5

29.2K 3.7K 582
                                    

Kau mengenalku? Kurasa tidak
Siapakah dirimu yang mendekatiku?

Taeyong menatap Haechan yang sedang terbaring di atas ranjangnya, "Apa Haechan kelelahan?" Tanya Mingyu.

Ya, kekasihnya itu sampai dirumahnya beberapa menit setelah Haechan tak sadarkan diri. Bersama Dino, adik Mingyu yang kini berdiri disebelahnya.

"Aku tak tau, seingatku ia baik-baik saja saat pulang dari sekolah tadi. Bahkan kami berdua sempat bercanda." Taeyong berucap seraya menghapus cairan yang mengalir dari kedua matanya.

Ia takut, takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada Haechan. Taeyong hanya memiliki Haechan dalam hidupnya, dan ia sangat menyayangi adiknya itu.

"Lalu kenapa ia bisa pingsan?" Dino ikut bertanya, "Apa Haechan melewatkan makan siangnya?"

Tidak mungkin, Haechan tidak selemah itu. Pingsan karena tidak makan siang? Lee Haechan mungkin sudah tiada sejak dulu. Adiknya itu terlampau malas untuk makan teratur.

"Tidak.."

"Tapi tadi terjadi sesuatu.." Gumam Taeyong pelan, tak yakin akan menceritakan hal ini kepada Mingyu.

"Apa yang terjadi?" Mingyu menatap Taeyong penuh tanya, ia menghampiri kekasihnya yang berdiri berseberangan dengannya, "Katakan padaku, ada apa?" Tangan Mingyu mengusap air mata Taeyong yang terus mengalir, "Hey.. Tidak apa-apa, sayang. Katakan.." Bisik Mingyu, kedua tangannya menangkup pipi Taeyong.

"H-haechan mengatakan sesuatu yang aneh tadi.." Taeyong mulai bercerita, diselingi isakan kecil. Matanya menatap sendu wajah Mingyu, "Dia bilang, aku harus ikut dengannya. Aku-aku tak tau apa maksudnya, tapi Haechan bilang, aku hanya miliknya." Taeyong semakin memelankan suaranya di akhir, matanya tak lagi menatap Mingyu. Takut jika kekasihnya tak mempercayai apa yang ia katakan. "..aku yakin, itu bukan Haechan."

Diluar dugaan, Mingyu menarik tubuh Taeyong ke dalam pelukannya. Jemarinya mengusap lembut kepala Taeyong, "Jangan menangis lagi."

Dirinya sedikit menjauhkan tubuh Taeyong, agar bisa menatap kedua netra legam kekasihnya. "Hanya aku yang boleh memilikimu, aku yang boleh membuatmu menangis. Dan kau-Taeyong.. kau hanya boleh ikut denganku, ke altar nanti." Kecupan mendarat di dahi Taeyong.

"Kalian lupa ada anak dibawah umur di hadapan kalian." Dino mendengus dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"Kau sudah tujuh belas, berhenti menjadi dramatis." Mingyu mendelik, Dino tak terima. "Hey-aish!"

Taeyong terkekeh melihat keduanya, membuat senyum Mingyu terbit di wajah tampannya. "Hyung tah usah khawatir." Ucap Dino, "Aku akan menanyakan masalah ini pada temanku, sepertinya dia tau soal ini." Walaupun menyebalkan, Dino tetap tidak tega saat melihat Haechan terbaring lemah seperti ini.

"Terimakasih, Dino." Taeyong tersenyum manis, Dino mengangguk sambil tersenyum tipis.

Well, siapa tau Mark Lee mengerti soal ini kan? Pikir Dino.

•••

"Lee sudah ditemukan, Kakek." Jaehyun berucap tegas.

Seorang pria yang sedang menatap keluar jendela besar ruangan tersebut akhirnya berbalik, tatapan dinginnya menusuk hingga ke ulu hati. "Aku tau."

"Jung.." Ardeus menatap tepat ke mata Jaehyun, "Jangan lakukan hal bodoh lagi." Netra Violetnya menyala tatkala Jaehyun balas menatapnya tajam, "Sudah cukup Kris yang mengkhianati keturunanku."

Obsession ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang