10. Queen

541 64 4
                                    

Matahari sudah mulai menuju peraduannya secara perlahan, bergerak kearah barat pelan-pelan. Sinarnya yang mulai berwarna jingga tampak indah dilangit senja, meninggalkan kesan damai dan nyaman.

Kedua insan itu tampak tak berniat meninggalkan tempat itu barang sejenak, mata masing-masing dari mereka sibuk memproyeksikan langit senja hampir malam ini. Tangan panjang si pemuda tampak merangkul bahu ringkih gadisnya, menyalurkan perasaan aman dan nyaman didalamnya. Sesekali hidungnya akan mencium puncuk kepala sang gadis, menyesap wangi melon dari sampo gadisnya.

Sementara si puan masih tetap berada diposisi ternyamannya, bersandar pada pemuda beraroma mint ini. Ia suka wanginya, terasa aman dan kuat secara bersamaan. Tangannya masih melingkar di pinggang pemudanya, sementara sang netra sibuk menatap langit biru yang mulai berganti menjadi hitam muda.

"Rey?" gadis itu memecah keheningan yang mengonsumsi mereka sedari tadi.

"Hm?" gumam Rey.

"Apa yang membuatmu begitu jatuh hati padaku?" tanya Nadia random sekali, membuat Rey mengernyit bingung.

"Tidak tahu, apa mencintai seseorang membutuhkan alasan?" balas Rey disambut gelengan oleh Nadia.

"Aku hanya penasaran, soalnya kamu 'kan populer banget, banyak yang deketin. Kok mau sama aku?" ujar Nadia menarik diri, kini manik mereka saling bertatapan. Tangan Rey menyelipkan beberapa helai rambut yang menghalangi paras ayu milik Nadia.

"Karena kamu beda, kamu gak sama kaya mereka. Kamu mencintaiku apa adanya, menerima begininya aku, tak pernah menuntut apa-apa, menyempurnakan ketidak sempurnaan diriku. Karena kamu Nadia, bukan mereka," jawaban Rey membuat kurva sabit itu muncul diwajah Nadia.

"I love you, Rey," ujar Nadia membuat Rey tersenyum gugup, tetapi bibirnya tidak membalas ungkapan cinta Nadia sama sekali. Membuat Nadia bingung sekaligus kesal, "kok gak dibales?" tanya Nadia membuat Rey melepaskan kotak tawanya keluar.

"Nad," panggil Rey.

"Apa?" Nadia yang saat ini sudah kembali duduk sambil menikmati senja menjawab tanpa menoleh. Sungguh Indah sekali senjanya, kalau bisa ingin rasanya ia bawa pulang, kemudian ia bungkus untuk ditaruh dibawah bantalnya.

"Kamu," Rey menggantung ucapannya membuat Nadia menoleh.

"Aku kenapa?" tanya Nadia ikutan gugup, padahal dia sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Kamu mau gak jadi pacarku?" tanya Rey pada akhirnya setelah terdiam lama. Nadia membulatkan matanya tidak percaya, mencoba memahami maksud dari kalimat Rey.

"Rey, jangan dipaksa kalau-"

"Enggak, Nad. Aku yang harus berubah bukan kamu yang harus mengalah," sela Rey memotong omongan Nadia. Membuat Nadia mulai bingung harus bertindak bagaimana. Satu sisi ia sangat senang, namun disisi lain rasanya ia tak tega juga.

"Rey," lirih Nadia.

"Aku tunggu jawaban kamu, Nad. Kamu boleh pikir-pikir lagi," ujar Rey tepat ketika matahari benar-benar pergi dari langit dan malam mulai menggantikannya.

"Bukan gitu, kamu pasti udah tahu apa jawabanku 'kan?"

"Hm?"

"Masih selalu sama, Rey. Jawabanku iya dan akan selalu seperti itu," jawab Nadia kemudian memeluk Rey erat. Matanya tak mampu lagi mengeluarkan air mata, jantungnya berdegup tak karuan, serta bibirnya yang tidak berhenti menyunggingkan senyuman.

Rey membalas pelukan nyaman Nadia, seolah ia diterima ditengah kekurangannya. Perasaan gugupnya berganti jutaan sel bahagia yang pecah ke permukaan, kurva sabitnya kini melengkung sempurna, dan tangannya semakin memeluk Nadia erat. Rey benar-benar tak ingin kehilangan gadis ini.

"Terimaksih," ujar Rey pelan.

"Terimakasih kembali," balas Nadia.

Sungguh Nadia, Rey benar-benar bersumpah tak akan menyakiti dirimu walau sedikit saja. Karena mulai saat ini dan seterusnya Nadia akan menjadi Ratu disemesta hidup seorang Reynaldi.





Kau tidak akan pernah tersakiti lagi.
Tidak, kau tidak akan pernah tersakiti lagi.

- Queen by Prince Hussein -





END















Yeayyyyy akhirnya tamattt
sampai jumpa lagi di #10ChapterProject aku selanjutnyaaa

terimakasih sudah mendukung buku ini 💞💞

with love,
win 🌸🌸

After HTS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang