok pastak bangunin enggak bangun juga mama bawa air segayung tak siram kemukanya" sambil melihat kearah Dinda. Dinda yang mendengar hal tersebut langsung tersedak.
"Ya Allah tolong dinda, jauhkan dari segala marabahaya, aminnn" sambil menadahkan tangannya🤲🤲
"Ada-ada aja kamu ini, udah ah makan terus nantik terlambat lagi, berangkat sama Dirga kan, owh ya Dirga ada kamu bangunin enggak kaliankan hampir sama berdua"sambil membaca koran sambil sekali-sekali minum kopi.
"Udah pa, tadi udah tak telepon"sambil melanjutkan makannya. Tidak lama bunyi klakson motor dirga, kemudian Dinda langsung pamit kepada orangtuanya dan tidak lupa Salim dan langsung berlari keluar.
"Lama amat sih loe dasar cewek, dandannya lama padahal duluan dia yang bangun tapi masih aja lama" dalam hatinya nantik juga luntur kan hari ini outdoor dan menghela nafasnya.
"Udah deh, enggak usah kek emak2 asik merepet aja, mau alih profesi loe"sambil memakaikan sepatu dan setelah itu langsung naik motor Dirga menuju kesekolah. Sesampainya disekolah jam menunjukkan 07.20 wib, artinya dia tidak telat hari ini.
Dari kejauhan ada yang melihat kearahnya dari mulai turun motor sampai kelapangan untuk berbaris sesuai kelompok yang sudah dibagikan kemarin. Dengan santainya dilangsung mencari kelompoknya dan langsung masuk kedalam kelompoknya. Para siswa baru dan pengurus OSIS mulai berkumpul di lapangan untuk mengikuti MOS pada hari kedua ini, pada saat menunjukkan jam 07.50 wib dan acara akan segera dimulai.
Tidak lama kemudian acara pun dimulai dengan pembagian mentor, tiap-tiap kelompok mendapatkan satu mentor dan mereka satu tahun diatas mereka. Lebih tepatnya adalah mentornya tersebut adalah anak kelas dua sedangkan yang kelas tiga hanya memantau kelas dua untuk membimbing adik kelasnya.
"Oke, baik semuanya saya disini akan membagikan mentor untuk setiap kelompok sebanyak 3 mentor dan mentor tersebut yang akan bertanggung jawab terhadap kalian baik mengajarkan kegiatan yang akan kita lakukan 2 hari kedepan. Saya hanya akan membacakan sekali saja bagi kalian yang tidak mendengar itu resiko kalian. Baik kelompok 1, Hardian Syukri, Denada Amira, Joana Riska. Kelompok dua, Angga Hermansyah, Revan saputra, Regan Diandra. Kelompok tiga, Agus Wiguna, Yanti Maria, Tika adila. Kelompok empat, Bagus Baskoro, Chintia Ninda, Chica Erika. Kelima Viona erisa, Diandra Adira, Yovi Diansyah. Keenam Linda Yanti, tino Setiawan, Helmi. Ketujuh Bastian, bianka cindi, wani Annisa. Kedelapan, Heni Alisa, gio Desrian, Bima eriko. Kesembilan, Dimas Darmono,sita muhara, putri aulia. Kesepuluh Ulfa audina, Laura Andriana, Selena Amara. Sudah tau mentornya masing-masing kan sekarang untuk mentor sudah bisa kelompok uang sudah dibagi.
Setelah pembagian mentor Dinda baru sadar ternyata kelompoknya mendapatkan mentor cowok semua, ini bisa jadi keuntungan bisa juga musibah untuknya. Kemudian masing-masing kelompok mulai berpencar tergantung mentornya mau dimana. Kemudian ada tiga laki-laki mendekati kelompok Dinda
"Apa ini ya, mentor kelompok aku ya? Berbisik didalam hati.
"Kalian kelompok dua kan kita kumpulnya dibawah pohon yang itu ya"sambil menunjuk salah satu pohon yang cukup rimbun.
"Iya kak"dan langsung menuju kepohon yang ditujuk tadi.
"Wahhh, dinginnya. Owh ya kelompok kita laki-laki semua ya mentornya" Dinda mulai membuka pembicaraan supaya suasana tidak canggung. Kemudian tidak lama teman sekelompok dengannya merespon.
"Iya, tapi kalau dilihat yang tadi tanyak sama kita orangnya baik" sambil melihat kearah mentor tadi yang sedang berbicara dengan temannya.
"Dan yang paling penting adalah ganteng" tertawa sambil menutup mulutnya. Setelah mendengar hal tersebut mereka satu kelompok semua tertawa. Tapi tiba-tiba semuanya diam setelah melihat malaikat maut lewat, siapa lagi ketua OSIS lah. Kemudian tidak lama tiga laki-laki mendekati kelompok Dinda dan termasuk yang bertanya tadi dan bergabung dengan mereka.
"Mohon perhatiannya semua, pertama kita kenalan dulu karena kata pepatah "tak kenal maka tak......
"Sayang" menjawab dengan serentak.
Oke baiklah nama saya Angga Hermansyah, panggil aja kak Angga supaya lebih akrab" sambil tersenyum ramah. Lalu dilanjutkan yang disebelah kiri, nama saya Revan saputra, panggil aja kak revan, dan dilanjutkan dengan yang disebelah kanan, nama saya Regan Diandra, panggil aja Regan.
"Sekarang Giliran adik-adik untuk memperkenalkan diri. Dimulai dari yang ujung menunjuk kearah Dinda.
"Oke nama saya Dinda Kirana, saya dari SMP Mutia permata. Terimakasih" kemudian dilanjutkan dengan temannya yang lain.
"Udah semua temannya kan ? Untuk sekarang kita mulai dengan baris-berbaris nantik akan dites semua bersamaan semua kelompok dan yang salah akan dihukum dan yang mengawas kalian bukan lagi kami melainkan kalian pasti tau siapa kan, betul kan Dinda? Sambil melihat kearah Dinda. Dinda yang mendengar hal tersebut langsung terdiam.
"Udah, enggak usah takut yang penting tidak membuat kesalahan pada saat berbaris" Revan berusaha menyanggah supaya suasana tidak kaku.
"Ya Allah, lindungi hambamu ini dari semua bahaya " sambil berbicara didalam hati.
"Udah enggak usah tegang gitu, santai aja udah kita mulai ya, langsung berbaris. Kemudian mereka pun langsung berbaris mengikuti koordinasi dari mentor seperti hadap kiri, hadap kanan, setengah lancang kanan dan kiri dan sebagainya.
Pada saat mereka sedang berlatih mulai terlihat malaikat pencabut nyawa yaitu Mahesa dan lainnya mulai berkeliling dan melihat latihan dari siswa yang mengikuti MOS, dan mulai mendekati kelompok Dinda. Dinda yang mencium bau aneh dan mulai mempersiapkan dirinya, dan akhirnya dimulai.
"Barisannya gimana sih, yang rapi donk, kamu lagi barisan kamu mereng rapikan" sambil melihat kearah Dinda, dan mentor yang lain yang melihat tersebut hanya bisa diam.
"Iya kak, ini udah lurus loe"sambil membela dirinya karena dia merasa kalau barisannya sudah benar dia aja yang mencari-cari kesalahannya.
"Kamu ya, kalau dibilangin menjawab, bisa enggak kalau dibilangin enggak usah dijawab" melihat kearah Dinda dengan suara yang keras, dan teman sekelompok dengannya yang mendengar mulai takut, tidak hanya mereka kelompok lainpun mulai ketakutan. Dan Dinda tidak menjawab hanya diam saja.
"Kenapa enggak dijawab" melihat kearah Dinda.
"Tadi katanya enggak usah dijawab, maunya gimana sih ? Sambil melihat kearah Mahesa.
"Kamu berani sama saya, kamu enggak tau saya siapa? Saya ini senior kamu, sekali lagi kamu seperti itu awas ya" langsung meninggalkan kelompok Dinda.
"Salah gue apa? Dianya aja suka banget cari masalah sama gue" sambil berbicara pada dirinya sendiri.
Happy reading semua😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
Novela JuvenilCerita ini berkisahkan tentang dua remaja yang tinggal disatu komplek dan rumah keduanya berdekatan. kemudian kedua orang tua remaja tersebut bersahabat dari semanjak mereka kecil lebih tepatnya adalah ibu dari remaja tersebut. Tanpa mereka sadari k...