part 9

1.6K 188 69
                                    

🍁

"Lu cepetan kala—"

"Awwsh!" Shani mengangkat kepalanya, menatap orang yang entah dengan sengaja atau tidak menabraknya.

Deg.

Seolah tak busa berkata saat melihat siapa orang dihadapannya ini. Mimpikah?

"Shani."

'hallo shan, lo nggak papa?'

'shan, lo—'

Tutt..

Shani memutuskan panggilannya dengan Vino, menatap orang dihadapannya dengan tatapan bencinya.

"Lo—"

"Lama ga ketemu." Ujar orang tersebut.

"Dan gue ga berharap ketemu sama lo." Ujar Shani, dengan cepat ia mengambil langkah untuk menjauhinya tapi sial, gerakan orang itu jauh lebih cepat.

"Aku kangen Shan."

Shani terkekeh, ia membalikkan tubuhnya, "omong kosong." Ucapnya. Mati-matian Shani menahan tangisnya.

Ah, orang yang sama sekali tidak ingin Shani temui sampai kapanpun nyatanya kini ada dihadapannya, ya dia kembali.

Dia adalah Samuel.

Entahlah renca apa yang Tuhan berikan, kenapa pula Tuhan mempertemukan Samuel dengannya lagi?


Kenapa Tuhan kembali mempertemukan dirinya dengan manusia brengsek yang menghancurkan dirinya.

Samuel tersenyum, ia mendekat dirinya oada Shani yang sontak membuat Shani mundur. "Kenapa kamu takut?"

'Gue ga takut Samuel, gue benci sama lo.' batin Shani.

Shani bersiap melangkah untuk meninggalkan Samuel lagi, tetapi perkataan Samuel berhasil membuatnya menghentikan langkahnya.

"Itu anak aku Shan?"

Shani diam.

Perasaannya kini takut, membenarkannya bukanlah satu pilihan yang tepat. Jelas, Shani enggan untuk mengakui Samuel sebagai ayah dari anaknya.

"Ga dia anak Vino." Gumam Shani memperkuat hati dan pendiriannya. "Vino, tolong.."

Samuel mendekati Shani, kembali berdiri dihadapan Shani, "Dia anak aku Shan?" Tanya Samuel lagi, Shani masih membeku, ia tak tau harus bagaimana.

Samuel mengulurkan tangannya berusaha memegang perut Shani yang membuncit. "Kenapa?" Dia anak aku kan?"

"Berhenti bicara dan bilang ini anak lo!"

"Nyatanya kita pernah lak—"

"Dia anak Vino!" Jerit Shani dihadapan Samuel. Bukannya kaget, Samuel malah tersenyum manis padanya.

"Anak aku."

"Stop bilang itu!"

"Shan—"

Serendipinity  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang