Satu cup cappucino hangat, sebuah laptop yang menyala, music yang bergetar, boneka panda berwarna hitam putih, note book kecil beserta bolpoint, serta jaket kulit yang amat tebal itu selalu setia menemaninya setiap hari.
Angin malam yang berhembus itu membuat rambutnya yang tergerai beterbangan di udara. Meskipun angin malam itu sangat dingin, hal itu tak membuatnya terganggu. Jari-jari lentiknya itu masih setia menari-nari diatas keyboard laptop, menekan tombol demi tombol abjad yang bisa membentuk sebuah kata bahkan kalimat. Sesekali ia menempelkan telapak tangannya, mendekatkan pada mulutnya, lalu meniupnya perlahan agar lebih hangat.
Ia berhenti sejenak saat merasa bosan dengan lagu yang berputar, ia bangkit dari kursi yang ada di balkon tempatnya duduk dan menuju kedalam kamarnya sejenak. Ia menghampiri sebuah speaker berwarna biru disana, beberapa detik kemudian, lagu lain berputar. Tapi, bukannya ia langsung kembali ke tempatnya semula, ia malah berdiri mematung. Lalu ia memilih turun ke bawah untuk mengambil buah di kulkasnya, entah kenapa sekarang ia sangat ingin memakan buah.
Lalu ia turun kebawah untuk mengambil buah di dapur.
Saat akan menaiki tangga kembali, ia melihat mami nya yang sedang sibuk menonton televisi di ruang keluarga."Mi!"panggil Felice.
"Allahu akbar"ucap Kirana terkejut sambil memegangi dadanya.
"Serius amat nonton nya, hehe"ucap Felice terkekeh dengan tampang tak berdosanya, lalu duduk disamping maminya sambil memakan apel yang tadi sudah dikupasnya.
"Brisik kamu ganggu mami aja, sana masuk ke kamar"usir Kirana dengan mata masih tetap menatap layar televisi.
Ting.. Tong
Tiba-tiba bell mansion tersebut berbunyi.
"Fel, bukain siapa lagi malem-malem kesini, paling juga pacar kamu tuh, bukain buruan kasian klo nungguin lama didepan"ucap Kirana.
"Mami aja sana ah, Felice males"jawab Felice yang sedang tiduran di sofa empuknya.
"Mau jadi anak durhaka kamu!"
"Iya-iya"pasrah Felice, lalu beranjak dari sofanya menuju ke pintu depan.
"Siapa ya?ada apa malem-malem dateng kesini?"tanya Felice yang tak melihat wajah orang tersebut karna memakai topi, dan yang jelas lelaki berpostur tubuh tinggi memakai baju kedokteran dengan tangan kanannya membawa koper dan tangan kirinya sepertinya membawa sesuatu di balik punggung lelaki tersebut.
"Boleh saya masuk nona?"tanya lelaki bertopi tersebut.
"Berani-beraninya mau masuk, kok bawa koper segala sih, siapa lo hah!?pergi gak, gue gak kenal sama lo!"
"Hallo sayangg"ucap lelaki tersebut membuka topi nya sambil menyodorkan 1 boneka panda yang sepertinya limited edition juga dan Felice tentu belum memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VanoFel
Romance-Perjuangan cinta seorang Aditya Rayyan Stevano dan Felicia Agatha yang begitu rumit dan mengesankan- "Hanya orang bodoh yang selalu menyianyiakan seseorang yang bertahan dan berjuang" -Felicia Agatha "Terkadang, mata itu lebih meyakinkan daripada m...