Sorry, my son. #2

10.9K 770 13
                                    

Tak terasa hari sudah berganti, sinar matahari menembus jendela kamar yang kotor itu, lalu menyinari ayah dan anak yang tergeletak lemah di lantai.

Seseorang tersadar, ia meringis kesakitan, matanya memandang sekitar dengan samar, dilihatnya sosok anak yang dicintainya terkapar lemah

"Jimin" Namjoon menyentuh tubuh anaknya yang lemah

"Jimin.. Ayah mohon sadarlah nak.."

Namjoon menahan diri agar tidak menangis, melihat bagaimana anak yang dicintainya begitu lemah tidak berdaya, tak ada yang bisa ia berikan pada Jimin selain cinta dan perlindungan sekuat dirinya berikan.

"Haruskah aku menyerahkan dia sekarang?"

Namjoon sedang berfikir, menimbang bagaimana dampak untuk dirinya dan anak yang dicintainya

"Appa.."

Suara parau itu menyadarkan Namjoon dari lamunannya

"Jimin!"

Namjoon memeluk Jimin

"Jimin, appa menyayangimu"
"Jimin juga sangat menyayangi appa"

"Jimin, appa ingin bertanya. Jimin jawab jujur ya?"

Jimin hanya mengangguk

"Apakah Jiminie lapar?"
"Ya, appa"
"Apakah selama ini Jiminie makan dengan baik?"
".....ti-tidak appa"
"Apakah Jiminie bahagia, selama ini?"

Jimin mendongak

"Jimin bahagia, sangat bahagia"
"Kenapa?"
"Jiminie memiliki appa, appa menjaga dan menyayangi Jiminie, begitu juga eomma. Jiminie bahagia"
"Apakah semua luka ditubuh Jiminie menandakan bahwa Jimin bahagia?

Mata NamJoon memperhatikan semua luka di tubuh anaknya, sakit hati ia melihatnya, rasa marah ingin ia luapkan, ia merasa tidak menjadi ayah yang baik dan benar untuk putranya

" Jimin tidak bahagia kan?"

"Jimin bahagia appa, bagaimanapun jimin bahagia, jimin hidup itu sudah sangat cukup"

"Dengar Jimin. Appa tau semua ini appa yang memulai, yang membuat mu merasa tersiksa, yang membuat eomma mu tidak bahagia, yang membuat keluarga kita berantakan. Appa yang memulai, appa menyakiti kalian. Appa sungguh minta maaf Jiminie.."

"Appa tidak bersalah, appa melakukan itu karena Eomma, untuk Eomma. Appa tidak bersalah"

"Jimin, appa ingin Jimin hidup bahagia. Bisakah Jiminie menuruti permintaan terakhir appa?"

"Appa jangan pergi, jangan katakan apapun. Appa, Jiminie hanya memiliki appa"

Jimin mulai gusar, air matanya mulai menetes

"Jimin sabarlah dengarkan Appa, Jiminie tetap bisa melihat appa. Appa selalu bersama jimin. Appa hanya sedikit jauh, tapi Jimin masih bisa melihat appa, jimin bisa bertemu appa dan yang terpenting Jimin akan hidup bahagia"

"Jimin lebih memilih hidup seperti ini daripada harus kehilangan appa!"

Jimin mulai menangis kencang, hatinya sakit

"Jimin.. Appa mohon turuti permintaan appa jika Jimin ingin appa tetap hidup bersama Jiminie.."

Tangisan Jimin mereda, ia harus menuruti permintaan Appa nya jika ia masih ingin Appa nya hidup.

Dengan lemah Jimin menganggukkan kepalanya, dalam hati ia berkata

'Agar appa tetap hidup, Jiminie akan lakukan apapun'

Namjoon memeluk anak yang dicintainya, anak yang sebentar lagi akan menjadi milik Min Suga.

-----

"Jimin, sudah siap?"
"Sudah appa. Appa?"
"Ya?"
"Apakah kita memiliki foto keluarga?"
"Tentu saja"
"Jimin ingin membawanya, boleh?"
"Sangat boleh, tetap ingatlah kami Jiminie"

Namjoon memberikan selembar foto keluarga yang berukuran kecil untuk Jimin. Di foto itu tampak senyum dari keluarga kecil yang bahagia, menyayangi satu sama lain

"Appa, akankah ada foto keluarga kita lagi?"
"Ada, kau akan melakukan itu dengan keluarga barumu Jiminie"

Sakit, jimin merasakan sakit dihatinya. Dia sudah tau kemana dia akan pergi, ditempat itu dia akan menghabiskan sisa hidupnya disana, dia akan tinggal dengan keluarganya yang baru, dia akan tinggal bersama Min Suga pemilik Su Company tempat dimana appanya bekerja dulu.

"Jimin, jam sudah menunjukkan pukul 15.10 ayo berangkat, Tuan Min tidak menyukai orang yang tidak tepat waktu"

"Ung.." Jimin mengangguk

---

Namjoon dan Jimin telah sampai di depan mansion milik Min Suga, Namjoon memberitahu kepada satpam bahwa ia ada janji dengan Min Suga, satpam pun mengantarkan Namjoon dan Jimin ke pintu utama mansion Min Suga

Didepan pintu utama ada salah satu pelayan yang menyambut kedatangan Namjoon dan Jimin

"Namjoon-ssi, tuan Min telah menunggu kedatangan anda. Silahkan masuk"

Pintu mansion terbuka otomatis, pelayan wanita itu menuntun ke arah tempat pertemuan Min Suga dan Namjoon

Disofa yang terlihat mewah dan mahal itu, telah ada sosok Min Suga yang sedang memegang segelas wine, melihat kedatangan Namjoon dan Jimin, Suga meletakkan gelasnya lalu berdiri menyambut Namjoon dan Jimin

"Selamat bertemu kembali Namjoon-ssi"
"Ya, terimakasih banyak Suga-ssi"
"Duduklah"

Namjoon duduk, Jimin tetap berdiri ditempatnya. Dia kalut dengan pikirannya, dia akan tinggal dengan Min Suga di sisa hidupnya dan bahkan hidup Jimin masih lama, dia baru 14 tahun sekarang

"Dan kau, Jiminie"

Suara dominan itu menyebut nama Jimin, membuat pemilik nama itu menyelesaikan aksi kalut dengan pikirannya

"N-ne..?"
"Duduklah"

Jimin membungkuk memberi salam, lalu duduk disamping Namjoon

"Tuan Min.."
"Panggil aku Suga"
"Maaf. Suga.."
"Ya?"
"Ini Park Jimin, dia berumur 14 tahun. Bulan ini tanggal 25 dia akan berumur 15 tahun. Dia anak yang baik, dia anak yang penurut, dia.."
"Biarkan aku yang mengenalnya sendiri"
"Baiklah.."
"Apakah kau akan tinggal lebih lama disini? Aku akan ada pertemuan tepat jam 19.00 kau tau aku bukan orang yang senang tidak tepat waktu"
"Ah i-iya aku akan pergi sekarang"

Mata Jimin membelalak, dia menoleh ke appa nya, Jimin menggelengkan kepala, meminta agar appa nya tidak pergi

"Appa harus pergi Jiminie, kita akan bertemu nanti. Bahkan jika kau mau, besok aku akan mengunjungimu dengan izin Tuan Min"

Jimin meneteskan air mata, hidup dan mati ayahnya ada ditangannya

"Jimin.. Biarkan appa pergi dulu ya? Kita akan bertemu lagi"

Jimin menunduk, dia mengangguk lemah. Appa memeluknya dengan erat, lalu melepaskannya.

"Berbahagialah Jiminie, kebahagiaan appa tergantung pada dirimu, appa sangat mencintaimu"

"Jimin juga sangat mencintai appa"

"Baiklah Tuan Park, kau akan membuat ku terlambat"
"Maafkan aku, aku permisi. Tolong jaga Jimin untukku, bahagiakan dia ku mohon"
"Selamat bergabung kembali pada Su Company, ingat anakmu ada ditanganku"

------

Kini diruang tamu yang mewah itu hanya ada Min Suga dan Park Jimin.

Jimin terus menundukkan kepalanya, tidak mengatakan apapun dia hanya diam

"Jimin"

Jimin langsung mendongakkan kepalanya, matanya menatap mata tajam Min Suga

"Ne, ahjussi?"

"Jangan panggil aku ahjussi, panggil aku daddy. Mulai sekarang aku daddy mu"

"Ne.. Daddy"

######

Dilanjutkan tydaaacc?

My Daddy MinSuga-ParkJimin [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang