Hehe ada beberapa yang author ambil dari pengalaman author sendiri, tapi yah kebanyakan sih hayalan jadi jangan menerka-nerka mana kejadian yang dialamin sama author.
Oke happy reading
###
Seorang gadis yang hidup di tengah hingar bingar nyah perkotaan sedang memasukan baju nya ke lemari yang ada di dalam kamar sambil bersenandung kecil.
"Namira!" ah iya nama dia namira anatasya tapi lebih suka di panggil ana ketimbang nama depannya.
"Apa pah? Kan ana sudah bilang jangan panggil ana dengan nama namira!" sambil memajukan bibirnyah.
Ferdi hanya geleng geleng kepala melihat tingkah anak nya yang satu itu "kenapa sih sayang itu kan nama yang papah sama mamah kasih buat kamu?" Ferdi mengusap rambut namira dengan sayang.
"Pokonyh ana gak mau kalo papah masih manggil ana kayak gitu ana mau ngambek aja!!" ana menyilang tangan nyah di depan dada sambil menjauh dari jangkauan ferdi.
"Ngambek kok bilang bilang" ferdi pun keluar kamar ana sambil tertawa meledek.
"Papah ihhh" ana mencak mencak sendiri di dalam kamar sedangkan ferdi masih terdengar tertawa dari luar.
Diruang makan sintia ibunya namira hanya bisa tersenyum mendengar pertengkaran mereka yang sudah biasa terjadi setiap hari nya.
Sintia adalah ibu yang baik, seperti sekarang ini dia sedang menyiapkan sarapan untuk anak dan suami tercintanya, saat sedang asik membuat nasi goreng ferdi sang suami malah asik meluk dia dari belakang.
"Mas aku kan lagi masak diem dulu napa ihh" sambil berusaha menyingkirkan tangan sang suami dari pinggangnya.
"Sebentar dong sayang kan mas mau berangkat kerja nanti mana sempet kayak gini sama kamu" ferdi malah menyelusupkan kepalanya ke leher sang istri.
"Mas nanti mira li. . . ."belum selesai sintia berucap
"Mamah!!! Papah!!!! Ana masih ada di rumah tau" kata ana sambil menutup matanya.
"Alah kamu kn udah biasa kayak gitu sama pacar kamu ngapain pake nutup mata segala" kata ferdi mencibir dan langsung duduk sambil menyeruput kopi yg ada di meja makan.
"Apaan sih pah orang ana gak punya pacar"
"Trus itu siapa namanya emm . . . Siapa yah papah lupa" ferdi menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Indra kali yah pah"sambung sintia sambil meletakkan nasi goreng yang sudah jadi "ah iyh indra mah" muka papah langsung kelihatan kayak orang dapet undian.
"Indra siapa ana gak kenal tuh" sanggah ana acuh tak acuh.
"Udah jangan nyangkal dia kan yang ngasih kamu tuh boneka doraemon kesayangan sampe sampe dipegang sama papah aja gak boleh" sambil menaik turunkan alisnya.
Ana terlihat salah tingkah "em ya em itu kan . . . . Mamah!!! Ini papah jailin ana trus mamah gak belain ana ih" ana meminta pembelaan kepada sang mamah sambil memasang wajah puppy eyes nyah.
"Hahaha udah dong mas kasihan mira"yang dibela pun menjulurkan lidah nya pada sang ayah.
"Iya iya sayang nggak lagi deh" .
"Huuh klo sama mamah aja kayak kerbau dicucuk idung".
"Udah mira sayang" cegah sang mamah, sebelum mereka kembali berdebat tapi tetap saja yang namanya namira anatasya tetap menjulurkan lidahnya untuk meledek papah nya.
Siapa keluarga nya yang kayak keluarga ana di atas cung eumm author mh nggak deh kayaknya :((
#
"Dewi kosambii!!!" Ana berteriak seperti orang kesetanan.
"Apaan sih?? Tuh suara kek toa mesjid".
"Biarin" kata ana sambil mencari sesuatu didalam tas nya.
"Oh iyah satu lagi nama gue itu dewi nurulaeni bukan dewi kosambi" Dewi memasang wajah garangnya.
"Cocok juga dewi kosambi tau gak" seperti biasa yang namanya ana pasti menjawab acuh sambil trus mengaduk-aduk isi tasnya.
"Ya gak papa sih elo manggil gue dewi kosambi tapi jangan salahin gue kalo seluruh sekolah manggil loe dengan nama namira dan gue gak mau nemenin elo ke loker loe lagi!!" katanya mengancam sambil menaik turunkan alisnya.
Ana pun kaget dan langsung berhenti menaduk ngaduk isi tasnya "yah jangan dong dew" ana memohon dengan muka yang memelas namun dewi hanya mengacuhkanya sambil memainkan handphone nyh "iya deh" ana berdiri dari tempat duduknya lalu membungkukan tubuhnya sembilan puluh derajat lalu berkata "dengan ini hamba berjanji akan memanggil adinda dengan nama dewi nurulaeni" dewi yang melihat itu hanya bisa tertawa terbahak-bahak.
"Apaan sih loe udah ah cepet duduk lagi" kata dewi sambil menahan geli.
"Ampun adinda hamba tidak akan duduk lagi sebelum adinda dewi nurulaeni mengampuni hamba" ana masih bersikukuh meski terlihat jelas ia menahan tawanya.
"Bangun lah aku sudah mengampunimu dan sekarang kau duduklah kembali" dewi pun mengikuti gaya dari sahabat tercintanya itu.
Namun akhirnya "huahahahaha" mereka pun tertawa bersama-sama teman sekelas mereka yang melihat mereka ikut tertawa melihat tingkah konyol mereka.
###
Jangan lupa vote komen dan bagikan sampai jumpa dilain kisah :))
KAMU SEDANG MEMBACA
aku,kau, dan kenangan
Genç Kurgu"entah aku masih ingin berada di masa lalu atau ingin pergi malah terjebak di dalam masa lalu, mungkin bukan raga ku yg terjebak di masa lalu tapi hatiku"