11. Cemburu

63 5 1
                                    

Lino, Gilang, Widia dan Aldi sekarang sedang duduk diruang tamu, mereka menatap Aldi dengan tatapan Bingung. Sedangkan yang ditatap santai sambil memainkan ponselnya. Jihan malahan tersenyum melihat orang-orang yang peduli padanya berkumpul dirumahnya.

"Lo ngapa gak sekolah anjer!" tanya Lino yang penasaran.

"Gue telat bangun, gak enak badan juga." balas Jihan dnegan senyumannya.

"Udah baikan Han?" tanya Widia.

"Udah Wid."

"Kak Aldi ngapain disini?" tanya Gilang dengan tatapan bingungnya.

"Ngapel ke rumah gebetan sendiri salah?" balasan Aldi membuat Gilang dan Lino menatapnya sinis.

"Apa lo bilang?" Ucap Lino tak terima.

"Enak aja! Kita aja susah dapetinnya!" timpal Gilang membuat Widia dan Jihan saling tatap-tatapan.

"Berjuang secara sehat aja." sahut Aldi santai. Ia tak tahu kalau Gilang dan Lino sudah terbakar api cemburu.

"Apaan sih! Kalo mau ribut mendingan kalian pulang deh!" ucap Widia mencoba menghentikan pertengkaran itu.

"Udah baikan Han?" tanya Widia lagi setelah keadaan sudah mulai reda.

"Baik kok. Makasih kalian udah peduli sama gue. Gue janji, gue gak akan sedih lagi." ucap Jihan dengan senyum yang mengembang dibibirnya membuat mereka sedikit tenang.

"Gitu dong! Itu baru Jihan!" sahut Lino. Jujur saja, Lino sangat senang melihat Jihan berani bangkit lagi.

Jihan tersenyum melihat Lino. Lelaki itu yang menemani Jihan dari ia terpuruk dan sampai bangkit seperti sekarang. Lino yang selalu membuat Jihan kembali tersenyum. Tanpa Lino, Jihan tak akan berjalan sejauh ini. Ini juga berkat dukungan teman-temannya yang kembali lagi ke kehidupannya.

Jihan sangat bahagia sekarang.

~~•~~

Jihan berangkat ke sekolah pagi sekali. Karena ia sangat bersemangat untuk sekolah dan bertemu teman-temannya. Padahal baru kemaren ketemu, ini malah udah kangen lagi.

Jihan duduk dibangkunya dan menunggu teman-teman kelasnya datang. Sepertinya, Jihan kepagian datangnya.

Satu persatu temen sekelasnya mulai datang dan menyapa Jihan. Karena, tumbenan Jihan datang pagi seperti ini, pasalnya Jihan selalu datang disaat bel mau berbunyi.

"Woy!" Jihan tersentak kaget. Dan langsung mendongakkan kepalanya. Jihan sangat kesal melihat cengiran bodoh dari Gilang dan Lino.

"Apaan sih!" ketus Jihan. Jihan kaget bukan main.

"Cie ngambek nih." goda Gilang.

"Kalo ngambek, gak gue kasih permen nih!" ancam Lino dengan nada menggodanya.

"Misi woy! Gue mau duduk!" usir Widia kepada Gilang dan Lino yang sedang mengganggu Jihan.

"Kalem atuh neng!" ucap Gilang.

"Gilang gue tampol lo ya!" kesal Widia.

"Tampol aja Wid! Kebiasaan!" sahut Anggita yang malah memukul kepala Lino.

"Kok gue yang dipukul sih sueb!" protes Lino tak terima kepala berharganya dipukul begitu saja.

Ordinary Girl [BrokenHome]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang