2. Meet

11 1 0
                                    


o0o–




Al mengangguk-anggukkan kepalanya seiring musik yang ia putar di mobilnya. Jalanan kota Seoul yang sepi karena waktu sudah menunjukkan tengah malam. Toko-toko di pinggiran jalan kota pun sudah banyak yang tutup,pun beberapa masih ada yang buka.

Mulutnya terus mengunyah permen karet yang sedari tadi ia makan. Alvenna juga gadis yang sangat menyukai peremen karet,di kamarnya bahkan selalu tersedia berbagai jenis permen karet. Hujan,salju,permen karet,Oma,dan juga kalung belahan hati yang selalu ia pakai adalah penenangnya.

Waktu berjalan,tak terasa ia pun sampai di rumahnya yang megah itu. Memarkirkan mobil putih sport kesayangannya di garasinya. ia turun dari mobil dan ttao terus mengunyah juga sesekali membuat balon dan membunyikan permen karet itu yang tak jarang membuat orang yang mendengarnya mengira itu suara ledakan kecil.

"Nona,tadi seseorang yang menyewa rumah belakang sudah datang" pak miseok security rumah Alvenna berkata dengan sedikit terburu-buru pada Al.

"Ah iya pak terimakasih ya pak" Al melemparkan senyum pada security nya itu. Ia lalu masuk ke dalam rumahnya, meletakkan kunci mobil di laci meja putih di ruang keluarga tepat di depan TV besarnya.

Ia berlari kecil ke atas untuk mengganti pakaiannya di kamar. Melepaskan sneakers berwarna kuning yang sudah sedikit kotor itu, meletakkannya rapi di lemari sepatu di wardrobe pribadinya.

Ia memakai piyama berwarna biru gelap kesukaannya. Tak lupa ia tentunya mengikat rambutnya seperti donat lalu turun tanpa membuang permen karet yang ada di mulutnya itu.

ia berjalan menuju rumah belakang yang ia sewakan itu.

itu adalah gambaran rumah belakang yang ia sewakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

itu adalah gambaran rumah belakang yang ia sewakan

itu adalah gambaran rumah belakang yang ia sewakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dan itu rumah depan yang ia tinggali.

Di tengah jalannya,ia melihat seekor anjing yang sedang bermain bola di rerumputan halaman tengah kedua rumahnya itu.

"Ck! Astaga kenapa kamu ada disini sih lolu!" Al mengomel sembari menggendong anjing putih berjenis Samoyed dengan kelamin jantan itu.

Al masuk ke rumah belakang itu yang sering ia sebut dengan rumah kenangan. Pintunya sudah tidak terkunci lagi. Matanya mencari-cari ke tiap sudut lantai bawah,tidak ada orang sama sekali,namun ada banyak kardus dan juga koper di dekat tangga.

Lolu yang tenang di dalam gendongannya itu ia bawa menuju lantai atas. Ia berjalan menuju kamar di ujung hampir dekat dengan tangga menuju rooftop. Lolu tiba-tiba lompat dari gendongan Alvenna.

"Haish! Lolu!" Kesalnya dengan anjingnya itu. Ia mengikuti perginya lolu. Anjing putih berukuran sedang itu masuk ke kamar utama rumah itu.

"Lolu jangan lar–" ucap kesalnya pada lolu pun terpotong karena melihat seorang pria yang sedang menggendong anjingnya itu.

"Oh hai,ini anjing milik kamu?" Sapaan juga tanya pria di depan kasur besar kamar itu. Al membalas senyuman pria itu dan sedikit mengangguk.

"Saya park Chanyeol,penyewa rumah ini"
Ia mendekat ke Al

"Oh hai,saya jeon Orlin Alanna d'amalio,pemilik rumah ini,cucu dari nyonya Cynthia d'amalio" jawab Al dengan lagi-lagi senyum manisnya yang mampu meluluhkan hati siapapun yang melihat senyuman itu.

"Saya bantu okay?" Ujar Alvenna sambil membereskan kamar itu.

"Ah tidak perlu nona,saya sudah menyuruh bibi untuk membantu membereskan semuanya besok pagi,lagi pula sekarang sudah pukul 1 malam, sebaiknya nona tidur" ahhhh senyumnya,mirip dengan senyuman khas papa yang menampilkan seluruh gigi putih dan rapinya itu, atmosfer ini benar-benar sangat nyaman,seperti papa berada di dekatku.

"Emm sebaiknya jangan panggil aku nona,panggil aku Al aja,anggap aku temanmu atau anggap aku adikmu" ia kembali tersenyum lalu mengangguk pada gadis dihadapannya.

Ahhhh Tuhan kenapa ini,ada apa ini jantungku berdebar begitu cepat saat melihat sosok tinggi,tampan,dengan rambut hitam pekat itu.

Ia berbalik,berlutut seperti mengambil sesuatu dari baliknya. ia mengeluarkan seekor anjing pudel hutan yang sangat lucu itu.

"Dia toben,anjingku,dia dan lolu akan menjadi teman" ucapnya sambil menggendong dua anjing lucu itu

"Aku gak cuma punya satu anjing,ada beberapa,juga kucing,toben bisa tidur di kamar para anjingku" ucap Alvenna menawarkan

"Makasih banyak al,oh iya,ini ada kue beras,tadi sebelum kesini aku mampir dulu ke toko kue beras langganan ku,semoga suka ya" dengan senang hati dia menyodorkan kotak kue beras dengan pita diatasnya itu kepada Alvenna

Al menerima dengan senyum hangatnya.
"Kalau begitu,aku kembali ke rumah dulu ya,toben dan lolu ikut aku,kalau ada apa atau butuh bantuan,cari aku di rumah depan saja"

"Okay,sekali lagi terimakasih banyak Al" ah tuhan... Lesung pipinya membuatnya semakin manis,sangat manis..

Al turun dengan kotak kue beras di tangan kanannya,juga toben yang ia gendong di tangan kirinya dan lolu yang berlari kecil mengikuti sang majikan.

Sampai di dalam rumah,senyumnya masih mengembang. Ia meletakkan kotak kue beras itu di dapur. Setelahnya,ia mengantar lolu dan toben untuk tidur di kamar khusus para anjingnya.

"Halo anak-anak,kalian dapet temen baru nih,toben!" Ucapnya dengan nada gembira sembari menurunkan toben dari gendongannya

•—–o0o–—•

" belum,saya belum mencintaimu, tapi tunggu esok,mungkin saya sudah tergila-gila olehmu "

-Pluviophile- /pcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang