Semua Baik-Baik Saja

3.6K 261 1
                                    

Setelah hari pernikahan Hoseok dan Yoongi, Tuan Min dan Nyonya Min membawa Jimin bersama mereka. Suga memilih pasrah, berpisah dengan calon suaminya bukan hal buruk asal calon suaminya tetap baik-baik saja.

Hari ini Tuan Min dan Nyonya Min mendatangi Su Company

"Jadi ini perusahaan milikmu?" Ayah Suga bertanya
"Bukan, ini milik ayah RM"

RM yang berada disamping Suga mengernyit, "Hyung, ayah memberikan ini untukmu" RM membenarkan
"Ya, ayah RM memberikan semua ini untukku"

Suga menekankan kata 'semua ini' rasa sakit hati karena kejadian bertahun-tahun lalu masih Suga rasakan.

"Ayah RM yang merawatku semenjak hari itu, memberikanku apa yang beliau berikan pada RM. Kami diperlakukan sama, karena beliau menganggapku anaknya juga. Perusahaan ini sebenarnya dipegang oleh RM dan aku, namun RM memilih menjadi COO dan menyerahkan perusahaan ini padaku saja, jadi bisa dibilang.. ya Su Company adalah milik ku"

Yang diucapkan Suga memang benar, Tuan Min dan Nyonya Min terdiam, begitupun dengan RM yang memilih diam

"Aku tidak ingin ada hal sulit hari ini, jadi mari kita selesaikan pertemuan ini. Aku juga harus bertemu dengan Hoseok, kini dia menjadi CEO di cabang perusahaan Min kan?"

Merasa tak ada yang ingin menjawab, Nyonya Min mengangguk lalu tersenyum "Ya"

Suga mengangguk mendengar itu.

"Oh ya, bagaimana dengan Jimin ku?" Suga tidak akan lupa pada Jimin kecilnya

"Dia baik-baik saja, kurasa dia senang tinggal disana. Jimin kemarin membuatkan sarapan untuk kami, lalu aku mengajarinya untuk memasak dengan lebih baik lagi, Jimin anak yang ceria, dia juga bermain bersama Hoseok dan Yoongi saat mereka berkunjung, ibu senang Jimin berada disana" Nyonya Min menceritakan tentang Jimin dengan senyum terpatri diwajahnya

Suga lega mendengar itu, Jimin nya baik-baik saja.

"Suga, Jimin memintaku mengatakan ini padamu"

"Apa?"

"Bisakah Jimin membawa Jia kesana?"

Suga nampak berpikir, nyonya Min melanjutkan "Jimin takut mengatakan langsung padamu, takut kau akan menolaknya"

Suga tersenyum kecil, "besok aku akan datang, mengunjungi Jimin sekaligus mengantarkan Jia, tolong jangan katakan pada Jimin"

Nyonya Min tersenyum, anaknya ingin membuat kejutan untuk calon menantunya ternyata.

"Suga, aku senang kau menemukan kebahagiaan bersama Jimin" Tuan Min tersenyum

"Ya, tentu saja. Aku bahagia dengannya"

"Aku tidak ingin memesankan apapun padamu, aku yakin kau akan bertanggung jawab merawat, menjaga dan membahagiakan Jimin"

Suga menjawab dengan anggukan

----

Sampai dirumah, Jimin menyambut Tuan dan Nyonya Min

"Jiminie.." Nyonya Min memeluk Jimin

"Ibu.." Jimin membalas pelukan

"Aku senang kau tidak lagi malu-malu memanggilku ibu, bagus anakku" Nyonya Min mengelus surai Jimin

"Ah ya ayah.. ibu tadi Jimin membuat kukis, ingin mencoba?"

"Tentu saja" Tuan Min tersenyum

"Baiklah, ayah dan ibu duduk saja dulu Jimin akan bawakan kemari"

-

"Hmm ini enak.. Jimin cepat belajar, ibu menyukainya" Nyonya Min memberikan pujian

"Benarkah? Tadi Jimin merasa takut hasilnya akan sangat buruk"

"Tidak Nak, ini enak.. ayah melanjutkan kerja dulu ya? Ayah akan bawa satu piring ini keruangan kerja"

"Tentu saja ayah, Jimin senang ayah menyukainya, ayah jangan terlalu lama menghabiskan waktu diruang kerja, jangan lupa untuk istirahat" Jimin memijat pundak Tuan Min

"Astaga kau sangat pintar mengambil hati orang lain, baiklah nak ayah akan istirahat nanti" Tuan Min terkekeh dan meninggalkan ruang keluarga setelah mengelus lembut tangan kecil Jimin yang tadi berada dipundaknya

"Jimin.." Nyonya Min memanggil

"Iya bu?"

"Maaf ya.."

"Maaf? Maaf kenapa bu?"

"Ibu tidak berhasil membujuk Suga untuk membawa Jia kemari" Nyonya Min memasang wajah sedih

"Ah.. tidak apa bu bukan masalah, ibu tidak perlu meminta maaf"

"Tapi kau merasa kesepian"

"Tidak bu, ayah dan ibu sering menghabiskan waktu bersama Jimin jadi Jimin tidak merasa kesepian"

"Begitukah? Hm nanti ibu coba membujuk Suga lagi ya.."

"Tidak perlu ibu.. tak apa, para maid disini pun sudah cukup dekat dan bisa membantuku" Jimin tersenyum, lalu melanjutkan "Ibu.."

"Ya?"

"Terimakasih.."

Nyonya Min memiringkan kepalanya, sedikit tidak paham

"Terimakasih telah menjadi sosok ibu yang memperlakukanku dengan baik, terimakasih karena selama disini aku tidak merasakan sedih dan ketakutan, terimakasih mau menyayangiku walaupun aku hanya orang lain-"

"Jiminie.. kau anak yang baik, ceria dan manis, tak ada alasan untuk aku memperlakukanmu dengan tidak baik, harusnya disini aku yang berterimakasih kau datang dalam kehidupan Suga dan merubahnya, kau menjadi alasan Suga untuk bahagia dan memiliki hidup yang lebih baik, aku dan Tuan Min akan senantiasa menyayangimu dan membantu menjaga kebahagiaan milik Suga, kau bukan lagi orang lain dirumah ini, kau akan menjadi bagian keluarga kami, Min Jimin.. iya kan?" Nyonya Min tersenyum sendu, tubuh ringkih didepannya itu ia tarik untuk ia dekap, merasa Jimin akan menangis Nyonya Min menenangkan dengan mengelus lembut surai Jimin

"Tak akan ada lagi orang yang bisa membuatmu merasa tidak bahagia, takut dan sedih. Tuan Min pasti akan menangkap mereka dan membalas seperti apa yang kau rasakan"

"Ibu.. jangan membuatku takut pada ayah"

"Hahaha maafkan ibu nak" Nyonya Min melepaskan pelukan mereka dan menangkup kedua pipi Jimin

"Semua akan baik-baik saja" Mendengar itu Jimin mengangguk

-----

Pagi hari telah tiba, entah kenapa Jimin merasa tubuhnya lebih hangat dari biasanya. Enggan membuka mata, Jimin hanya menyamankan posisi tidurnya. Niatnya ingin menyambung mimpi, namun suara

"Jimin-ah diamlah"

Membuat Jimin terbangun dengan kaget.

Tak butuh waktu lama untuk Jimin membalikkan badannya, melihat siapa yang berada dibelakangnya, Jimin terkejut karena pria itu adalah




























































Jungkook.

Bersambung...

My Daddy MinSuga-ParkJimin [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang