Chapter #22

3K 141 0
                                    

Rere POV

Sudah hampir dua tahun kepergian Ge ke New Zealand namun sampai sekarang aku masih belum bisa move on darinya. Sekarang aku menjadi salah satu mahasiswi kedokteran di Universitas Indonesia.

Aku sedang duduk di perpustakaan kampus. Ditempat paling pojok sehingga tidak ada orang yang bisa melihat ku, kecuali orang yang sengaja ke tempat itu. Aku membuka tas ku dan mengambil kotak pemberian dari Ge.

Memori tentang kita berdua kembali terputar di kepalaku. Aku tersenyum penuh arti sembari memperhatikan kotak itu. Aku membenci Ge, Sangat membencinya. Tapi sepertinya aku tidak bisa membencinya. Walaupun ada seribu alasan untuk pergi. Aku memilih menggunakan satu alasan untuk tetap tinggal.

Entah apa kalian pikir aku ini terlalu bodoh jika percaya dengan kata-kata Ge yang suatu saat akan kembali dan akan menikahi ku. Mungkin saja disana dia dekat dengan perempuan lain. Mungkin saja dia telah menikah dengan perempuan lain dan mempunyai banyak anak. Entahlah!

Aku membuka laptopku dan membuka skype-ku sudah hampir dua minggu aku tidak Video call-an dengan Kinar. Karena jadwal mata kuliah ku yang padat dan juga tugas yang menumpuk pastinya. Maklum anak kuliahan.

Aku melihat Kinar juga sedang online dan buru-buru aku menekan video call. Tersambung.. dan....

"Haaeeeeee reeeeee. Kemana aja lo udah lama off terus. Udah lupa sama gue ? Udah punya temen baru iya ?" Serunya dengan suara khasnya.

"Apan si bawel" Sahut ku kesal.

"Kapan re maen kebandung ? Elah janji janji doang lo" Ujarnya.

"Ya entar lah kalo libur masa gue mau cabut gitu aja" Seruku kesal.

"Emosian buuu ? Hahaha ohiya by the way si Ge udah nge-add skype lo belom tuh ?" Tanyanya yang membuat ku tercengang. Hah ? Ge-nge-add-skype-gue. Ge tau id gue aja engga.

"Ge tuh gak tau id skype gue. Jadi gak mungkin lah dia nge-add skype gue" Sahut ku asal.

"Iiihhhh... kemaren tuh dia ngirim e-mail ke Refal terus minta skype lo. Kata Ge soalnya lo di e-mail gak di bales-bales-"

"Serius ? Lo tau kan gue gak pernah buka e-mail ?"

"Iya tau. Coba aja buka sekarang!"

"Iya.. iya. Eh tapi gue lupa password" Seruku cepat. Aku memang tidak ingat sama sekali soal password e-mail. Makanya aku tidak pernah membuka e-mail ku. Seingatku terakhir aku membuka email sewaktu aku masih pe-de-ka-te sama Ge.

"Ihhh.. ooonnnn. Cobaaa ingettt ingeett peres otak lo re!!" Serunya gemas.

Aku mencoba mengingat password e-mailku. Tapi aku benar-benar tidak mengingatnya sama sekali.

"Gimana inget ?" Tanya Kinar penasaran.

"Ahaaaa-"

"Enggak!"

*****

Jadi selama ini Ge mencoba menghubungi ku ? Tapi apa mungkin ? Rereeee inget dong passwordnya apaaa.

Aku telah mencoba membuka e-mailku beberapa kali. Tapi tetap saja gagal. Passwordnya selalu salah.

"Aaaaaaarrrrggghhh" Teriakku frustasi.

"Kamu kenapa re ?" Tanya mama penasaran.

"Ini loh mam, Rere lupa sama password email rere, dari tadi rere udah nyoba buka tapi salah mulu mam" Sahut ku kesal

"Kamu emang gak inget sama sekali ?" Tanya mama lembut.

"Mama sayaaanggg.. kalo aku inget dari tadi juga udah kebuka kali ini e-mailnya" Sahutku dengan nada sok lembut.

"Coba kamu periksa di buku diary, kamu kan suka nulis diary barangkali kamu nulis password kamu disana" Ujar mama sembari berjalan menuju dapur.

Buku diary ? Sudah lama aku tidak menulis diary. Tapi aku dulu memang selalu menulis apapun di buku diary. Hah iya benar. Selalu!

Aku langsung berlari kearah mama dan mencium pipinya cepat.

"Makaasiiihhhh mam" Seru ku sembari berlari kearah kamarku.

*****

"Buku, buku, buku, aaarrrrggghhh mana lagi nih buku pake acara ilang segala" Seruku kesal.

Aku mengobrak-abrik rak buku ku namun buku itu sama sekali tidak ada. Dimana kau wahai buku diary ? Aku mengacak-acak rambutku frustasi. Aku merebahkan tubuhku di lantai. Menatap ke segala arah dan mataku tertuju pada kolong tempat tidur.

Disana tergeletak sebuah buku berwarna merah muda yang telah usang, dengan pita dan gambar beruang yang lucu. Lucu sekali buku itu. Aku kembali menatap langit-langit kamarku. Waitt... buku diary!

Aku langsung masuk ke kolong tempat tidur dan mengambil buku itu. Aku membukanya satu persatu.

"Aku dan ge pergi ketaman, bukan. Aku dan ge makan cendol ? What ? Cendol ? Norak banget asli-" aku menggeleng tak percaya. Namun fokus ku kembali kepada password itu.

"Ge nyebelin, bukan. Nge-date kedua, bukan, password e-mailku. Ohmygoooddddddd!!!" Seruku bahagia.

"Email : RenataGiora@gmail(dot)com" Aku langsung mengambil laptop ku di ruang tamu. Dan mengetiknya.

"Password-" Aku kembali teralih ke buku diary itu.

"Childish ?"

Childish!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang