Persis 100%.

1.2K 138 40
                                    

"Rumahku kecil, kalian tidak perlu masuk., sampai disini saja". Kata can didepan pekarangan rumahnya.

Setelah kejadian cukup serius tadi sore, membuat pete khawatir dan memutuskan untuk mengantar can pulang sampai ke rumahnya.

"Heh...,". Cibir tin dibelakang ae. Jarak tin dan can cukup jauh. Diantara mereka ada ae dan pete yang berdiri bersebelahan.

Mendengar suara cibiran tin membuat ae mengeleng gelengkan kepalanya heran, dia sampai ingin tau apa yang sudah dilakukan can pada tin hingga tin begitu tidak menyukai can.

"Hmn kalau begitu istirahatlah can". Kata pete tersenyum pada can kemudian berjalan meninggalkan can.

"Pete, katamu kau yatim piatu kan?. Apa itu artinya kau tidak punya keluarga lainnya?". Tanya tin yang berjalan disebelah pete.

"Secara darah benar yang mulia, tapi can sudah lebih dari sahabat bagi saya. Can adalah keluarga saya". Kata pete tersenyum begitu manis membuat tin otomatis ikut tersenyum.

"Wajahnya begitu polos dan manis, sikapnya lembut dan murni, auranya dan kemampuannya juga langkah. Sungguh sosok yang diberkati". Pikir tin mengagumi pete.

"Oh ya, hmm, apa yang mulia tin dan tuan muda Ae akan pulang?".

"Hmm,,, aku tidak mood untuk pulang. Kurasa aku akan menginap saja dirumahmu. Boleh?". Tanya tin menatap ae berharap.

"Oh?". Sedikit kaget pete sempat terdiam. "Yang mulia ingin menginap?". Tanya pete memastikan dia tidak salah dengar.

"Yah, bersama ae juga". Kata tin memutuskan sebelah pihak.

"T...tuan muda ...ae juga?". Seketika wajah putih pete merona dan senyum tak terkontol terukir dibibir merahnya.

"Yah". Tin mengganggukkan kepalanya. "Bukan begitu ae?". Tanya tin pada ae yang sedari tadi berjalan dibelakang mereka.

"..................". Tidak ada respon dari yang bersangkutan.

"Ae?". Kembali tin menanyainya.

"....................". Tetap tidak ada jawaban.

"Tsk! Ae!". Tin akhirnya berbalik ingin menendang ae yang sedari tadi mengabaikannya. "oh?".

"Lho....?". Tanya pete menyadari bahwa ae tidak ada dibelakang mereka.

"Sejak kapan dia berteleportasi? Ah... dia pasti kembali ke anak kotor itu!". Kata tin santai melanjutkan jalannya. "Hmn? Pete?". Tin menghentikan jalannya ketika merasakan pete terdiam diposisinya dengan ekspresi kecewa.

"Ah. Maaf yang mulia". Kata pete tersenyum masam pada tin kemudian melanjutkan jalannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Disisi lain~

"Siapa kau sebenarnya?". Tanya ae pada can yang saat ini sudah hampir kembali masuk ke hutan.

Can menghentikan langkahnya dan menoleh menatap ke pergelangan tangan kanannya yang digenggam erat oleh ae dari belakang.

"Kau hanya manusia biasa tapi kau ..... aneh". Kata ae tidak bisa memilih kata yang tepat.

"Can. Aku can kirakorn". Kata can menarik tangannya dari genggaman ae dan masuk kembali ke hutan.

"Kau nampaknya sangat ingin mati ya?". Tanya ae pada can yang bertingkah seakan tadi sore tidak terjadi apapun padanya. Nyatanya, hampir saja nyawanya melayang ditangan sekelompok orang misterius.

"Tentu saja tidak". Kata can tetap melanjutkan langkahnya.

"Lalu? Kenapa kau kembali lagi kehutan ini sendirian?".

My King? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang