Anesya Jihan Pratiwi, bisa dipanggil Jihan. Anak murid kelas 11 IPA 1. Dia hanya murid biasa. Dia tidak tampak menonjol seperti teman-teman sekelasnya yang memang sudah terkenal karena kepintaran mereka.
Di pagi ini, Jihan sedang menatap dirinya di cermin. Dengan kacamata yang bertengger dihidungnya. Beberapa kali ia menghela nafasnya. Pertanda kalau ia sedang sedikit merasa resah. Gimana tidak resah? Ini hari pertamanya sekolah setelah libur semester ganjil.
Jihan berjalan menuju gerbang sekolah dan melihat teman-temannya sedang melepas rindu setelah 1 bulan tidak bertemu. Lagi-lagi Jihan menghela nafasnya, kali ini lebih kasar.
Jihan langsung berjalan menuju kelas, menyimpan tas dan mengambil topinya. Ia mampir dulu sebentar ke kantin untuk membeli air mineral.
"Han!" Jihan langsung menoleh, dan mendapati Septi sedang tersenyum menatapnya.
"Kenapa?" balas Jihan sedikit malas sebenarnya.
"Pinjem topi dong, lo satgaskan?" tanya Septi. Jihan memberikan Topinya.
"Balikin lagi ya."
"Iya."
Septi pergi. Jihan pun pergi ke ruang UKS untuk melihat beberapa adik kelasnya yang satgas. Upacara belum dimulai, tapi banyak anak yang diam di UKS. Padahal mereka kelihatan gak lemah sama sekali. Jihan sangat ingin mengusir mereka yang berpura-pura sakit, namun rasa takutnya lebih besar.
Alhasil, Jihan memilih satgas di luar. Upacara sudah dimulai. Jihan merapihkan syal PMRnya, dan kembali memperhatikan sekitar.
"De." bisik Kakak kelas cowok yang dari penampilannya kelihatan nakal. Jihan berjalan menuju Kakak kelas itu.
"Kenapa kak?"
"Kepala gue pusing, bawa gue ke UKS dong." pintanya. Jihan mengangguk dan menuntun kakak kelas itu ke UKS.
"Kak, mau minum obat?" tanya Jihan.
"Ngga, gue mau tidur aja."
"Di UKS penuh Kak, kakak duduk aja ya?"
"Yaudahlah." sahutnya sedikit kesal.
Jihan kembali ke belakang barisan untuk memantau lagi. Selang beberapa jam, upacara pun selesai. Jihan kembali ke UKS untuk mengambil almamater serta ponselnya yang ia titip disana.
"Woy Han!" Jihan menoleh. Lalu menegakkan kepalanya.
"Nih topi lo. Makasih ya." ucap Septi.
"Oh iya, sama-sama." balas Jihan. Septi kembali bersama teman-temannya. Sedangkan Jihan, ia berjalan menuju kelasnya dan duduk. Ia memainkan ponselnya sekedar membaca wattpad dan bolak-balik beranda. Berhubung ini hari pertama sekolah, jadi hari ini tidak pulang sore.
Jihan memutuskan untuk langsung pulang, dan tidak ingin berdiam diri di UKS terlebih dahulu untuk mencari wifi gratis. Jihan berjalan menuju gerbang sekolah dan menunggu angkot.
"Minggir dong Han." Jihan langsung meminggirkan badannya. Jihan kaget, ketika melihat orang yang bersuara tadi itu Gilang Permana Putra. Cowok yang Jihan suka dari kelas 10.
Gilang langsung bergegas pergi dengan motornya serta perempuan yang ia bonceng. Jujur, Jihan sedih melihat itu.
"Han, lo pulang naik angkot kan?" pertanyaan itu membuat Jihan kaget.
"Iya, kenapa emang?" tanya Jihan kepada lelaki jangkung yang tadi bertanya padanya.
"Bareng aja, kan kita sejalur." ucapnya.
"Yaudah deh, emangnya motor lo kemana No?" tanya Jihan.
"Masuk bengkel, kemaren nabrak bencong." ucap Lino Aji Mahardika. Jihan tertawa mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Girl [BrokenHome]
Short Story"Gue cuma gadis biasa. apa pantes ada di dunia?" -Anesya Jihan Pratiwi.