Chapter #17

2.8K 137 2
                                    

Rere POV

..you got something i need. Yeah, in this world full of people that's one killing me. And if we only die once, i wanna die with you..

[Something I Need - One Republic]

Lagu itu terus bermain di playlist ku. Lagu yg di cover secara akustik oleh Ge itu selalu menjadi lagu wajib ku setiap hari. Suara Ge di lagu itu sangat merdu. Aku juga tidak tau sejak kapan Ge bisa menyanyi.

Setelah kejadian kemarin aku tidak menghubunginya sama sekali dia selalu mencoba menelfonku. Namun aku tidak berniat mengangkatnya. Dia juga mengirim banyak pesan kepadaku namun aku juga tak ingin membalasnya.

Tak lama kemudian ponselku bergetar.

Gerfino Renanda : masih marah ya ? Sorry ({})

Aku tidak menghiraukannya sama sekali dan kembali terfokus pada iPod ku. Tak lama kemudian ponselku kembali bergetar. Masih dari nama yang sama.

Gerfino Renanda : look at your window now baby :)

Aku masih menghiraukan pesannya. Saat itu jam menunjukan hampir pukul tujuh malam. Dan ponsel ku kembali bergetar.

Gerfino Renanda : gak peka amat si. Liat ke jendela sekarang sayang. Please!

Kali ini aku membalas pesannya. 'Bodo!'. Tak selang beberapa lama kemudian ponselku kembali bergetar.

Gerfino Renanda : *sabargesabar. Oke kalo kamu gak mau ngeliat ke jendela!

Aku mengernyitkan dahi sembari tersenyum geli. Maksudnya ada apa coba pake suruh liat ke jendela segala.

"...Oooooo... uuuu... uuuu .. yeeeaaah.." terdengar suara seperti itu diluar jendela dan disusul petikan gitar. Aku sangat terkejut mendengarnya. Ge ?

Aku langsung berlari ke jendela. Dan melihat Ge. Ia tersenyum kearahku senyumannya manis sekali dengan setangkai mawar yang ia selipkan di gitarnya. Ia mulai memetik gitarnya.

We had a date, I stood you up
You tried to call, but I didn't pick up
See I forgot about our plans,
please forgive me for ruining your night so many times

I'm sorry, I know you're mad
And I don't wanna be like every other man that you had
So I'm stoppin' all the childish things,
Girl, you mean too much to me
Your love is worth too much to lose

Girl, I know I broke your heart,
Trustin' me is really hard But watch how quick I change my ways
Starting today..
Starting today..

I know that I'm the one to blame
You say every man's the same
But watch how quick I change my ways Starting today..
Starting today..
Girl, I'm starting today..

Dan ia mengakhiri lagunya. Aku tersenyum sembari menggengam ponselku didepan bibirku untuk menutupi senyum ku itu.

Ia mengambil bunga mawar yang ia selipkan di gitarnya. Ia mendangak menatapku. Ia menggigit bibir bagian bawahnya seraya tersenyum. Senyuman termanis yang pernah ku lihat seumur hidupku.

"I'm Sorry.."

****

Ge POV

Dia menutup tirainya. Ia Rere menutup tirainya. Ya jelas lah dia masih marah. Bego banget gue kalo mikir dia bakal luluh sama lagu yang gue nyanyiin dengan fals tadi. Mendadak mood gue ancur dan rasanya. Aaaarrrrggghhhh!!!

Gue memutar badan dan berniat untuk balik. Baru beberapa langkah gue jalan gue merasa ada sepasang tangan yang memeluk gue dari belakang. Siapa ? Yakali mbak kunti. Eh siapa tau mbak kunti yang naksir gue gara-gara denger gue nyanyi. Iiiihhhh!

Gue menoleh kebelakang hati-hati. Ya takutnya kan mbak kunti beneran. Dan dengan sangat bersyukurnya gue menemukan yang pertama itu bukan mbak kunti dan yang kedua itu Rere. Ia Rere yang meluk gue.

Gue membelai tangannya halus. Ia menopangkan dagunya di bahu gue. Kemudian berbisik di telinga gue. 'I love you so much. Jangan tinggalin aku yah'

Gue tersenyum lega dan melepaskan pelukannya. Gue berbalik menghadapnya. Menghadap Rere maksudnya. Gue menangkup wajahnya menatapnya dan mencium pucuk kepalanya kemudian memeluknya. Dia tenggelam di dalam pelukan gue. Rasanya hangat dan nyaman.

'Aku gak akan ninggalin kamu. Aku janji!' Bisik gue. What ? Wait.. tadi gue bilang apa ? Janji gak akan ninggalin dia ? Bego aja jelas-jelas beberapa hari lagi gue akan pergi ke New Zealand dan pasti ninggalin dia lah. Ge tolol!

Tiba-tiba teringat bahwa beberapa hari lagi gue akan berangkat dan gue sama sekali belum berani ngomong sama Rere. Dan saat itu juga gue memeluk Rere lebih erat. Kayanya gue gak bisa ninggalin dia.

Gak pernah bisa ..

Childish!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang