Sampai Nadia baikan, Rey menunggui gadis itu. Nadia masih sangat cantik, seperti biasanya. Matanya yang terpejam, bibirnya yang mungil, dan juga rambutnya yang bergelombang indah. Rey benar-benar terhipnotis dibuatnya.
Bahkan sampai bel pulang berbunyi, Nadia tetap tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun, dan Rey benar-benar tak tega membangunkan gadis itu. Nadia terlalu lelap.
"Rey, gak pulang?" tanya Bu Kem, yang menjaga UKS.
"Iya Bu, tunggu Nadia bangun dulu," ujar Rey, Bu Kem mengangguk saja sambil tersenyum jahil. Seolah tahu apa yang dipikirkan Bu Kem, Rey menunduk malu.
Dari arah pintu tampak seorang pemuda yang membawa dua tas, salah satunya tas ungu milik Nadia. Rey tahu sekali.
"Lo boleh pulang Rey, biar Nadia gua yang ngantar. Makasih banyak udah nungguin dia," ujar pemuda itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Jefrian Panduga. Kali ini Rey tak ingin menjadi pengecut lagi.
"Sama-sama Jef. Tapi maaf, gua yang bakal nganterin dia. Makasih udah bawain tasnya kesini," ujar Rey kemudian mengambil tas Nadia yang masih dipegang oleh Jefri. Rey benar-benar tidak akan membiarkan siapapun merebut yang menjadi miliknya.
Jefri hanya mengangkat sebelah senyumnya, ia tahu betul bahwa sampai kapanpun Nadia akan kembali pada Rey, begitupun sebaliknya.
"Oke, kalau gitu gua permisi. Jagain Nadia," sambil menepuk pundak Rey, Jefri berjalan keluar dari UKS.
Rey segera mengusap pipi Nadia, mencoba membangunkan gadis itu, "Nad, bangun yuk, pulang."
Gadis didepannya ini menggeliat, perlahan mata indahnya terbuka, menatap langsung kearah manik Rey.
"Bangun yuk, balik," ajak Rey lagi. Nadia membangunkan dirinya, kakinya sudah terasa baik-baik saja.
"Aku ketiduran lama banget, ya?" tanya Nadia sambil mengerjapkan matanya, masih pusing tampaknya.
"Gak kok, gak lama," jawab Rey kemudian memapah Nadia menuju arah parkiran.
"Aku bisa sendiri, Rey."
"Udah, diem aja."
"Tapi aku belum nelfon mamah buat jemput."
"Aku udah nelfon mamah, bilang hari ini kamu balik bareng aku," ujar Rey. Nadia cukup kaget, padahal ia baik-baik saja.
Tapi gadis itu tahu betapa keras kepalanya seorang Reynaldi, yang bisa ia lakukan adalah mengikuti apa kata-kata pemuda ini. Karena jika yang Rey mau adalah A, ia akan mendapatkannya apapun caranya.
Mereka tiba dengan aman dirumah Nadia, sepanjang perjalanan yang terdengar hanyalah suara radio kawula muda yang memutar musik-musik kekinian. Sesekali Rey akan mengikuti lagu yang tengah diputar.
"Nad," tahan Rey sebelum Nadia benar-benar keluar dari mobil.
"Iya, kenapa?" tanya Nadia lembut seperti biasa.
"Besok minggu ada acara gak?"
"Gak ada sih, kenapa?" tanya Nadia lagi.
"Mau pergi kencan sama aku?"
---
Akhirnya hari minggu tiba, sesuai janji Rey, mereka akan pergi kencan hari ini. Pukul sepuluh pagi tepat, pemuda itu telah tiba dirumah Nadia.
Nadia yang ngeliat Rey langsung speechless aja gitu, beneran ini Rey cakep banget pake kaos putih, trus bomber hijau, ditambah sneakers dari gucci, mana hari ini pake kacamata lagi. Beneran Nadia merasa kentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
After HTS ✓
Teen Fiction#10ChaptersProject seri #2 Tentang Rey yang berjuang kembali untuk mendapatkan Nadia. ©winniedepuh, 2020