*klik!*"Sial....!. Sial....! Sial.....!. Tebakanku benar!. Dia benar benar datang!". Seorang pria setengah baya berjalan panik keluar dari ruang kerjanya bagai dikejar setan.
"Tenanglah ......". Bisik wakilnya mencoba menenangkannya.
"Aku tidak bisa tenang!. Aku bisa merasakannya. Dia akan tiba tanpa pemberitahuan!. Ini artinya sang penghancur kembali!".
*Brak!*
Dia membuka paksa pintu menuju atap teratas yang terbuka dan tertinggi dinegara itu.
Yah tidak ada dan tidak boleh ada gedung lebih tinggi dari gedung itu.
"Dia semakin dekat". Ucap sang pemimpin dinegara itu sangat gugup.
Tak lama setelah ucapannya, tekanan udara disekitar atap terbuka itu meningkat hingga beberapa orang yang mengikutinya ke atap itu mulai berlutut seakan lehernya tertimpah beton seberat 100kg.
Tapi tentu saja mereka bukanlah manusia biasa layaknya manusia manusia dijaman itu yang tak memiliki kekuatannya, mereka spesial seperti manusia dijaman dulu.
Mereka terpilih dan terlatih untuk datangnya hari hari seperti ini.
*bam!*
Suara seakan sesuatu yang sangat besar terjatuh terdengar sangat nyaring.
Tak lama setelahnya, portal merah berbentuk elips seukuran manusia dewasa muncul dan terbuka.
"Y..yang mulia". Pria yang dikenal sebagai pemimpin nomor satu dinegara serikat itu segera menunduk menyembah bagai dia rendah dan tak berharga dihadapannya.
"Berdirilah". Pinta sang raja yang kini berusia lebih dari 1000 tahun lalu.
Pinta sang raja segera membuat mereka berdiri dikaki mereka tanpa berani menatap mata sang raja.
Melirikkan ke bentangan hamparan bumi saat ini, sang raja nyaris tak mengenali lagi bumi dimana dia lahir dan tumbuh besar sebelum akhirnya dia pergi dan memerintah bumi dimana belahan jiwanya lahir.
"Aku ingin mengunjungi ayah". Ucap sang raja kemudian berteleportasi membawa lebih dari 15 orang tersebut ikut bersamanya.
***************
"Ayah.... papa....". Ucapnya menatap hamparan bukit hijau yang dikelilingi pohon pohon tinggi dan besar. "Kau menjaga makam ayahku dengan baik".
"Tentu yang mulia. Makam raja Tin adalah harta kami". Ucap pemimpin tersebut.
Sejenak sang raja terdiam membelai nisan besar yang bertuliskan 'Yang mulia Tin Medhtanan'.
*bam!*
Tak lama seseorang juga berteleportasi pindah ke tempat dimana sang raja berada.
"Junior". Sapa pria itu.
"Paman ae". Yah, sang raja dengan kharisma itu adalah junior menyapa ae yang juga lama tak dijumpainya.
Dia menolehkan tubuhnya memeluk sosok yang sudah 50 tahun tak ditemuinya itu.
"Kau semakin tampan junior". Ae menyentuh bahu junior.
"Paman bicara apa. Lihat paman. Paman semakin hot saja". Goda junior menatap ae yang tubuhnya tetap bertahan muda seakan dia masih berusia 24 tahun.
"Jaga wibawamu. Jika tuan thara tau kau bicara begitu dia akan memukul kepalamu". Ucap ae merasa nostalgia seakan baru kemarin junior lahir dan membuat kekacauan.
Mereka tertawa lucu dengan nostalgia itu namun kemudian mereka terdiam canggung ketika ae menatap kedua mata junior yang tidak bisa menutupi ke khawatirannya.