Chapter #2

8.8K 334 2
                                    

Ge

"Sekolah lah! Kamu fikir ?" Serunya sembari memberhentikan taksi

"tapi aku kesinikan mau jemput kamu" jawab gue yang masih berusaha sabar dengan tingkahnya.

"Bodo! Aku bisa berangkat sendiri" Serunya kemudian menaiki taksi yang tadi diberhentikannya.

Salah lagi gue!

Guepun langsung menstater motor gue dan berangkat ke sekolah. Sendiri!

Sesampainya disekolah gue langsung memarkirkan motor ditempat biasa gue parkir. Setelah itu gue masuk kegerbang sekolah dan, pemandangan gak enak gue lihat pas pertama kali melangkahkan kaki ke gerbang.

Rere. Iya, dia lagi ngobrol sama seorang cowok. Dan lo tau siapa dia ? dia Reynando. Ketua tim basket dan cowok yang udah lama ngincer Rere. Disitu hati gue bener-bener berkecamuk. Gak tau apa yang harus gue lakuin.

Akhirnya gue milih untuk menuju kantin dan mengabaikan pemandangan pahit itu.

"Galau amat muka lu Ge ?" Tanya Valdo sahabat karib gue sejak duduk dibangku SMP.

"masa sih ?" jawabku singkat.

"iya, Rere lagi ?" tanyanya tepat sasaran

"apaan si do, gue lagi males bahas rere sekarang!" Sahutku lemas.

"ngapain lagi si tuh anak ?" tanyanya lagi lagi tepat

"udahlah do. Gue mau masuk kelas. Tambah bete gue ketemu lo" Seruku kemudian meninggalkan Valdo sendiri.

Diperjalanan menuju kelas seorang siswi perempuan yang nggak gue kenal siapa namanya menghampiri gue.

"Ge, mau kekelas ?" tanyanya

Dengan pandangan sinis dan datar gue jawab "menurut lo ?"

"ih sadisnya. Gue kan nanya baik-baik" Ujar cewek itu

"To the point aja deh" jawab gue masih dengan nada datar

"hehehe, jadi muka gue kebaca ya. Oke to the point aja ya. Jadi gini lo kan anak fotografi. Nah gue sama anak sanggar gue mau adain pentas tari gitu. Dan gue minta lo buat ngeliput acara itu. Mau gak ?" tanyanya dengan muka sok 'innocent' nya

"boleh, kapan ?"

"Minggu ini di aula sekolah, gimana ?" tanyanya lagi

"oke" jawab gue singkat.

Diapun langsung membalikan badan dan berjalan meninggalkan gue. Dan gue baru inget kalo gue gak tau siapa namanya. Jadi dengan sigap gue langsung pegang bahunya. Diapun membalikan badan

"ya ?" sahutnya.

"nama lo ? -"

"Dinda, anak kelas XII IPS 5" Ujarnya sambil mengulurkan tangannya dan tak lupa senyum. Guepun membalas uluran tangannya namun tidak dengan senyum. Sedetik kemudian.

"GERFINO RENANDAAAAAAAA" suara teriakan yang tak asing ditelinga. Yap! Rere. Aku menoleh ke sumber suara yang sedang berjalan menghampiri kami berdua.

Perang dunia selanjutnya dimulai!

***

Sesampainya disekolah akupun berjalan dengan lemas memasuki gerbang sekolah. Baru setengah perjalanan menuju gedung sekolah tiba - tiba ada yang memanggilku. Sontak aku langsung mencari dimana sumber suara berasal.

Ternyata itu Reynando atau biasa dipanggil Rey cowok yang katanya menyukaiku sejak aku duduk dikelas satu hingga sekarang aku duduk dikelas 3.

"Hai re." Sapanya dengan senyum mengembang diwajahnya. Dengan seragam basketnya yang terlihat agak kuyup ia berjalan menghampiriku.

"Hei Rey. Ada apa ?" seruku membalas sapaannya. Tanpa senyum karena aku masih agak badmood karena pertengkaranku dengan Ge tadi.

"gapapa kok, eh iya tugas bahas kita stu kelompok kan ?" tanyanya

"iya" jawabku singkat.

"terus kapan mau ngerjainnya ?" tanyanya lagi

"gak tau, tanya yang lain aja deh. Udah ya gue mau kekelas dulu." Seruku kemudian meninggalkan dia.

Dengan kaki yang lemas dan tak ada rasa semangat sama sekali aku berjalan menuju kelas yang berada di lantai satu. Diperjalanan menuju kelas aku melihat seorang yang benar-benar tidak asing sedang berjabat tangan dengan seorang cewek. Dan orang itu. Ge ?

"GERFINO RENANDAAAAA" jeritku dari tempatku berdiri sekarang. Sontak aku langsung menghampiri mereka berdua dengan api yang berkobar-kobar didadaku.

Dengan tatapan seakan ingin membunuh aku menatap Ge. Dan Dinda cewek yang sekelas denganku. Dengan rasa sesak didadaku aku mencoba untuk tidak terlihat rapuh dihadapan mereka berdua.

"kalian ngapain ?" tanyaku masih dengan emosi yang membara.

"kita, eh aku sama dia gak ngapa-ngapain kok" jawab Ge singkat. Namun aku tak langsung mempercayainya. Aku memejamkan mataku sejenak. Sedetik kemudian air mata mengalir disekitar pipiku. Aku menangis. Air mata sialan!

"kamu jahat Ge" sahutku kemudian berlari meninggalkan mereka.

"Re, aku bisa jelasin" samar aku dengar suara Ge berteriak. Aku tidak memperdulikannya dan melanjutkan berlari.

to be continued..

___________________________

thanks ya buat kalian yang udah mau baca cerita macem beginian hihi. maaf ya kalo jelek. jangan lupa vote juga kritik dan saran. semoga kalian suka. makasih

Childish!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang