Jealously

282 25 16
                                    

hi, happy reading!

.

.

.

.

TIIINNNN TINNNNN

Suara klakson sebuah motor matic mengintrupsi pandangan menerawang Chanyeol.
"Hey Chanyeol, masih tidak berani membawa motor?" Chanyeol melihat sang pengendara motor yang berjalan melambat disampingnya untuk menyesuaikan jalannya sepeda Chanyeol.

"Yah begitulah hehe" cengiran Chanyeol malu.

"Naik sepeda akan membuatmu berkeringat dipagi hari, mulai besok kau kujemput ya. Jangan membantah, aku memaksa. Besok aku chat ya, jangan terlambat! Bye, aku duluan"

Choi Minho, sang pengendara sepeda motor tersebut, langsung melaju kencang tanpa menunggu respon Chanyeol terhadap tawarannya. Minho selalu baik pada Chanyeol, Chanyeol kerap kali merasa tidak enak karena Minho sudah berbuat banyak padanya.

.
.
.

Sesuai ekspektasi, Minho sudah menunggu Chanyeol pukul setengah tujuh didepan rumahnya. Dengan motor maticnya yang besar, ia duduk  di atas sepeda motornya sambil menunggu Chanyeol memasang sepatunya.

"Tumben kau bisa bangun pagi huh?" saut Chanyeol kepada Minho.
"Karena aku sudah berjanji padamu, aku tidak boleh terlambat. Ayo!"
Melihat Chanyeol selesai mengikatkan tali sepatunya, Minho langsung menghidupkan mesin motornya dan membonceng Chanyeol melaju kesekolah.

.
.
.

Chanyeol dan Minho berjalan keluar parkiran menuju kelas Chanyeol. Chanyeol dan Minho tidak sekelas, Minho lebih memilih kelas exact dibanding kelas social seperti Chanyeol.

"Aku akan antar kau sampai depan kelas, aku ini pria bertanggung jawab" Chanyeol mengerutkan keningnya mendengarkan ucapan Minho.

"Berhentilah membuatku jijik, Minho" Minho tertawa terbahak-bahak mendengar respon risih Chanyeol. Mengganggu Chanyeol memang selalu menyenangkan karena reaksi berlebihannya yang lucu.

"Selamat belajar Chanyeol cantik" Minho tersenyum jahil didepan pintu masuk kelas Chanyeol. Sementara Chanyeol mengacungkan jari tengahnya kepada Minho.

"Sejak kapan kalian dekat?" Kris datang dari belakang bersamaan dengan perginya Minho dari kelasnya.
"Huh? Bukan urusanmu" Jujur Chanyeol sangat risih jika ditanya seperti itu. Meskipun ia menyukai Kris tapi ini sama sekali bukan urusan pria itu walaupun Minho hanyalah teman yang berada satu lingkungan dengan rumah Chanyeol.

"Banyak teman pria tidak baik untukmu, ingat itu" Kris berlalu pergi ke tempat duduknya. Apa apaan tadi, kenapa dia bereaksi seperti itu. Apa maksudnya ini?

.
.
.

hii, ada yang baca rupanya, terharu aku:'
saran dong gaes cerita ini mau dibawa tema yang gimana. put in ur comment yaww

Every SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang