Falling

279 25 13
                                    

hi, happy reading!

.

.

.

.

"Everything that goes up comes to an end.
'Cause I fall for you at these times"

— Kris Wu - November Rain

"Tolong yang lain, ibu bosan melihat Park Chanyeol yang maju dan menyelesaikan soal lagi" Chanyeol langsung menurunkan perlahan tangannya yang mengacung ke atas. Ini sudah soal matematika mereka yang ketiga, dan dua soal sebelumnya siapa lagi kalau tidak si cerdas kebanggan kelas, Park Chanyeol yang menjawab. Baekhyun dan beberapa teman sekelas Chanyeol yang cukup pintar juga dapat menjawabnya, tetapi selalu kalah cepat oleh sang juara satu kelas ini.

"Ayolah anak-anak, kalian tidak ingin menjadi lebih pintar? Ibu sudah jelaskan dengan rinci, ayo masukkan rumusnya" Chanyeol menghela napas melihat soal yang berada di papan tulis. Soal ini sama sekali tidak sulit karena Kahi 선생 sudah menjelaskannya secara detil. Huft, beginilah jika pelajaran exact dilimpahkan kepada anak-anak sosial.

"Chanyeol, kamu pindah kebelakang, duduk dibangku Hani. Hani, kamu kesini didepan ibu."
"Baik bu" dengan gugup Hani berjalan ke bangku Chanyeol yang tepat berada didepan meja guru.

"Chanyeol, ajari teman-teman kamu di belakang, 10 menit lagi salah satu dari mereka harus maju memecahkan soal ini. Baekhyun juga, pindah ke sisi kiri. Ajari teman-temanmu"
Antara senang dan kesal Chanyeol mendapatkan tugas ini. Dia tidak pandai mengajari dan tidak sabar dalam menjelaskan kepada orang lain. Dia tidak habis pikir mengapa kemampuan orang tidak sama sepertinya, apa susahnya sih memperhatikan dan mempratekkannya?

'Aku malas sekali mengajari mereka semua, kalau tidak karena Kris disana ugh'
Tempat duduk Hani berada pas didepan tempat duduk Kris. Chanyeol tidak bisa marah pada teman-temannya karena ada Kris disana. Walaupun ia tidak yakin keberadaan Kris disana dapat meredam emosinya nanti.

"Senangnya ada Chanyeol, ayo Yeol ajarkan kami. Sungguh aku masih belum mengerti rumus integral ini"
Ini yang Chanyeol sukai dari Kris Wu, meskipun ia tidak pintar, tetapi dia selalu ingin belajar. Mencoba mengerjakan soal dan bertanya pada Chanyeol jika ia tidak mengerti.

Chanyeol sebisa mungkin menjelaskan. secara perlahan contoh soal integral kepada teman-temannya yang duduk di belakang ini. Chanyeol heran, kenapa mereka suka sekali duduk dibelakang padahal mereka tidak pandai dalam belajar.
"Jadi hasil akhirnya x kuadrat dikurang tiga x ditambah 7  ditambah C. Sampai disini paham guys?" Kris, Taeyong, Wendy, Lisa serempak menggeleng.

'Oh my goodness, kurang apa aku dalam menjelaskannya kepada mereka, aku sudah sangat pelan sekali' batin Chanyeol meronta kesal.
"Aku sudah menjelaskannya pelan-pelan, kenapa kalian tidak paham juga huh?"
"Maaf Chanyeol, tapi bisakah kau jelas kan ulang mulai dari bagian ini?" Lisa menunjuk buku soal Chanyeol dengan hati-hati. Dia tahu sekali Chanyeol sangat tidak suka mengajarkan orang lain.

"Kenapa disini tiga Yeol?" tanya Kris
"Kenapa ditambah C Yeol?" tambah Taeyong.
Mendengar pertanyaan mereka, Chanyeol mengerang frustasi. Ia membuang napas kesal.
"Kenapa disini tiga karena koefisien x adalah 3, ini pelajaran sekolah menengah pertama Kris, dan kau Taeyong, semua hasil jawaban integral tak tentu ditambahkan C karena ini bilangan konstanta. Jadi ibu Kahi menjelaskan didepan kalian kemana saja huh?"
Sungguh Chanyeol kesal sekali. Kenapa persoalan simple ini tidak dapat mereka mengerti.

"Sudahlah, jika Kahi 선생 meminta kalian maju kedepan, salin saja catatanku. Sungguh kesabaran ku habis. Sudah dua kali aku mengulang penjelasan, tetapi hasilnya nihil."

Chanyeol membalikkan badan dari teman-temannya yang duduk melingkari dia. Ia merebahkan kepalanya di atas meja. Dia bukan tipe orang penyabar. Sungguh kesabarannya di uji saat ini. Bahkan Kris juga membuatnya kesal karena mengajukan pertanyaan anak sekolah menengah pertama seperti itu. Chanyeol memejamkan matanya berusaha menenangkan emosinya, tiba-tiba ia merasakan tangan hangat menyentuh punggungnya.

"Hey Yeol, maaf kami tidak pintar dan tidak memenuhi ekspektasi mu, tapi bisakah kau jelaskan kepada kami sekali lagi? Kami sungguh-sungguh ingin belajar Yeol. Bersabarlah sedikit untuk orang-orang seperti kami"
Tangan itu mengelus punggung Chanyeol seakan-akan tahu perasaan kesal Chanyeol. Chanyeol mengadahkan kepalanya ke atas dan menatap mata hangat Kris.

'Oh Tuhan, lenyap sudah emosi ku karena tatapan teduhnya dan perkataannya yang manis'

.
.
.
.


disini chanyeol is exactly what i feel! susah emang ngajarin orang yah hahaha. chapter ini persis banget kejadiannya dengan keseharian aku dikelas ketika belajar matem.  put comment below yak, demi kalian ini aku buat agak panjangan. love u readers💞

Every SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang